Tips Memilih Jurusan Kuliah Untuk Remaja

 


Saat ini dua anak abege saya duduk di kelas XII. Artinya mereka berada di tahun terakhir Sekolah Menengah atas. Dan sedang bersiap melanjutkan ke perguruan tinggi. Selain mempersiapkan uang pendidikan untuk pendidikan tinggi, yang biayanya masya Allah. Yang sebenarnya perlu dipikirkan bersama itu adalah jurusan yang harus dipilih untuk dipelajari.


Tadinya ada obrolan dengan anak sulung dimana dia menawarkan untuk tidak lanjut kuliah jika saya keberatan biaya. Mengingat saat ini saya single parents. Tetapi saya katakana padanya, pendidikan itu seperti pintu untuk ke kesempatan berikutnya. Jika kamu tidak membuka pintu itu kamu tidak tahu kesempatan seperti apa yang akan kamu dapatkan di masa depan. Setelah diskusi tentang lanjut atau tidak itu selesai. Kami kemudian membuka diskusi tentang jurusan pilihannya.



Sementara ini focus pada pilihan anak sulung karena adiknya meskipun sama-sama kelas XII ia ada kewajiban pengabdian satu tahun. Sehingga lanjut kuliahnya di tahun berikutnya. Nah berikut beberapa pertimbangan yang sebaiknya diobrolkan dengan remaja di rumah tentang jurusan yang akan dipilih.

1.     Pertimbangkan semua jurusan yang mungkin untuk diambil. Ini penting sebenarnya. Semakin banyak informasi ilmu yang harus dipelajari semakin terbuka juga pemahaman si remaja dalam jurusan yang paling tepat untuk dirinya. Apalagi saat ini nanti tidak ada lagi jurusan eksak dan soshum. Semua boleh memilih meskipun lintas jurusan saat SMA. Menurut saya ini malah bagus. Apalagi yang namanya minat seorang anak itu berkembang seiring pemahaman dan juga lingkungan anak.

Anak  sulung saya terhitung anak visual. Keahlian dia dengan dunia gambar dan juga audio visual terhitung bagus. Foto-foto yang diambilnya baik dengan kamera handphone dan kamera professional terhitung memadai untuk ukuran anak SMA. Meskipun saat ini kami berburu pada jurusan diskomvis dan fotografi/sinematografi Tetapi tetap saja saya minta untuk melihat prospek di jurusan lain. Semisal Hubungan Internasional dan Ilmu Komunikasi. Bahkan saya minta ia membuka minat pada jurusan keguruan sebagai alternative tambahan. Saya juga menawarkan padanya jurusan bahasa Inggris dan bahasa asing lain seperti Jerman dan Prancis.

2.     Beri informasi sebanyak mungkin tentang jenis pekerjaan di masa depan yang bisa diambil sesuai minat anak. Kemarin saya mengobrol pada si sulung tentang desainer UI/UX. Dan juga prospek di masa depan. Bahkan kesempatan untuk remote dari berbagai Negara. Ia bahkan tertarik saat saya ceritakan tentang kemungkinan nomaden karena pekerjaan sejenis ini bias bekerja dari mana saja. Kami juga mengobrol tentang pekerjaan semisal ‘juru sembelih halal’ di negara-negara seperti New Zealand dan Australia. Saya ceritakan padanya bahwa pekerjaan sekaligus menjadi bagian dari dakwah islam itu tentu saja bagian dari gaya hidup seorang muslim, seharusnya.

3.     Meminta si sulung mengobrol dengan kakak kelas. Informasi langsung dari senior tentu saja sangat berharga. Karena mereka biasanya lebih jujur saat bercerita tentang jurusan yang mereka ambil. Bahkan kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi akan mudah disampaikan.

4.     Ikut open house beberapa kampus di Jogja. Karena kebetulan sekolahnya memberi fasilitas itu saya minta dia mengambil informasi sebanyak mungkin. Bahkan mengikuti semacam pre-test di beberapa kampus untuk jurusan pilihannya. Saya pikir anak-anak zaman now lebih terbuka informasi jurusan yang akan diambil. Bahkan kami bias searching di internet mata kuliah yang akan dipelajari mahasiswa jurusan informatika, misalnya.

Sementara ini itu sih yang saya obrolakan dengan si sulung. Rencananya nanti saya ajak dia berselancar di Linkedn sih. Hahaha. Biar dia melek juga bahwa pekerjaan di masa depan itu sangat luas dan beragam. Sebenarnya lebih seru lagi sih kalau bisa ketemu secara langsung dengan professional yang sesuai minatnya. Sayangnya kami tidak punya itu di circle terdekat.

Mungkin itu ya, sedikit sharing saya tentang obrolan pilihan jurusan untuk anak SMA. Semoga bisa sedikit membantu nih untuk teman-teman yang memiliki anak di penghujung SMA.

2 komentar

  1. Maa syaa Allah... Saya ketemu blog ummu lagi iseng nulis di gugel. Catatan homeschooler dan ketemu blog ini lagi. Saya seorang homeschooler pemula anak terbesar masih 4 tahun. Blog rujukan saya itu blognya bu Kiki Barkiah. Saya suka dengan ceritanya namun sayang penataan di blognya kurang rapih. Kalau ini sudah modern dan rapih jadi enak berlama lama mampir. Maa syaa Allah sukses selaluuuu umm

    BalasHapus
  2. Maaf OOT lagi Kalau boleh tau ummu pakai platform di wordpress atau blogger ya. Trus beli domainnya ini dimana ya umm providernya ? Trims

    BalasHapus

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.