Zoe, robot dan impiannya yang terdistraksi

 



Sebenarnya di tahun 2025 ini saya berjanji lebih banyak menulis tentang anak-anak dan keluarga. Tetapi ternyata hanya beberapa artikel yang terbit di blog ini. Sebelum 2025 usai saya ingin menulis tentang anak-anak saya ah. Kali ini ingin bercerita tentang kehadiran saya saat si zoe menjadi panitia pameran sekolahnya.



Sedihnya beberapa momen penting anak-anak tidak bisa saya hadiri karena saya harus di Bogor untuk kuliah. Meskipun ayahnya selalu mengirimkan foto-foto anak2. Tetapi rasanya ada banyak ‘memori baik’ yang saya lewatkan bersama anak-anak selama 1,5 tahun saya berkuliah ini. Huhuhu. Lap airmata dulu. Tetapi saya yakin di setiap keputusan yang saya ambil saat ini ada hikmah luar biasa di masa depan untuk kami sekeluarga.



Nah, bulan lalu saya menghadiri Art Exhibition-nya Tehcno Natura International School Yogyakarta. Iya, ini sekolah tempat abang Zoe menuntut ilmu saat ini. Dan di grade 8 ini abang Zoe menjadi panitia semua kegiatan sekolah. Dan kebetulan bertepatan saya bisa balik ke Jogja. Alhamdulillah.




Saya menyempatkan berkeliling ditemani abang Zoe untuk melihat-lihat art yang dipamerkan para student. Mulai dari level elementary sampai junior high school. Karena abang Zoe sibuk banget mengurus event pameran saya bisa berkeliling setelah mepet-mepet pameran hampir usai. Udah gitu kami datang telat karena saya harus mengisi workshop dulu di sebuah sekolah islam di daerah barat Jogja. Jadi hari itu dari Selatan saya ke Barat dulu baru balik ke Timur. Perjalanan panjang hari itu. Hahaha. Terima kasih kepada pak supir saya hari itu.


Saya jadi melihat sisi lain abang Zoe yang jarang saya lihat. Anak no 4 saya ini dari dulu memang berminat dengan dunia robot, seni dan teknologi. Beberapa kali dia menuliskan cita-citanya di resolusi akhir tahun kami adalah menjadi arsitek atau robotic engineer. Tetapi hari itu saya terkejut saat saya melihat poster yang dia buat. Cita-cita yang ingin diraihnya berbeda dengan yang pernah ia impikan sebelumnya. Saya tertegun di poster yang ia buat. Saya yakinkan lagi bahwa itulah yang tertulis di sana. Lembaran kertas poster yang dicetak dengan desain abstrak khas anak-anak DKV. Saya sih tahu betul bahwa cita-cita setiap anak bisa berubah. Kapanpun itu waktunya. Tetapi sebagai orang tua yang mempelajari perilaku dan tumbuh kembang anak dengan sangat serius (bahkan studi S3 saya tentang child development) saya menyadari ini bukan ‘bagian’ yang terjadi secara normal. Hari itu sampai kami pulang ke rumah saya tahu bahwa harus ada yang kami diskusikan.

Abang Zoe sendiri adalah anak yang paling misterius dari ke-6 anak saya. Dia pendiam, jarang bicara, tidak suka curhat dengan mudah seperti saudaranya yang lain. Tidak seperti abang sulungnya yang dengan mudahnya memeluk saya bahkan di tengah keramaian dan berbisik tentang apapun pada saya. Zoe adalah anak tenang dan sangat serius dengan sesuatu yang sangat dia sukai. Bahkan bisa dibilang Zoe sangat detail dalam urusan minatnya terhadap robot dan segala komponennya. Bisa dengan sangat efisien menyambungkan struktur kecil robot dengan kode di programming komputernya di usianya saat ini. Dia sudah menggeluti robotik dari kelas 2 SD.

Malam itu menjelang tidur Zoe saya ajak mengobrol di kamar. Mulai dari bagaimana perasaanya menjadi kaka panitia sampai apa saja kesulitan yang dilaluinya. Sampai akhirnya obrolan kami sampai pada psoter yang saya lihat di ruang exhibiton Tehcno Natura. Saya tanya, kenapa cita-citanya berganti sejauh itu. Meskipun sampai akhir dia tidak menjawab kenapa. Tapi saya yakinkan Zoe bahwa saya dan ayahnya akan selalu bersamanya dengan segala impian yang ingin dia raih. Saya yakinkan dia bahwa impian dia dulu untuk menjadi robotic engineer jangan sampai pupus hanya karena ia khawatir biayanya mahal atau apapun. Kami sebagai orang tua akan bekerja sekeras mungkin untuk mengantarkannya mencampai impian itu. Ada banyak hal luar biasa dari cita-cita masa kecil itu. Dan saya tahu betul harganya sangat mahal. Tetapi kami yakinkan ia akan selalu ada jalan untuk impian itu. Allah selalu memberi jalan untuk setiap lelah di atas jalan ilmu.

Sudah berbagai robot yang pernah ia rakit. Sudah berbagai program pernah ia coba. Pernah ia utak-atik sampai sedatail itu. Dan ia selalu berusaha menyelsaikannya dengan sangat baik. Saya yakin selalu ada jalan untuk impiannya.

Tidak ada komentar

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.