Tinggalkan Pembalut Sekali Pakai Untuk Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

 

TPA Piyungan
pict by Radar Jogja


Sebagai warga Pleret Perfecture, halagh hahaha. Tentu saja kami familiar dengan Tempat Pembuangan Akhir Piyungan (TPA). Kebetulan TPA Piyungan itu selemparan batu dari rumah saya di Segoroyoso, Pleret Bantul. TPA Piyungan ini menjadi salah satu TPA terbesar untuk tempat pengelolaan limbah se-Yogyakarta. Meskipun provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu masih terhitung kecil dibanding Jawa Tengah tetapi untuk urusan sampah bisa diadu. Haduh. Berdasarkan data dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, bapak Sutarto, setiap harinya TPA Piyungan tersebut menerima sampah mencapai 520 ton perhari. Sebuah angka yang ga main-main untuk kota yang tidak terlalu besar seperti Yogyakarta. Bahkan di hari libur seperti libur tahun baru atau hari besar agama, sampah yang diantar ke TPA Piyungan bisa mencapai 610 ton. Bayangkan sebesar apa gundukan sampah TPA Piyungan ini. Sebagai warga Pleret tentu saja saya mengalami rasa tidak nyaman jika berada di belakang truk pembawa sampah itu.



Setiap bulan saya membayar uang kebersihan sejumlah 30 ribu dan kebetulan petugas pengambil sampah di rumah kami adalah tetangga desa. Beliau mengambil sampah keliling kampung menggunakan pick-up tuanya. Dan saya sering bertanya dengan petugas pengangkut sampah yang kebetulan tetangga desa. “ Sampah apa sih yang paling tidak bisa dimanfaatkan kembali?”. Dan jawaban beliau bikin kaget juga. Jawabannya adalah “ pembalut sekali pakai dan popok sekali pakai”. Dan di Tempat Pembuangan Akhir limbah bekas pembalut sekali pakai memang akan berakhir pada penimbunan. Karena tidak bisa diolah sama sekali.

Seiring berjalannya waktu pembalut tersebut akan mengeluarkan gas metana yang berakibat pencemaran lingkungan. Pembalut sekali pakai dilangsir oleh mongabay.co.id, berdasarkan penelitian dari University of Exeter, metana adalah salah satu unsur gas rumah kaca yang menyebabkan kenaikan temperatur di permukaan bumi, dan menyebabkan dampak pemanasan lebih jauh karena kekuatan metana 25 kali lipat dalam menyebabkan pemanasan global dibandingkan karbondioksida (National Geographic Indonesia).

Hitungan kasarnya jika setiap perempuan produktif Indonesia menggunakan minimal 4 lembar pembalut sehari selama 6 hari. Maka ada 24 sampah pembalut dalam sebulan. Dikalikan jumlah perempuan indonesia yakni 131,88 juta (tahun 2018). Berarti ada sekitar 26 ton sampah pembalut setiap harinya. (Liputan6.com).



Dan tak hanya itu permasalahannya sampah pembalut tersebut dibuang bukan di tempat pembuangan sampah. Beberapa perempuan di Indonesia yang membuang sampah pembalut sekali pakai ke sungai, selokan atau tanah kosong. Bahkan data dari United Nations Environtment Program, produksi pembalut sekali pakai menyumbang emisi gas karbon sekitar 15 juta ton pertahunnya. Ini setara dengan 35 juta barel minyak yang digunakan untuk kebutuhan masyarakat. Wow.

 

Saya Berhenti Menggunakan Pembalut Sekali Pakai

Saya sendiri mulai mengambil keputusan ekstrim untuk berhenti menggunakan pembalut sekali pakai sejak Februari tahun 2019. Hampir 3 tahun ini saya konsisten tidak menggunakan pembalut sekali pakai. Termasuk panty liner dan dan sesekali mengenakan pembalut kain. Bisa dibilang berhenti menggunakan pembalut sekali pakai ini salah satu keputusan terbesar yang saya ambil.

 

Beralih ke Menstrual Cup



Sudah tiga tahun lebih saya menggunakan menstrual cup setiap periode haid datang. Benar-benar tidak menggunakan pembalut sama sekali. Menstrual cup sendiri adalah cawan berbentuk corong kecil yang terbuat dari bahan karet atau silicon. Berfungsi sebagai penampung darah haid. Berbeda dengan pembalut, menstrual cup ini dimasukkan ke dalam vagina. Jadi alat ini menampung darah haid di dalam vagina.

 

Yang menjadi problem adalah penggunaan menstrual cup memang tidak terbiasa dilakukan oleh kebanyakan perempuan. Karena penggunaannya yang harus dimasukkan ke dalam vagina sehingga tidak semua perempuan berani melakukan hal tersebut. Tetapi sebenarnya pemasangan menstrual cup itu tidak sehoror yang dibayangkan. Karena memang vagina perempuan itu sangat lentur jadi pemasangan menstrual cup sebenarnya sangat mudah.

Keuntungan Menggunakan Menstrual Cup

1.          Hemat

Kita tidak perlu lagi membeli pembalut. Uang untuk pembelian pembalut bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain. Misal dalam sebulan kita menggunakan 1 pak pembalut seharga minimal 20.000. Maka kita bisa menghemat 20.000 x 12 yakni senilai 240 ribu. Itu belum termasuk pantyliner dan biaya sabun dan air untuk mencuci bekasnya. Padahal jika kita belikan menstrual cup cukup sekali pembelian di awal saja untuk bertahun-tahun penggunaan. Harga menstrual cup bervariasi mulai 200 ribuan sampai 300 ribuan untuk penggunaan bertahun-tahun.

2.          Lebih bersih dan tidak ‘becek’

Kelebihan menggunakan menstrual cup adalah bersihnya area underwear yang menyebabkan rasa ‘becek’ karena kumpulan darah. Bahkan kumpulan darah di pembalut juga menimbulkan bau tidak sedap. Sedangkan dengan menstrual cup underwear kita akan kering. Mengeluarkan isinya juga tinggal tuang ke kloset dan siram. Tidak ada bau karena darah yang mengumpul di pakaian dalam. Dan tinggal dicuci dengan air bersih dan bisa dipakai kembali.

3.          Tidak ada sampah yang dihasilkan

Benar-benar tidak ada sampah dengan menggunakan menstrual cup. Bahkan kita cukup membuang isinya dan menyiram menstrual cup dengan air dan menggunakannya kembali. Tidak perlu dikucek sebagaimana kita mencuci pakaian dalam yang terkena darah haid.

4.          Lebih hemat air

Menggunakan menstrual cup menyetop penggunaan air berlebihan saat mencuci bekas darah haid. Bahkan kemasan menstrual cup kebanyakan adalah kain yang bisa gunakan sebagai wadah jika menstrual cup sedang tidak digunakan.

5.          Nyaman digunakan untuk beraktivitas.

Karena ia ada di ‘dalam’ sehingga tidak ada seperti sesuatu yang mengganjal di pakaian dalam. Selain itu penampungan darahnya bisa mencapai 5-9 jam. Tergantung kondisi masing-masing perempuan dan volume darah haidh yang dihasilkan. Saya sendiri menuang menstrual cup setiap 3 jam sekali.

 

6.          Lebih Aman Untuk Tubuh

Mau tidak mau penggunaan pembalut sekali pakai memberi dampak bagi kesehatan perempuan. Paling minimal adalah ruam pada kulit. Dampak paling ekstrim adalah kanker karena pembalut sekali pakai memang menggunakan bahan kimia dalam proses pembuatan dan juga bahan pengisi. Dan menstrual cup terhitung aman dari bahan kimia.

 

Bagaimana memulai menggunakan menstrual Cup

Saran saya adalah bangun rasa bersalah terhadap bumi dalam pikiran kita jika kita menggunakan pembalut sekali pakai. Pengurangan penggunaan pembalut sekali pakai menjadi bagian dari #UntukmuBumiKu dan bagian dari #TeamUpForImpact . Lalu setelah memutuskan untuk menggunakan menstrual cup memang saat pemakaian awal kita agak merasa risih karena tidak terbiasa. Tipsnya adalah “ Rilex”. Nyamankan diri kita saat akan menggunakannya. Untuk tutorial penggunaannya bisa dilihat di yutub. Pilih cara yang paling nyaman buat kita. Masing-masing orang mungkin berbeda masa adaptasinya. Ada yang sekali pakai langsung nyaman ada juga yang butuh pembiasaan. Saya sendiri mulai terbiasa menggunakan menstrual cup di bulan ke-3 penggunaan. Sekarang, saya benar-benar tidak pernah lagi beli pembalut sekali pakai bahkan pantyliner sekalipun. Karena untuk pantyliner saya menggunakan kain biasa. Benar-benar lebih plong rasanya. Kalau dulu, rasanya berat sekali melihat tumpukan bekas pembalut saya sendiri. Padahal sudah saya cuci bersih. Oia ini artikel saya tentang pengalaman pertama menggunakan menstrual cup.

https://www.catatansiemak.com/2019/03/pengalaman-pertama-menggunakan.html

Yuk berperan aktif dalam mejaga bumi kita. Dan menjadi bagian dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Agar bumi ini menjadi layak kita tempati bersama seluruh makhluk Allah yang lain. Bukan hanya kita yang berhak hidup layak di bumi ini tetapi seluruh hewan dan tumbuhan juga layak hidup dengan aman di bumi ini.

22 komentar

  1. Udah penasaran banget dgn menstrual cup sejak banyak cewek2 yg mengulas di blog dan socmed.
    tapii, aku baru tersadar kalo fakta tentang pembalut dan diapers sekali pakai tuh se-mengerikan itu ya mbaaa

    BalasHapus
  2. Saya sejak pandemi memutuskan lebih peduli pada gaya hidup pro lingkungab. Salah satunya dengan memakai pembalut kain sampai sekarang. Lebih hemat biaya dan juga jadi minim sampah. Pengin sih coba menstrual cup..tapi belum ada nyali hihi

    BalasHapus
  3. Saya belum pernah pake menstruaal cup nih masih ad ketakutan heheh, tp bisa jg nih untuk sebagai langkah melindungi iklim

    BalasHapus
  4. Jorok sekali ya kalau ada perempuan yang membuat pembalut ke sungai/selokan,menjijikan deh. Btw aku termasuk telat nih mom dengar menstrual cup.Apakah alat ini sudah dijual di toko kosmetik/obat? ribet gak sih penggunaannya.Perlu pencerahan nih

    BalasHapus
  5. Rasa bersalah pakai pembalut sekali pakai ada banget mbak, hiks :(
    Tapi jujur aku juga termasuk orang yang ga beranian pasang menstrual cup, baru liat bentuknya aja udah merinding wkwkw aduuuh :))
    Btw, menstrual cup ada kadaluarsanya ga sih untuk pemakaian? Soalnya kan dipakai berkali-kali ya, apa ada perubahan bentuk, penyusutan bahan, dan lainnya?
    Mesti steril banget ya kalo abis dipakai, soalnya diletakkan di dalam, aku mikirnya harus selalu higienis.

    BalasHapus
  6. Sudah lama mendengar tentang menstrual cup ini, tapi masih bingung aja. Ternyata malah banyak keuntungannya yah dan Mba sudah lama menggunakan, salut.

    BalasHapus
  7. Aku miris banget Mak sama yg buang pembalut ke selokan, jorok banget ya, apalagi dalam keadaan belom dibersihkan.
    Butuh kesadaran sendiri untuk membangunnya,kbayang sampah pembalut yang menumpuk juga.
    Nah aku belom berani pake menstruasinya cup ini, masih ngilu kalo dimasukin ke dalam vagina.

    BalasHapus
  8. Aduh ini reminder banget untuk aku yang masih menggunakan pembalut sekali pakai. Jujur aku tuh pengen banget sebenarnya mencoba menstrual cup tapi masih maju mundur. Sepertinya bisa mulai dengan menggunakan pembalut kain ini ya mbak.

    BalasHapus
  9. Ngeri banget ya sampah yang dihasilkan oleh perempuan, termasuk saya. Saya berniat menggunakan pembalut kain yang bisa digunakan beberapa kali. Kalau menstrual cup, saya harus punya keberanian yang lebih nih.

    BalasHapus
  10. Aku masih pake yang sekali pakai nih kak..huhuhu...belum berani pake menstrual cup.. Padahal banyak banget ya manfaatnya..selain hemat pengeluaran, zero waste, hemat air juga..

    BalasHapus
  11. aku belum berani mbak pakai menstrual cup, mungkin karena sugesti aja kali yaa dan belum pernah pakai juga.
    kalau saya pakai pembalut yang bisa dicuci sih supaya pas dibuang dalam keadaan bersih. cuma gitu ya, jadi nambah sampah juga. duh jadi merasa bersalah sama bumi.

    BalasHapus
  12. Iya sudah mulai banyak yang pakai ya Mak menstrual cup, kalau aku masih pakai pembalut kain yang bisa dicuci dan dipakai ulang, belum berani cobain yang menstrual cup..

    BalasHapus
  13. Baruu tahu tentang menstrual cup ini, belum ada gambaran sama sekali melihat bentuknya masih penasaran dg cara pasangnya.

    Memang kita harus mulai aware terhadap keberlangsungan alam, Bismillah mulai mencari tahu tentang menstrual cup ini.

    BalasHapus
  14. Nah ini aku perlu banget informasi mengenai pembalut kain dan menstrual cup. Karena ini juga baiknya tidak hanya untuk alam tapi untuk dompet, hehhe.. Kan jadi gak pake ngluarin duid buat beli pembalut sekali pakai yaa..
    Nyamannyaa...

    BalasHapus
  15. Sebenernya sudah banyak yang membagikan sharing menstrual cup, tapi apalah daya masih belum berani untuk mencoba mbbak
    Tapi kalau untuk pakai pembalut kain itu yang berani makainnya
    sekalipun masih sering stok yg pembalut sekali pakai

    BalasHapus
  16. Wah um udah pakai 3 tahun ini ya, aku mau pakai masih maju mundur ini haha..masih kayak...duh masukinnya kepiye atau kerasa ngganjel gitu, sejujurnya ngerasa bersalah bgt masih pakai pembalut tampon gitu. Ah bulatkan tekad pakai menstrual cup bismillah

    BalasHapus
  17. Ah iya mbak
    Meninggalkan pembalut sekali menjadi salah satu langkah konkrit kita dalam mencegah perubahan iklim ya mbak

    BalasHapus
  18. tim menscup datang. Aku belum bisa lepas pospak untuk anak maka langkahku ya pakai menscup. Beneran nyaman, mbaaa, kadang lupa kalo lagi haid saking nyamannya. hahaha...

    BalasHapus
  19. Mau dong maakk dikasih referensi seller menstrual cup yang oke. Paling tidak kalau sudah memilih langkah ini, kita ikutan menjaga bumi kita kaaann...

    BalasHapus
  20. yang masih membuat ragu itu, penggunaan menstrual cup kan harus higienis nih.
    kalau langsung dicuci pakai air biasa, aman kah?
    karena kan kualitas air di berbagai tempat tuh beda-beda

    BalasHapus
  21. Andalan banget ya mak, bisa ikut menjaga lingkungan. Aku masih takut takut bayangin pas masukin alatnya, nanti kl sudah ada keberanian, kucoba ya mak..

    BalasHapus
  22. Dulu pernah punya menscup merk moon cup yang mahal itu. Sayangnya ilang pas travelling hiks. Kayaknya ketinggalan pas lagi mandi. Lupa. Sekarang mau beli baru, rekomendasi merk menscup yg oke dong mbak

    BalasHapus

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.