Menyampaikan
Pesan Kebajikan
Melalui Dongeng Yuuk!
(Workshop
Dongeng Bersama PUAN mengajar)
Kemarin saya
berkesempatan hadir di event Workshop PUAN Mengajar 1000 Guru dengan tema “Membangun Karakter Anak
Melalui Media Dongeng” yang diisi langsung oleh pakar dongeng kak Awam Prakoso dari kampungdongeng.com .
Saya dan suami sendiri
dipastikan bercerita pada anak-anak setiap hari. Sehabis subuh itu jadwal
ayahnya dan pagi sekitar jam 9-an jadwal saya. Itu belum termasuk nanti saat
ada waktu jeda sehabis salat maghrib bersama ayahnya. Dan menjelang tidur
bersama saya.
Nah kemarin kak Awam menambah
referensi saya nih agar sesi bercerita saya alias mendongeng saya lebih
interaktif dan hidup.
1. Mendongeng
Adalah kegiatan kreatif
Mendongeng itu adalah kegiatan
kreatif dalam menyampaikan pesan. Percayakan kalau pesan itu akan lebih mudah
sampai pada anak jika dalam bentuk diceritakan. Bukan sekedar nasihat yang
panjang dan menggurui. Jadi pesan kebajikan yang ingin kita sampaikan
benar-benar bisa diterima anak-anak.
2. Kreatif dalam
membuat naskah cerita
Jangan takut mempersiapkan naskah
yang bagus untuk anak-anak. Sesuaikan dengan usia anak, sesuaikan naskah dengan
tema yang akan disampaikan, naskah yang dipilih harus sesuai dengan tujuan
untuk membangun karakter anak, yang berarti terhindar dari unsur yang tidak
baik (semisal kata-kata jelek meskipun buat becandaan aja). Semakin banyak
bacaan menurut saya menambah suplai kita untuk membuat cerita yang bagus.
3. Kreatif dalam
mengolah Naskah cerita
Ini memang sepertinya butuh jam
terbang untuk menghasilakn naskah cerita yang kreatif. Yang penting sih
perbanyak latihan. Perbanyak bacaan. Perbanyak wawasan dengan cerita-cerita
bagus dikeliling kita. Kemarin saya sendiri benar-benar memberi aplaus luar
biasa untuk kak awam dalam memberikan dongengnya. Saya bisa bayangkan bagaimana
antusiasnya anak-anak kalau kak Awam sudah in action. Lah saya sendiri aja
sampai nganga hahahaha.
4. Kreatif dalam
penyajian cerita
a. Kreasi suara,
jangan ragu
menggunakan bermacam jenis suara. Buat suara masing-masing karakter berbeda. Jika
bercerita tentang gajah dan singa ya cobalah menirukan suara gajah dan singa. Kalau
saya kayaknya bakalan nyerah deh kalau bagian niru suara ini. Hahahaha. Yang ada
anak-anak malah ngakak liat saya. Kalau cerita tentang kakek dan cucunya
buatlah suara khas orang tua lanjut usia dan untuk cucunya buatlah suara
anak-anak lengkap dengan cadelnya yang khas. Pasti seru kan?
b. Kreasi wajah,
ini bagian yang
annoying banget buat saya, hahahaha. Tapi buang deh rasa jaim kalau pas bagian
kreasi wajah ini. Lupakan rasa malu.
c. Kreasi gerak
tubuh, ini
sepertinya lebih gampang untuk dilakukan. Lebih mudah untuk dilakukan banyak
orang.
d. Kreasi alat
pendukung, jika
butuh alat pendukung gunakan saja secara maksimal. Misalnya butuh boneka
tangan, selendang atau benda-benda yang berkaitan dengan cerita.
Nah semoga sedikit cerita hasil
workshop ini bisa dimanfaatkan oleh teman-teman ya. Oia Workshop Puan Mengajar
ini hadir di 3 Kota lo. Antara lain Jogja, Jambi dan Lampung.
Jadi ngebayangin makirul cerita dengan gaya kak Awam. Kl pas ketemu, praktekin ya mak.
BalasHapusPoin nomor 1, setuju banget, itu juga yg diajarin sama terapis mendengar nya Ubii, TFS ya, Mba Irul :*
BalasHapuskadang aku suka cerita sama anakku, bukan dongeng beneran sih, Mba. Apa aja aku ceritain apalagi kalau ada hal penting hal harus anakku tahu. Aku ngarang2 aja sendiri :D
BalasHapusKeren! Aku pun suka bercerita .. Dan lewat dongeng banyak pesan baik yang bisa kita sampaikan ya
BalasHapusLucu banget pas lihat kak awam mendongeng...full suara2 hewan juga...hehee
BalasHapusLucu banget pas lihat kak awam mendongeng...full suara2 hewan juga...hehee
BalasHapus