Jika Aku Tim Nusantara Sehat
Jika Aku Tim Nusantara Sehat? Itu tema yang harus saya tulis agar
mengantarkan saya ke Batam bersama Tim Nusantara Sehat-nya Kementrian Kesehatan RI. Dimana fokus
kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk periode 2015 – 2019 adalah
penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes) Primer. Prioritas ini didasari oleh
permasalahan kesehatan yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang
masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup yang sangat
ditentukan oleh kualitas pelayanan primer. Sumber: http://nusantarasehat.kemkes.go.id/content/sekilas-nusantara-sehat.
Jika saya diminta menjawab maka di benak saya yang muncul adalah komunitas yang
saya dirikan sejak tahun 2012, Emak School.
Tim Nusantara Sehat
sendiri adalah program penempatan tenaga kesehatan berbasis tim. Dilakukan
berdasarkan hasil kajian terhadap distribusi tenaga kesehatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
pada tahun 2012. Salah satu rekomendasi
kajian menunjukkan bahwa penempatan tenaga
kesehatan untuk daerah tertentu lebih baik jika dilakukan berbasis tim.
Kajian tersebut ditindaklanjuti dengan uji coba penempatan tenaga kesehatan
berbasis tim pada tahun 2014 di 4 Puskesmas pada 4 kabupaten di 4 Propinsi
(Prop. Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua) dan berhasil
meningkatkan kunjungan Puskesmas serta
Upaya Kesehatan Masyarakat. Wow, keren bangetkan program yang satu ini.
Mendekati masyarakat melalui komunitas berbasis perempuan khususnya para
ibu.
Kenapa Emak School. Karena
saat saya membaca tentang apa itu Tim Nusantara Sehat-nya Kementrian Kesehatan
maka saya teringat dengan Emak School lakukan di desa-desa di Bantul
Yogyakarta. Emak School sendiri adalah semacam wadah para ibu-ibu di desa saya
untuk berkumpul dan belajar bersama tentang segala macam hal yang berimbas buat
kehidupan perempuan, anak dan keluarga. Bisa di baca di sini dan di sini. Jadi
jika saya menjadi Tim Nusantara Sehat maka saya akan memulai dengan pendekatan
pada para ibu. Kenapa para perempuan atau para ibu. Karena tradisi masyarakat
Indonesia manajemen keluarga dipegang oleh ibu. Mulai dari pengasuhan anak
terbesar dipegang ibu, menentukan manajemen pemasukan dan pengeluaran keluarga
adalah para ibu. Bahkan banyak keputusan keluarga ditentukan oleh para ibu.
Nielsen Media Research (NMR) antara Juni – September 2003 pernah melakukan survei tentang wanita, yaitu dengan metode wawancara langsung tatap muka dengan total responden 13.300 di sepuluh kota besar di Indonesia (Jakarta, Botabek, Bandung, Surabaya, Gerbangkertasusila, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang & Denpasar. Salah satu hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas wanita adalah ibu rumah tangga, secara rinci mengatakan bahwa 44.5 % adalah ibu rumah tangga, 20.5 % karyawati, 11.5 % manajer, 10.9 % pengusaha, lainnya 10.2 % serta mahasiswi 2.4 %.
Nielsen Media Research (NMR) antara Juni – September 2003 pernah melakukan survei tentang wanita, yaitu dengan metode wawancara langsung tatap muka dengan total responden 13.300 di sepuluh kota besar di Indonesia (Jakarta, Botabek, Bandung, Surabaya, Gerbangkertasusila, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang & Denpasar. Salah satu hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas wanita adalah ibu rumah tangga, secara rinci mengatakan bahwa 44.5 % adalah ibu rumah tangga, 20.5 % karyawati, 11.5 % manajer, 10.9 % pengusaha, lainnya 10.2 % serta mahasiswi 2.4 %.
Berdasarkan hasil riset
dari NMR tahun 2003, wanita untuk SES A1 dengan penghasilan Rp. 2,25 juta ke
atas terdapat 84 % wanita menjadi pengambil keputusan pembelian barang.
Berikutnya SES B dengan penghasilan Rp. 1,25 juta – 1,75 juta sebesar 85 % pembelian
barang ditentukan oleh wanita. Demikian pula SES C, D dan E wanita juga dominan
dalam keputusan pembelian barang yaitu 87 %, 85 % dan 81 %. (Majalah CAKRAM edisi Mei 2004 : 9)
Saya dan Emak School di
Yogyakarta memulai pendekatan dengan para ibu. Kami berkumpul secara rutin
sebulan sekali dari rumah ke rumah. Beralas tikar lusuh sambil membawa
anak-anak di gendongan. Kami biasanya meminta salah seorang relawan untuk berbagi
ilmu tentang kesehatan, kampanye ASI eksklusif selama 6 bulan, pengasuhan anak,
menjaga kesehatan lingkungan sampai pengelolaan ekonomi keluarga.
alat peraga sederhana saat pembuatan alat penyaring sederhana |
Kampanye Hemat Air |
Nah itulah yang akan saya
lakukan jika saya ada di Tim Nusantara Sehat. Saya akan mendekati para ibu. Kemudian
berbincang santai tentang apa yang mereka butuhkan agar hidup sehat.
Kampanye hidup sehat dari rumah dan hal sederhana
Emak school sendiri
pernah berkampanye ‘ Hemat air’ dari rumah. Penyuluhan pembuatan kompos dari
limbah Rumah Tangga. Pembuatan snack murah dan sehat berbahan sumber makanan
lokal. Dan masih banyak lagi yang dibagi di Emak School. Yang paling sering dan
rutin adalah kampanye ASI Eksklusif selama 6 Bulan. Bahkan yang fenomenal
adalah pembagian stiker “ Dilarang merokok di dalam rumah yang memiliki bayi,
balita dan ibu hamil” yang ditempel di rumah-rumah anggota Emak School. Merokok
masih kebudayaan yang melekat di desa kami. Padahal kebanyakan anggota Emak
School adalah ibu-ibu dengan tingkat pendidikan rendah dan tingkat ekonomi
kelas menengah ke bawah. Saya sampai harus meminta dukungan aparat desa agar
stiker itu dapat menempel di pintu rumah para penduduk. Harap maklum, lawannya para
bapak ^^.
Jadi jika saya ada di Tim
Nusantara Sehat program saya tentu saja berbasis rumah dan dimulai dari hal-hal
sederhana dalam keluarga. Semisal: pelatihan pengamatan jentik nyamuk di rumah,
pengolahan makanan secara sehat dan higenis, pelatihan pembuatan alat penyaring
air sederhana untuk di rumah, dan masih banyak hal-hal sederhana yang bisa
dimulai dari rumah agar keluarga hidup sehat.
Amunisi Untuk Berita Di Media Online Maupun Media Cetak
Jika saya menjadi Tim
Nusantara Sehat maka saya punya banyak amunisi untuk menuliskannya kembali di
media online maupun media cetak. Program keren seperti ini HARUS didukung dan disebarluaskan. jangan sampai hanya jadi wacana dan ramai di lingkungan dalam saja. Masyarakat harus tahu dan ikut berperan aktif. Dan dengan bergabung di Tim Nusantara Sehat saya punya bekal banyak untuk Emak School
kami.
Sumber Foto Berlimpah
Jika saya menjadi Tim
Nusantara Sehat maka saya punya banyak obyek untuk difoto untuk saya bawa
pulang dan jika bermanfaat akan saya bagi untuk orang lain. Meskipun kemampuan
teknik fotografi saya minimalis paling tidak jika kepepet saya bisa
mengandalkan mode auto pada kamera
DSLR ‘edisi lama’ milik saya ^.^.
Jika saya ada di Tim
Nusantara Sehat saya yakin akan ada banyak hal yang bisa saya pelajari dan
beberapa hal yang bisa dibagi. Yang utama sih saya sudah menjadi contoh untuk
ke-6 anak saya. Bahwa berbagi itu tidak melulu soal materi, berbagi ilmu dan
pengetahuan itu juga salah satu hal yang harus dibagi. Seperti salah satu
episode Barney and friends favorit anak-anak “ Sharing is caring”. Ya, berbagi
itu tanda kita peduli.
Mak Irul, moga kepilih untuk berangkat ke Batam yaa. Emak School keren banget kiprahnya di daerah sekitarnya yaa
BalasHapussemoga terpilih dan aku mengamini usulan Mak Irul..semoga semakin banyak ilmu dan manfaat yang didapat yaaa
BalasHapusSemoga terpilih ya Mak ;)
BalasHapusMak Iruull semoga terpilih ya, ini keren bgt lho postingannya.
BalasHapusAku ikhlas deh klo aku gak kepilih, tp mak irul yg jadi berangakt ^^
good luck mak irul, aku juga ikhlas :)
BalasHapusSelalu salut sama orang orang yang mau ber Kemanusiaan dalam hidupnya. Semoga sehat selalu Mak ...
BalasHapus