Jangan Malu Bertanya, Biar Ga Sesat Di Jalan
Osama latihan Pramuka bersama teman-teman Homeschoolingnya |
Setahun lalu saya dan
suami agak risau ketika putra sulung kami menolak untuk ikut ujian nasional. Meskipun
anak-anak homeschooling kami tetap mengurus ijazah untuk anak-anak. Sedianya tahun
2015 lalu si sulung mengikuti ujian level A untuk anak-anak pesekolah rumah. Tetapi
ia menolak dengan alasan ingin belajar yang lain dulu. Memang sih waktu itu ia
kami beri tambahan les pelajaran untuk persiapan ujian. Cerita tentang itu bisa
dibaca disini. Akhirnya kami sepakat ia akan mengikuti ujian level A tahun ini
(2016). Dengan syarat ia serius belajar beladiri pencak silat dan mulai usaha
kecil-kecilan.
Sulung kami ini sendiri
memiliki kecerdasan visual spasial yang dominan. Ia pandai menggambar,
mendesain, mengambil foto dan pernah membuat film juga. Bahkan waktu itu ia
pernah terpilih menjadi kameramen terbaik pada sebuah festival film anak
amatiran.
Nah ia sekarang ia
bantu-bantu mendesain kaos untuk dijual. Ditemani ayahnya ia membeli kaos polos
kemudian membawanya ke pengrajin sablon langganan. Kemudian kaosnya disablon
sesuai desain buatan Osama sendiri. Bahkan
ia menjual sendiri kaosnya di Masjid Kampus UGM saat hari Jum’at. Jadi kalau
hari Jum’at Osama ikut ayahnya salat Jum’at di Masjid Kampus UGM Yogyakarta. Sebelum
salat ia menggelar dagangannya. Lalu dagangannya ditinggal saat ia salat dan ia
kembali lagi ke lapaknya saat selesai salat Jum’at. Hasilnya lumayan biisa dibilang
besar untuk ukuran anak-anak berusia 11 tahun. Ia juga menjual kaosnya via
online. Meskipun untuk via online saya bantu karena kesepakatan kami anak-anak
tidak boleh memiliki akun sosial media sebelum berumur 13 tahun (taat asas
bener sih buuk).
Tahun ini ia bersiap
untuk mengikuti ujian level A nya kembali. Meskipun bersiap ikut ujian Osama
tetap berdagang. Ia berencana ikut serta dalam turnamen pencak silat 2017 di
Papua. Ia juga sudah memiliki paspor dan punya cita-cita jalan-jalan ke
negara-negara melayu. Ia butuh uang lebih banyak kan. Untuk tambahan ia
sekarang berbisnis susu segar. Maklum di dekat rumah kami banyak peternak sapi.
Rata-rata tetangga kami adalah peternak sapi. Dan beberapa diantara mereka
memiliki sapi perah. Setiap pagi Osama membawa susu segar ke rumah para
pelanggannya. Biar keren susunya dijual bukan dengan plastik tetapi menggunakan
botol kaca. Meskipun sedikit lebih repot dibandingkan berjualan susu dengan
plastik. Ia harus mencuci sendiri botol-botol susunya. Merebusnya dengan air
panas. Menyiapkan susu segar dari peternak. Ia belajar tentang susu segar. Belajar
tentang ternak sapi perah. Belajar tentang kebersihan makanan. Belajar tentang
manfaat susu. Belajar marketing. Belajar banyak hal. Karena ia anak pesekolah
rumah mandiri (homeschooling) ia
harus banyak bertanya ke ahlinya. Ia membaca buku. Membuka internet dengan
pengawasan saya atau ayahnya. Ia sering mengobrol dengan peternak sapi tetangga
kami. Bahkan ia ikut datang ke kumpulan RT setiap bulan bersama ayahnya. Karena
biasanya saat kumpulan RT ia bisa berbincang dan bertanya banyak hal dengan
banyak tetangga kami yang lain.
Tapi pagi itu saya
berselisih dengan Osama tentang sabun cucian piring di dapur. Bisa dibilang
sejak berjualan susu sabun cair cucian piring kami cepat sekali habis. Saya usul
sama Osama untuk menjual susunya dengan plastik saja. Lebih praktis kata saya. Saya
juga bilang padanya sabun cuci piring saya jadi boros. Air boros. Listrik boros.
Bahkan saya sempat keceplosan “ Bisnis susumu itu bisa-bisa bikin uang bulanan
ibu tekor” hahahaha. “Kenapa sih ga pake plastik aja?, sekali pakai terus buang”
kata saya.
Dan dengan kalem Osama cerita kenapa
ia memilih menjual susu dengan botol kaca.
“ pakai botol kaca itu bikin susuku
jadi lebih keren Bu. Harganya jadi lebih mahal. Kan aku jualnya satu botol
5000. Padahal isi botolnya cuman 400 ml. Ga nyampe setengah liter. Padahal modal
ku cuman 6000 untuk satu liter. Kan untungnya lumayan bu. Kalau aku jual pakai
plastik aku ga bisa kasih harga mahal. Sudah gitu kalau pakai botol para
pembeli mau ga mau jadi langganan sama aku. Kan botol susuku mereka pakai. Jadi
besoknya mereka ‘harus’ beli susu lagi sama aku sekalian ngembaliin botol yang
kemarin” dan saya melongo.
APA? Itu strategi dia ternyata. Biar untung
lebih banyak. Saya jadi mingkem. Mau ngomel-ngomel lagi saya ampet. Saya jadi
ikutan mikir. Iya-ya. Hahahaha. Ibunya kena skak mat.
Itulah mungkin sebaiknya
kita bertanya dulu sebelum memilih marah-marah ga jelas. Coba saya tanya dari
kemarin-kemarin mungkin migren saya ga bakalan kambuh gara-gara tiap hari makan
hati karena banyak tumpukan botol kotor didapur. Hufttt.
Nah sekarang yang jadi
masalah gimana Osama mengelola uang hasil jualannya ya?. Selama ini ia
menitipkan sebagian uangnya pada saya. Dan saya titipkan disebuah BMT dekat
rumah. Tahun lalu ia pernah membuka rekening di sebuah Bank milik pemerintah. Tetapi
sepertinya Osama kurang tertarik untuk menabung sendiri. Apalagi saat pembukaan
rekening ia diminta menunjukkan kartu pelajarnya yang ia tidak punya. Ia juga
sempat ‘diintrogasi’ petugasnya kenapa tidak sekolah dan beberapa pertanyaan
yang bikin Osama garuk-garuk kepala ga jelas. Ia malas jika orang mulai
penasaran kenapa ia tidak sekolah. Tapi tahun ini saya ingin ia disiplin dengan
‘penghasilan’nya
Fitur #AskBNI lewat Twitter @BNI46
Awalnya saya kepikiran
buat ngajak Osama ke Bank dan bertanya-tanya tentang tabungan apa yang pas buat
anak ‘bolang’ macam Osama ini. Tetapi membayangkan saja saya sudah mules
duluan. Lalu kemarin kepikiran buat nanya via online saja. Untungnya Bank BNI
46 punya fitur #AskBNI di twitter. Bisa tanya-tanya tanpa malu. Biar ga sesat
di jalan. Mau Bertanya Ga Sesat Di jalan judulnya.
Caranya gampang banget. Yuk follow akun twitter @BNI46, kirim Direct Message (DM) dan dapatkan berbagai informasi produk, layanan dan program promo terkini dari Bank Negara Indonesia.
Untuk informasi cara penggunaan :
Kirim DM ke @BNI46, ketik : #AskBNI
Nanti akan ada reply via DM untuk cara penggunaan #AskBNI
Nanti akan muncul jawaban dari BNI46. Tinggal ikuti saja petunjuknya.
Rencananya sih saya akan
mengajak Osama untuk membuka tabungannya sendiri. Agar ia bisa mengelola
keuangannya dengan lebih rapi. Paling tidak jika berencana melanjutkan kuliah
kelak ia sudah punya bekal sendiri. Eh ibunya jadi santai dong. Hahahaha. Ya
enggaklah, kewajiban membiayai pendidikan anak-anak tetap kewajiban kami
sebagai orang tua. Tetapi paling tidak Osama belajar menghargai uang. Belajar memanfaatkan
dan mengelola uang dengan lebih bijak. Siapa tahu kelak ia mempunyai bisnisnya
sendiri saat dewasa. Bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dan membuat
kami tersenyum di hari tua karena ia ternyata bisa membantu lebih orang.
Aamiin.
Sekarang ga galau lagi kan. Doakan
Osama ujiannya sukses ya teman-teman. Bisnisnya lancar. Latihan pencak silatnya
lancar. Ia bisa mewujudkan rencananya jalan-jalan menjelajahi Indonesia saat
masih muda dan jalan-jalan ke banyak tempat. Aamiin.
sukseees ya Osama..semangatnya luar biasa dan penuh dengan strategi :)
BalasHapusGitu deh strateginya alay hahaha
HapusKereen.. Kecil-kecil udah bisnis
BalasHapusAamiin
HapusKeren. Anak hebat orangtua bangga. Sukses utk Osama.
BalasHapusaamiin. nuwun mami icha
HapusKeren. Anak hebat orangtua bangga. Sukses utk Osama.
BalasHapusOsama keren sekali bu....sudah belajar pencak silat, masih berpikir bisnis dan memiliki strategi keuntungannya. Untung ada BNi ya bu...
BalasHapusOsama keren deh. Sudah memikirkan bukan cuma selangkah lebih maju tapi 3-4 langkah ke depan.
BalasHapusMenarik pengalamannya,saya trus terang sy harus banyak bca lg ttg homeschooling :-). Mampir jg ya https://berbagikata.wordpress.com/2016/02/02/jangan-takut-dan-malu-bertanya/
BalasHapusDuh, susah fokus. Background tulisannya unguuuu...:P
BalasHapusBW peserta lomba blog #AskBNI..
Titip link ulasan ala emak-emak juga yaaa:
http://myidol88.blogspot.com/2016/01/askbni-inovasi-terhangat-pelayanan.html
:) terimakasih u kunjungannya
HapusOsama hebat,kecil2 jadi wisausahawan..semoga makin sukse ya Osama
BalasHapusaamiin, nuwun ammah u doanya
HapusOsama iiih, dah mulai jualan, latihan mental euy....anak2 ku kalo dah SD pengen dilatih kyk githu mba
BalasHapusayo dilatih, belajar ga malu ngadepin orang :)
Hapussukses ya mbak
BalasHapusOSama keren banget ih. Aku tadi mikir mak ke papua pakaei paspor hihihi lupa
BalasHapusWah pinter banget Osama. Semoga menjadi pengusaha sukses & membantu banyak orang ya nak
BalasHapus