Pendidikan Dalam keluarga Untuk Mencegah Bibit KDRT

 


Sejujurnya bicara tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu bikin perasaan ga nyaman. Karena pasti memicu rasa trauma ataupun perasaan ga nyaman untuk para korban. Saya yang bukan korban saja kalau melihat atau mengetahui tentang KDRT rasanya ikut geregatan dan pengen melempar kursi ke pelaku. Alhamdulillah orang-orang terdekat saya tidak mengalami KDRT ini dan alhamdulillah juga bukan pelaku. Meskipun saya kenal beberapa kawan yang menjadi korban KDRT ini.


Sebenarnya kalau melihat kaidah tumbuh kembang manusia, para ahli meyakini bahwa kasus kekerasan yang dilakukan seseorang biasanya merupakan ‘warisan’ baik oleh keluarga atau lingkungan orang tersebut dibesarkan. Jadi sebenarnya sebagai orangtua kitab isa memulai untuk melakukan pencegahan kekerasan apapun bentuknya dari rumah. Sebagai orangtua kita punya tanggung jawab penuh untuk memberikan pengasuhan yang bebas dari kekerasan apapun itu.



Sebagai ibu dengan anak enam orang dengan lima anak laki-laki tentu saja saya berusaha untuk mewariskan kebaikan ke para anak lelaki di rumah. Alhamdulillah suami sendiri adalah tipe suami dan ayah yang lembut. Mungkin kultur Masyarakat Jogja sehingga suami itu tipe yang kalem dan lembut kalau bicara. Dan itu menjadi teladan utama untuk anak-anak di rumah. Mereka tidak pernah melihat ayahnya melakukan kekerasan pada ibunya. Bahkan meninggikan suara saja tidak pernah. Malah sebagai Perempuan nih saya yang biasanya agak keras, hahaha. Maafkeun ya Nak.

Berikut sedikit tips ya bagaimana agar lingkaran kekerasan tidak dimulai dari rumah.

1.     Pengasuhan yang bebas dari kekerasan itu harus jadi fondasi utama dalam keluarga. Dalam islam sendiri fondasi Pendidikan harus dilakukan dengan lemah lembut. Kita bisa menilik bagaimana Luqman menasehati anaknya dengan lemah lembut dan diabadikan dalam Qur’an dengan begitu indah. Masya Allah dalam Qur’an Surah Luqman. Menariknya Pendidikan berbasis keluarga ini menjadi salah satu keilmuan yang diakui oleh dunia Pendidikan. Makanya ga heran nanti teman-teman akan menemukan banyak jurusan S3 yang berkaitan dengan Pendidikan keluarga.

2.     Teladan dalam keluarga bahwa tidak boleh ada yang menyakiti satu sama lainnya. Dengan dalih apapun sebenarnya tidak dibenarkan kita menyakiti anak-anak. Orangtua punya peran penting sebenarnya untuk menyebarkan pemahaman bahwa mengasuh dan mendidik itu tidak boleh dengan adanya kekerasan di dalamnya. Fondasi paling kuat dalam mengajari anak tentu saja teladan yang dibagikan orangtua dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak akan melihat bagaimana ayahnya bersikap penuh kasih sayang dan tidak merendahkan terhadap ibunya. Dan sebaliknya bagaimana ibunya menghormati dan bersikap takzim terhadap ayah mereka.

3.     Kesetaraan dalam penerimaan ilmu dan bersuara dalam rumah. Anak laki-laki dan Perempuan di rumah mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan Pendidikan. Anak Perempuan berhak untuk sekolah setinggi mungkin dan itu harus di clearkan di hadapan saudara laki-lakinya. Saudara laki-lakinya harus paham bahwa meskipun saudaranya Perempuan mereka berhak untuk mendapatkan Pendidikan sebagaimana mereka yang laki-laki mendapatkannya. Tidak boleh ada ketimpangan dalam penerimaan ilmu.

Mungkin ini sedikit ya tips menurut saya yang bisa dilakukan oleh para orangtua untuk mencegah kekerasan yang dimulai dalam pengasuhan anak. Dan ini saya yakin tetap relevan untuk umat manusia hari ini meskipun bersumber dari Al-Qur’an yang sudah turun 14 abad yang lalu. Masya Allah.

18 komentar

  1. Lemah lembut ini yg masih jadi pe'er, kadang gregetan kalau mau kasih nasihat ke anak, ortu memang harus senantiasa belajar sih karena memang jadi teladan bagi anak2

    BalasHapus
  2. Biasanya memang KDRT ini bawaan dari pengalaman masa kecil, ya. Selain anak lelakinya, kita juga perlu mendidik anak perempuan bagaimana agar dia tidak menjadi korban/pelaku KDRT

    BalasHapus
  3. jadi orang tua memang tanggung jawab yang sangat besar memberi contoh yang baik pada anak-anak. PR besar juga bagi diriku sendiri untuk pandai mengelola emosi sehingga tidak memberi warisan perasaan yang buruk bagi anak-anak.

    BalasHapus
  4. Membahas KDRT ini lumayan bikin ga nyaman, mak. Ditambah lagi buat orang yang belum menikah. Bukan cuma pengen ngelempar tapi takut salah memilih orang juga 😁. Dari yang aku tau, teladan orangtua memang bakal membekas dibalam bwah sadar anak. Akhirnya pilihan kembali apda kita, mau baper dengan luka lama atau memutus mata rantai lyka batin. Jangan sampai nambah lagi korban berikutnya

    BalasHapus
  5. Percaya sih kalau seseorang yang melakukan KDRT kebanyakan merupakan warisan dari keluarga atau lingkungannya disbesarkan. Maka, mendidik anak dengan penuh tanggung jawab bebas dari kekerasan adalah tanggung jawab semua orang tua agar rantai setan ini tidak berulang. Meresahkan banget inner child yang timbul dari KDRT ini.

    BalasHapus
  6. Sepakat, orang tua adalah panutan bagi anak-anaknya. Dan untuk mewariskan hal-hal baik pada anaknya, bukan cuma warisan harta benda, melainkan juga warisan perilaku dan karakter baik

    BalasHapus
  7. Masya Allah, sebenarnya udah dari belasan abad lalu ya mak ilmunya.. dan ada juga yg tau tapi nggak mau menerapkan. Kekerasan dalam rumah tangga menyedihkan, padahal nikah untuk bahagia bukan untuk disakiti hiks. Ada kerabat aku akhirnya memilih pisah, udah benar jalan yg dia pilih karena imam seperti itu dzalim 🥲

    BalasHapus
  8. Sedih aku kalau ada yang mengalami KDRT, tapi memang benar ini biasanya terbentuk karena keluarga dan lingkungan tinggal. Sama juga ini, karena anakku laki-laki, sudah pasti sang ayah akan menjadi teladannya. Makanya anakku nempel banget ke ayahnya, apa-apa maunya kayak ayah.

    BalasHapus
  9. Haduh, miris banget ya Mak kalo mendengar KDRT, rasanya emmang ga nyaman tapi banyak banget pemberitaah di luar sana yang kadang terlau di up.
    Kasian sama anak2nya yang pasti ada trauma yang kebawa sampai nanyi dewasa.

    Masih terus belajar menjadi orang tua, insyallah. Memberikan contoh yang baik dengan memberikan hak pendidikan dan lemah lembut dalam menasehati. Semoga kita dan anak2 kita dijauhkan dari KDRT

    BalasHapus
  10. Masya Allah, lemah lembut dan kasih sayang sebagaimana tertulis dalam Alquran. Umumnya pelaku KDRT itu karena punya masa kecil yang suram, jadi korban KDRT juga sehingga ia melanjutkan hal tersebut ke keluarganya :(

    BalasHapus
  11. Walaupun katanya jadi orangtua tuh gak ada sekolahnya, tapi ilmunya bisa diteladani dari contoh-contoh dari kisah di Al-Qur'an dan Hadits, sehingga gak ada pengasuhan turunan yang menyebabkan trauma ke generasi berikutnya.
    Sedih banget, karena KDRT pastinya meninggalkan luka yang mendalam.

    BalasHapus
  12. Saya belum bisa nih lemah lembut mungkin karena didikannya dulu juga biasa aja, jd ga lemah lembut tp juga ga kasar. Buat para istri yg mengalami kdrt pleaselah jgn diam kalau dipukuli suami, lawwn!

    BalasHapus
  13. Setuju sekali dengan kesetaraan pendidikan baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.
    Jika perempuan ingin mendapat sumi yang pintar dan mapan dalam hal finansial, begitu juga laki-laki pasti ingin mendapat istri yang cantik, pintar dan bisa menjadi madrasah pertama yg cemerlang buat anak-anak kelak. Bukan begitu?
    Dengan pendidikan semua itu bisa tercapai ya

    BalasHapus
  14. Masya Allah, jadi orangtua memang tanggungjawabnya luar biasa ya, Mbak. Kepada anak-anak kita, kita mesti memberikan teladan yang baik. Sesuai yang tertulis dalam Al Quran. Selain itu, mencontoh sosok ayah juga adalah gal penting. Bagaumana seorang ayah bersikap dan berperilaku, anak seringnya akan mengcopynya.

    BalasHapus
  15. Makasih tipsnya. Ortu zaman dulutuh kalau ngasuh anak kadang suka pakai kekerasan, pukul, cubit. Dan karena tahu itu kurang baik, nanti kalau sudah punya anak, sebisa mungkin gak mengadopsi itu. Mari nabung banyak ilmu buat mendidik anak dan jauh dari kekerasan fisik maupun mental

    BalasHapus
  16. Idem mak di rumah aku yang lbh galak ketimbang bapake, kyke :P
    Bener banget ortu memberi contoh yang baik, khususnya mengenai hubungan antar keluarga lalu juga tugas2 di rumah supaya bisa kasi pemahamanan kepada anak kalau kedudukan semua org laki maupun perempuan sama, dalam hal apapun, khususnya menerima pendidikan atau melakukan tugas2.
    Semoga dengan begitu anak2 tumbuh dengan kasih sayang sehingga gak muncul bibit2 KDRT aamiin

    BalasHapus
  17. Setuju banget nih fondasi paling kuat dalam mengajari anak tentu saja teladan yang dibagikan orangtua dalam kehidupan sehari-hari. Jadi klu mengajari kebaikan dan positif pasti hasilnya baik dan jauh dr hal yg tidak kita inginkan.

    BalasHapus
  18. Kalau orang tua tidak suka bully dan lain-lain, KDRT tidak akan terjadi
    Pun tidak akan jadi contoh anak-anak
    Karena bisa jadi dicontoh dan tujuannya keliru

    BalasHapus

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.