Ramadhan Hari ke-25
Salah satu kesombongan yang dilakukan manusia adalah merasa
khawatir dengan masa depan. Padahal Allah yang memiliki perbendaharaan di
langit dan di bumi. Dialah sang pencipta, pemberi rejeki sekaligus pemelihara. Materi
tauhid rububiyyah ini sebenarnya udah ngelotok banget di kalangan para aktivis
islam. Harusnya kita tidak pernah ragu dengan apa yang kita makan nanti. Allah
sendiri berjanji wamaa min
daabbah fil ardhi illa ‘alallah rizquha Allah yang menjamin rejeki semua mahkluk
yang di permukaan bumi. Jangan pernah sedikitpun ragu dengan janji Allah.
Sehari setelah ayahnya anak-anak
ditangkap lalu syetan membisikkan ketakutan di hati saya. Lalu mulai muncul
bayangan bagaimana nanti masa depan kami. Apalagi mengingat semua aset dan
rekening dibekukan. Kekhawatiran akan masa depan menari-nari di depan mata. Padahal
saya terhitung orang yang udah ngaji lama. Tetapi kekhawatiran akan masa depan
itu ternyata bisa-bisanya muncul. Sebelumnya, meskipun kami bukan orang kaya
tak pernah saya khawatir dengan masa depan apalagi ayahnya adalah orang yang
sangat teguh dengan keyakinan bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan
hamba-Nya yang beriman. Tetapi setelah rumah kami porak-poranda digeledah
densus muncul kekhawatiran akan masa depan. Meskipun akhirnya di hadapan Allah
saya bertaubat dari rasa takut itu. Seharusnya orang-orang beriman tidak layak
untuk meragukan janji Allah. Bukankah selama ini betapa banyak kenikmatan yang
dilimpahkan kepada kami. Anak-anak yang sehat dan shalih adalah nikmat yang
mungkin tidak dimiliki para densus tersebut. Anak-anak yang ketika adzan
berkumandang lalu mereka berhamburan ke masjid untuk salat berjamaah. Mungkin densus
bisa mengambil harta kami tetapi mereka tidak bisa mengambil kenikmatan lain yang
diberikan Allah untuk kami termasuk hafalan-hafalan al-quran yang tertanam di
dada anak-anak. Keyakinan akan iman yang tak akan pernah bisa mereka rebut dari
kami.
Sebulan telah berlalu dan
alhamdulillah kami baik-baik saja. Masya Allah hampir setiap hari ada saja
rejeki yang dikirimkan Allah untuk kami. Meja makan kami alhamdulillah selalu
penuh kiriman dari kerabat, sahabat, tetangga bahkan dari orang-orang yang
tidak kami kenal. Bahkan pernah suatu hari datang sebuah paketan makanan yang
dikirim seorang ibu yang membaca status saya di facebook. Padahal kami tidak
saling mengenal tetapi Allah ‘mempertemukan’ kami melalui makanan yang
dikirimkannya yang akhirnya karena sangat banyak saya bagikan ke para tetangga.
Masya Allah. Dalam sehari bisa berkali-kali ada saja orang mampir ke rumah
membawa buah tangan. Rezqi minallah yang dititipkannya melalui orang-orang yang
bahkan kami tidak kenal. Kebetulan ayahnya anak-anak itu sangat murah hati
kalau urusan berbagi. Terbiasa bersedekah setiap subuh. Berbagi sembako ke para
tetangga yang membutuhkan. Dan tetangga tersebut ketika tahu ayahnya ditangkap
mengantarkan kami sembako. Saya sampai tersedu-sedu mengingat tetangga tersebut
bukan orang mampu. Beliau menitipkan sembako tersebut sebagai dukungan bagi
kami dan mengenal ayahnya anak-anak sebagai orang shalih yang suka berbagi. Masya
Allah. Bahkan sedekah yang diberikan diam-diam dikembalikan Allah dengan
berlipat tanpa pernah kami minta. sudah sepantasnya kita jangan pernah
meragukan kekuasaan Allah.
Alhamdulillah kami sekeluarga sudah terkondisikan. Ramadhan ini kami menjadi lebih dekat antara satu dengan yang lain. Anak-anak menjadi lebih dekat. Saling membantu. Saling bergantian menyiapkan hidangan saat sahur. Tidak ada acara ribut-ribut lagi. Sepertinya hati mereka dilembutkan Allah dengan cara-Nya. Alhamdulillah. Anak-anak menyadari betapa pemikiran kita begitu berharga. Mereka akhirnya menyadari bahwa ayahnya ditangkap karena keteguhannya terhadap agama. Betapa berharganya keyakinan terhadap kebenaran. Harganya memang mahal. Kemarin saya diceritakan penguasa hukum kami bagaimana para terpidana teroris diperlakukan. Disekap di dalam ruang sempit dengan tangan tetap terborgol. Meskipun mereka bisa membelenggu tangan dan kaki orang-orang beriman tetapi mereka tidak bisa membelenggu keyakinan dan keteguhan mereka terhadap agama. Seperti kata Ibnul Qoyyim Aljauziyyah “ Bagi orang-orang beriman terusir dari negeri yang mereka cintai adalah rihlah terpenjara adalah roohah (istirahat) dan jika mereka wafat adalah syahid yang merupakan cita-cita tertinggi”. Beruntunglah orang-orang mukmin, semua yang menghampiri mereka adalah kebaikan. Jangan pernah bersedih wahai orang-orang beriman.
Allah akan selalu menjagamu mbak dan anak-anak, juga suami di manapun beliau berada..semoga selalu diberikan kesehatan, umur panjang, dan kebahagiaan hingga nanti berkumpul kembali di rumah..aamiin..
BalasHapus"Salah satu kesombongan yang dilakukan manusia adalah merasa khawatir dengan masa depan."
BalasHapusMakjleb mak :(
ALhamdulillah, artikel ini aku baca di momentum yg tepat, Mak.
BalasHapusJujur aja, belakangan ini aku kerap disergap ketakutan dan kekhawatiran akan masa depan.
Semoga ALLAH memampukan kita semua utk senantiasa iman dan tauhid yg kuat hanya kepada-NYA.
Btw, gimana update Bapaknya anak-anak, Mak?