Beberapa bulan terakhir ini ada
beberapa japrian masuk ke saya bertanya tentang prosedur Homeschooling.
Kebanyakan adalah keluarga yang tertarik dengan metode HS terutama di masa
pandemi kayak sekarang. Mungkin ada beberapa keluarga yang galau apa anaknya masuk
sekolah atau HS aja selama pandemi, yang entah kapan berakhir ini. Kebanyakan
sih keluarga yang memiliki anak hendak masuk SD atau TK.
Setiap diskusi selalu saya tekankan
bahwa jangan mengambil keputusan gegabah terutama yang berkaitan dengan pendidikan
anak. Akrena mendidik anak itu jangka panjang. Pikirkan komitmen bersama,
kesiapan keluarga, kesiapan mental dan juga saya minta teman-teman
melihat-lihat kemungkinan prosedur pengurusan ijazah di dekat lingkungan rumah.
Ada ga lembaga yang bisa membantu menguruskan itu.
Mulai Darimana?
Nah, setelah teman-teman diskusi
dengan keluarga dan yakin untuk memutuskan untuk HS. Berikut beberapa langkah
yang bisa dilakukan teman-teman.
Daftarkan Di SKB/PKBM
Daftarkan anak kita ke SKB atau PKBM
setempat. Setiap daerah selalu tersedia SKB atau PKBM yang memang mempunyai
wewenang untuk melakukan pendidikan Luar Sekolah dan diakui oleh pemerintah.
SKB adalah Sanggar Kegiatan Belajar dan PKBM adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. SKB dan PKBM adalah lembaga Luar Sekolah yang memiliki wewenang untuk mengadakan ujian kejar paket bagi anak yang tidak bersekolah di sekolah formal.
SKB adalah lembaga milik pemerintah sedangkan PKBM adalah swadaya masyarakat atau milik swasta. Ada beberapa fasilitas yang biasanya diberikan gratis di SKB tapi tidak diberikan di PKBM. Teman-teman bisa memilih mendaftarkan anak di SKB atau PKBM tergantung mana yang mudah dijangkau dari rumah.
SKB adalah Sanggar Kegiatan Belajar dan PKBM adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. SKB dan PKBM adalah lembaga Luar Sekolah yang memiliki wewenang untuk mengadakan ujian kejar paket bagi anak yang tidak bersekolah di sekolah formal.
SKB adalah lembaga milik pemerintah sedangkan PKBM adalah swadaya masyarakat atau milik swasta. Ada beberapa fasilitas yang biasanya diberikan gratis di SKB tapi tidak diberikan di PKBM. Teman-teman bisa memilih mendaftarkan anak di SKB atau PKBM tergantung mana yang mudah dijangkau dari rumah.
Untuk kelengkapannya membawa FC KK,
FC akte kelahiran. Dan sekarang ada regulasi baru bahwa setiap anak HS memang
harus sudah terdaftar di SKB atau PKBM sejak kelas 1 SD. Bagaimana jika kita baru mendaftarkan anak saat dia sudah di kelas 3 misalnya.
Kalau dulu kan kita boleh mendaftarkan anak di SKB saat hendak ujian akhir saja. Meskipun ternyata ada ‘Perbup’ baru khusus wilayan Bantul yang dikeluarkan oleh Bupati Bantul. Yakni Perbub Bupati Bantul no 28 tahun 2020. Bahwa setiap anak yang ingin mendaftarkan diri di SKB boleh diterima disesuaikan usia anak dan kelasnya dengan syarat mengikuti test persamaan di SKB Bantul. Jika anak baru mau daftar di kelas 4 SD diperbolehkan dengan syarat saat diujikan materi kelas 4 SD anak ini lolos test tersebut. Begitu teman-teman.
Kalau dulu kan kita boleh mendaftarkan anak di SKB saat hendak ujian akhir saja. Meskipun ternyata ada ‘Perbup’ baru khusus wilayan Bantul yang dikeluarkan oleh Bupati Bantul. Yakni Perbub Bupati Bantul no 28 tahun 2020. Bahwa setiap anak yang ingin mendaftarkan diri di SKB boleh diterima disesuaikan usia anak dan kelasnya dengan syarat mengikuti test persamaan di SKB Bantul. Jika anak baru mau daftar di kelas 4 SD diperbolehkan dengan syarat saat diujikan materi kelas 4 SD anak ini lolos test tersebut. Begitu teman-teman.
Sebenarnya ada peraturan yang lebih
tinggi lagi tentang ini Yakni PP no 17 tahun 2010. Teman-teman bisa menggunakan
PP ini sebagai dasar hukum jika putra-putrinya ditolak di SKB setempat.
Setiap anak yang terdaftar di SKB
maupun PKBM setempat secara otomatis akan mendapat NISN yang berlaku seumur
hidup alias sampai nanti dia di perguruan tinggi NISN itu tetap berlaku. Dengan
NISN ini anak juga bisa melanjutkan ke sekolah formal atau melanjutkan ke
Perguruan Tinggi.
Kumpulkan Dan Mulai Susun Kurikulum Yang Sesuai
Kumpulkan kurikulum yang memungkinkan
untuk diberikan ke anak. Teman-teman bisa melihat acuan di website diknas untuk
kurikulum anak sekolah ini. Buat silabus atau target jangka
pendek. Kemudian target jangka panjang. Kemudian sesuaikan juga kurikulum wajib yang harus ditempuh anak agar bisa lulus di UN atau ujian akhir pendidikan (jika masih ada).
Ada banyak panduan kurikulum yang bisa teman-teman tiru. Tinggal googling saja dengan kata kunci "kurikulum". Teman-teman bisa juga melihat-lihat panduan kurikulum internasional.
Buatlah Silabus Harian Dan Per-semester
Dan selanjutnya teman-teman bisa
membuat penjabaran kurikulum tersebut ke jadwal harian. Sebenarnya ini ga sesaklek itu sih bahasanya. Tetapi tidak apa-apa sih jika teman-teman membuat kerangka belajar harian ini. Disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak. Kita bisa juga melibatkan banyak hal di luar rumah. Kita juga bisa meminta tolong pihak lain untuk mensukseskan panduan ini.
https://www.catatansiemak.com/2017/11/belajar-membaca-dengan-mudah-untuk-anak-bersama-buku-bacalah.html
https://www.catatansiemak.com/2017/11/belajar-membaca-dengan-mudah-untuk-anak-bersama-buku-bacalah.html
Misalnya: untuk anak SD
kelas 1 apa capaian yang harus mereka lalui selama tahun pertama. Misalnya nih, untuk akademis:lancar membaca dan menyukai
aktivitas membaca, menulis dan berhitung dasar. Kemampuan sosial: mengenal diri
sendiri, anggota keluarga, dan tingkatan terkecil dari masyarakat. Untuk
kemampuan agama: mengenal air, bisa berwudhu dengan benar, hafal gerakan salat
dan doanya, hafal doa pendek sehari-hari, hafal beberapa surat pendek, dll.
Kemampuan mengenal alam: mengerti bahwa kita butuh air, butuh udara, butuh
makanan sehat, dll. Materi itu untuk setahun aja udah memadai sekali lo.
Teman-teman bisa menyusun jadwal itu disesuaikan dengan jadwal harian keluarga.
Ga plek ketiplek kayak di sekolah sih. Karena kan HS itu bukan memidahkan
sekolah ke rumah.
Berikut contoh kegiatan harian untuk anak usia PAUD-TK
https://www.catatansiemak.com/2018/12/Stimulasi-Motorik-Penuh-Cinta-Untuk-Si-Usia-3---5-Tahun.html
Berikut contoh kegiatan harian untuk anak usia PAUD-TK
https://www.catatansiemak.com/2018/12/Stimulasi-Motorik-Penuh-Cinta-Untuk-Si-Usia-3---5-Tahun.html
Sebagai anak HS yang terdaftar di
SKB, anak-anak berhak mendapat fasilitas seperti anak sekolah lainnya. Berupa
buku paket dan LKS yang bisa dibawa pulang ke rumah. Anak-anak kita juga bisa
mengikuti kelas tambahan yang disediakan oleh SKB setempat. Saya tidak tahu
secara detail bagaimana prosedur di daerah lain. Tetapi untuk SKB Bantul
anak-anak saya mendapat fasilitas seperti anak sekolah lain juga. Seperti: buku
paket, LKS, kuota internet, hand sanitizer, masker dan juga dana dari PIP yang
diambil di bank BRI cabang Sewon Bantul Yogyakarta.
Anak-anak saya juga mendapat soal ujian di setiap semester. Soal ujian bisa diambil di SKB Bantul. Dan setelah mengikuti ujian anak-anak mendapat raport.
Mengerjakan soal ujian yang karena pandemi berlangsung online (Soal ujian kami print sendiri) |
Anak-anak saya juga mendapat soal ujian di setiap semester. Soal ujian bisa diambil di SKB Bantul. Dan setelah mengikuti ujian anak-anak mendapat raport.
Saya sangat bersyukur SKB Bantul sangat kooperatif dan mendorong para orangtua untuk terlibat dalam pendidikan anak-anaknya. Pihak SKB Bantul juga sangat terbuka untuk diajak diskusi dan bertukar pikiran tentang pendidikan anak HS. terima kasih saya untuk teman-teman SKB Bantul atas bantuannya selama ini untuk pendidikan putra-putri saya.
jika teman-teman berminat juga mendaftarkan putra-putrinya di SKB Bantul bisa langsung datang ke kantor SKB Bantul di JL Imogiri Barat belakang pasar Ngoto, Bantul. Dan bisa bertemu dengan Bu Bulan.
Jaga Komitmen Keluarga Dan Konsistenlah
Yang terakhir ini adalah komitmen dan
konsisten. Ini yang berat. Tetapi meskipun berat ada pahal melimpah di
baliknya. Bukankah setiap orang tua yang bersungguh-sungguh mempersiapkan
pendidikan untuk putra-putrinya agara taat, shalih-shalihah, pintar-cerdas,
terampil dan bermanfaat bagi umat itu ada pahal mengalir tak henti-hentinya
bahkan sampai hari kiamat tiba. Jadi memang berat mempersiapkan pendidikan
untuk putra-putri kita karena pahalanya besar. Kalau hadiahnya piring mungkin
beda lagi urusannya hehehehe.
Tetap semangat ya buat teman-teman.
Semoga sedikit tulisan ini bisa mencerahkan teman-teman. Sungguh saya sudah
meninggalkan perdebatan tentang HS vs sekolah formal jauh di belakang. Sudah ga
tertarik lagi berdebat untuk urusan itu. Jadi jika teman-teman tertarik untuk
diskusi tentang pendidikan ayuk kita diskusi secara cerdas juga. Mari kita
bangun pendidikan anak Indonesia yang lebih ramah anak, menyenangkan, berbasis
keluarga, menempatkan nilai-nilai agama sebagai landasan juga mengedepankan
norma masyarakat sebagai jalan berkolaborasi serta memanfaatkan teknologi yang
berkembang hari ini. Seperti kata Ali Bin Abi Thalib “ Didiklah anakmu sesuai
zamannya”.
Untuk keluarga muslim bisa mampir ke artikel saya tentang Home education berbasis Sirah Nabawiyyah
https://www.catatansiemak.com/2020/02/home-education-berbasis-sirah-nabawiyyah.html
Untuk keluarga muslim bisa mampir ke artikel saya tentang Home education berbasis Sirah Nabawiyyah
https://www.catatansiemak.com/2020/02/home-education-berbasis-sirah-nabawiyyah.html
Dirimu memang tangguh warbiyasaaakk Mak!
BalasHapusKeren dan super inspiring!
Kapan2 insyaAllah aku mau curhat soal HS jugak.
Ni anakku SMP kelas 8 ikutan HS di Kak Seto Sby.
Saya pribadi belum lakukan HS buat anak mba. Tapi salut dengan perjuangan ortu yang kawal anak HS dengan maksimal. Makasih sudah berbagi mba
BalasHapusHomeschooling sekarang banyak diincar oleh para ortu ya mbak...karena memang lebih cocok dengan situasi saat ini. Konsisten dan komitmen memang yang paling utama ya...dan gak mudah untuk selalu konsisten...
BalasHapusOalah. Meski home schooling, tetap kudu daftar di SKB atau PKBM setempat. Kukira ya belajar sama orangtuanya dan suka-suka. Kalau ada tes baru ikut. Ternyata gak kaya gitu
BalasHapusPas banget nih mbak. Saya lagi terpikir untuk ikutkan homeschooling aja anak kedua saya. Tapi yaa gitu, bingung mesti mulai dari mana. Baca tulisan ini jadi ada gambaran dan tahu apa yang harus dilakukan deh.
BalasHapusWah, ternyata homeschooling ini oke ya. Ada laporan hasil pembelajarannya juga. Apaagi kalau mendisiplinkan diri di rumah duuuh syuliiidnya. Jadi mamahnya kudu siaga nih menjembatani anak dan pelajaran. Ada ujian tiap semester, kelas tambahan dan fasilitas menarik lainnya ya. Pantas aja si kecil happy dengan cara belajarnya. TFS mbak Siti.
BalasHapusMaaf nih mbak, IMHO, untuk istilah-istilah mungkin sebaiknya dipanjangin dulu lalu singkatannya diberi dalam kurung, seperti SKB, PKBM dan sebagainya.
BalasHapusSoalnya gak semua orang tau kepanjangan dari singkatan tersebut.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusNah, jaga komitmen dan kosistensi ini yang susah saya terapkan di rumah. Krn kadang ada kerjaan mendadak yg ga bisa memfokuskan anak. Fokus saya terbelah.
BalasHapusSKB dan NISN itu kalau boleh tahu apa ya mba? Terus mau nanya apakah sistem untuk melakukan pendaftaran seperti ini hanya berlaku di Bantul saja atau apakah di kota lainnya juga seperti ini?
BalasHapusSejujurnya saya salut dengan penggiat homeschooling seperti mba :)
Jadi ada gambaran tentang pembelajaran anak-anak yang homeschooling. Ternyata harus daftar juga di SKB dan mendapat fasilitas seperti anak-anak sekolah lainnya juga.
BalasHapusAku kagum pada orang tua yang memilih HS untuk anak-anaknya. Pernah terpikir dan mempelajari jaman anak bungsu masih awal SD. Trus gak jadi karena gak yakin mampu.
BalasHapusAku kemarin ini sempat ingin melakukan Homeschooling untuk anakku lalu mikir lagi nanti arahan belajar, karena emang kemarin gak sempat cari-cari informasinya. Ini lengkap banget nih, ijin share ya mbak untuk teman-temanku yang lainnya.
BalasHapusWah, ternyata bikin silabus juga ya mbk. Betul juga, urusan pendidikan anak jangan gegabah. Kirain HS ini beli buku sendiri mbk, nggak dapat LKS dan semacamnya. Makasih banyak mbk infonya
BalasHapusMasya Allah Mak keren sekali anak-anak bisa homeschooling. Perlu effort yang luar biasa untuk menyusun silabus menemani belajar dan mendampingi mereka.
BalasHapuswah, nice information mba, during the pandemic, i am interesting to know more about homeschooling.
BalasHapusAku Blum berhasil nih mba kpingin sih sbnarnya home schooling gitu biar aku Juga bisa ngontrol cuma kayaknya terbntur waktu, next buat jaga2 ini artikel nya
BalasHapussempet sih kepikiran pas 3 bulan SFH mau anak homeschooling aja, tapi masih ragu gitu mba, karena suami belum mendukung
BalasHapusIni kalau di Indonesia menyeluruh gini keren banget ya Mba Homeschooling bisa sambi diawasin bundanya. Jadi bisa mantau anak-anak bertumbuh kembang
BalasHapusSll salut sm emak2 yg HS. Aku pas pandemi gini aja rada bertanduk. Wkwk. Keknya mesti belajar banyak ttg home schooling nih
BalasHapusIni loo...kak, keren banget.
BalasHapusAku suka sebel kalau ada orangtua yang mengeluh pengen masuk sekolah karena sudah gak kuat ngajar anak-anak.
Laa...selama ini harusnya kewajiban mengajar memang ada di tangan orangtua, sekolah hanya membantu.
Barakallahu fiik, kak.
Ijin membagikan ke salah satu teman yang sedang galau, hihii..antara mau HS atau sekolah formal.
Mantap nih, bisa jadi acuan bagi para orangtua yang berencana melakukan HS bagi putra-putrinya. Semoga aja di daerah-daerah lain SKB dan PKBMnya juga sekooperatif kayak di Bantul ya mak.
BalasHapusanak teman saya ada yang sudah HS sejak memasuki usia SD, tapi gak pakai buku paket, buat pembelajaranya pakai living book karena memakai metode CM. Sementara ada yang tahun ini memutuskan HS karena di sekolah formal tertinggal kemampuannya.
BalasHapusTrimakasih untuk tulisan ini Mak Irul. Sangat terbantu dalam kegalauan antara mau lanjut skolah formal atau HS. Tapi dengan kondisi pindah2 tempat tinggal ini malah jd terpikir, bagaimana kalau HS. Apa misal terdaftar di SKB satu kota, lalu juga harus mengurus pindah ketika suatu hari pindah tempat tinggal?
BalasHapusSalut banget sama emak idola iniii! Dan beruntungnya ketemu SKB Bantul ya, memfasilitasi sepenuh hati anak2 HS. Soleh solehah ya nak.
BalasHapusBanyak hal yangperlu dipertimbangkan ketika memilih sekolah, apapun itu, termasuk home schooling juga. Mau berdebat dengan yang pilihannya berbeda gak ada gunanya ya Mbak. Keren ya SKB Bantul sangat kooperatif .
BalasHapusMba Irul luar biasa....
BalasHapusAku dm ya mba....
Lagi galau mau nyari sekolah anak
aku kaget loh HS kudu daftar di SKB atau PKBM trus ada ujian berkalanya juga ya. Eh tapi materi ujiannya dibanding sekolah formal gimana sih mba?
BalasHapustrus kalau mau ikut SKB Bantul apa harus berdomisili di Bantul atau bisa belajar jarak jauh?