School From Home




Bisa dibilang sejak wabah Wuhan Covid-19 merebak ke seluruh dunia ada banyak lini yang mengalami perubahan. Termasuk salah satu diantaranya adalah sistem pendidikan. Terjadi perubahan signifikan dalam dunia pendidikan masyarakat dunia. Mau tidak mau belajar saat ini harus dilakukan di rumah. Dan bisa dibilang ini pendidikan yang kembali ke fitrahnya. Mengembalikan fungsi pendidikan kepada keluarga. Dan sumber ilmu menjadi tidak terbatas lagi. Bahkan saat ini sepertinya belajar di rumah akan diperpanjang lagi jangka waktunya. Kalau kemarin kampus saya memperpanjang sampai 30 Mei. Dengar-dengar ini akan diperpanjang sampai akhir tahun 2020.


Dua anak saya lulus tanpa melalui Ujian Nasional. Yang kelas 9 langsung lulus aja mengandalkan nilai raport. Sedangkan yang kelas 6 SD kemarin diadakan ujian lokal via online. Dan kuliah saya sendiri UTS Ma’had Ali Bin Abi Thalib mengadakan ujian via online juga. Bahkan ujian lisan dilakukan via phone call. Bahkan ada beberapa mata kuliah yang tadinya saya pikir akan sulit dilakukan jika mengandalkan ujian tertulis semata semisal mata kuliah Aswat (fonologi) ternyata dosennya kreatif. Beliau merekam pelafalan bunyi suatu huruf dan menguploadnya ke Youtube. Dan mahasiswa mendengarkan soal melalui Youtube. Keren banget kan. Aswat sendiri termasuk mata kuliah favorit saya. Jujur saya suka sekali yang berkaitan dengan linguistik. Jadi asyik aja mengulang-ulang mendengarkan pelafalan suatu huruf.
Padahal sistem kuliah online kami hanya mengandalkan grup whatsapp. Tanpa ada pertemuan online via Zoom atau Google Meet. Tetapi bisa dibilang lumayan memadai. Kecuali memang ada beberapa mata kuliah yang memaksa saya belajar lebih keras. Karena harus memahami penjelasan dosen dalam bahasa Arab.
Sejauh ini saya senang bisa melihat langsung sejarah pendidikan masyarakat dunia ini. Dulu saya tidak membayangkan bagaimana saat Ad-Dukhan tiba. Saat penduduk bumi terisolasi selama 40 hari 40 malam dalam kegelapan. Nah, peristiwa wabah ini menjadi pelajaran sejarah yang sangat berharga untuk kami sekeluarga.
Yang disayangkan adalah jika kita sebagai muslim tidak mengambil banyak pelajaran online yang ditawarkan tetapi sibuk dengan hal-hal tidak penting. Karena memang ‘Hal-hal tidak penting ‘ itu semacam candu. Itulah pekerjaan utama syaithan terhadap orang-orang beriman melalaikannya terhadap hal-hal yang tidak penting.
Sayang sekali kalau pandemi ini selesai tetapi tidak ada ilmu atau skill yang kita raih. Hanya gitu-gitu aja. Eman-eman banget. Urip kok nelangsa banget. Karena salah satu kerugian terbesar kita adalah waktu yang berlalu tanpa ada peningkatan kebaikan. Padahal banyak kesempatan yang bisa kita ambil. Kelas-kelas online lembaga pendidikan dunia berlomba-lomba menawarkan kelas online profesional dalam berbagai minat ilmu. Sayang kalau dilewatkan. Kalau memang akhirnya kelas belajar di rumah ini perpanjang sampai akhir tahun. Minimal kita bisa mendapat kelas keilmuan yang keren-keren selama satu semester.

Tidak ada komentar

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.