Agar Lelahmu Menjadi Lillah
.
.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam. Alhamdulillah kita masih diberikan
kesehatan dan kesempatan menjalankan ibadah puasa ramadhan. Dan sekiranya ada
yang diberi udzur karena haidh maka mereka tetap akan mendapat pahala
sebagaimana amalan yang biasa mereka jalankan sehari-hari.
Apabila seorang hamba mengalami sakit atau safar (sehingga
tidak bisa beramal) maka tetap dicatat untuknya sebagaimana amal rutinnya
ketika dia tidak safar dan dalam kondisi sehat. (HR. Ahmad 19679 & Bukhari
2996)
Syaikh
Dr. Khalid al-Mushlih mengatakan,
وقد ألحق بعض العلماء الحائض والنفساء بالمريض
والمسافر في أنها تثاب على الصلاة زمن الحيض، لأنها ممنوعة منها شرعاً، وهذا بشرط
صدق الرغبة وصحة العزم على الفعل لولا المانع
Para ulama menyamakan status wanita haid dan nifas sebagaimana
orang sakit, dimana mereka tetap mendapat pahala shalat ketika haid. Karena
mereka memiliki penghalang yang diterima oleh syariat. dan ini tentu dengan
syarat, disertai keinginan yang jujur dan tekad kuat untuk beramal, andai dia
tidak memiliki udzur.
Dalam Islam, Allah tidak pernah menyia-nyiakan kebaikan
seorang hambanya. Bahkan Allah sendiri mengatakan di dalam
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ
الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ
تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ
يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا
يَرَهُ (8)
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat) dan
bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia
bertanya, "Mengapa bumi (jadi begini)?" Pada hari ini bumi
menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang
sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam
keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)
pekerjaan mereka. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya Dan barang siapa yang mengerjakan
kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Bagi para ibu beratnya pekerjaan yang harus mereka kerjakan
tidak luput dari penghitungan Allah. Akan dibalas oleh Allah di dunia dan juga
di akhirat. Dengan syarat niat yang ikhlas.
Dalam islam syarat diterimanya amalan itu ada dua
1.
Niat Ikhlas karena Allah
2.
Sesuai tuntunan Rasulullah
Dan bagi para ibu jika mereka meniatkan segala yang mereka
kerjakan di rumahnya itu karena Allah maka pahalanya sama sebagaimana yang
dikerjakan para lelaki di luar rumah. Bahkan semisal mengelap cermin yang
ukurannya sekepalan tangan akan diganjar pahala oleh Allah. Apalagi pekerjaan
yang lebih berat daripada itu.
Dan wanita-wanita mukminah itu adalah harta bagi sebuah
keluarga muslim.
Bahkan seorang ulama
mengingatkan para ibu yang menyusui. Hendaklah mereka saat menyusui
bayi-bayinya diniatkan untuk Allah. Bukan hanya sekedar bayi itu kenyang.
Amru bin Abdillah mensihati
istrinya yang sedang menyusui anaknya
“ Janganlah dirimu menyusui anak
kita seperti binatang yang menyusui anaknya. Yang hanya didorong oleh kasih
sayang kepada anak. Akan tetapi susuilah anak
dengan niat Mengharap pahala dari Allah dan agar ia hidup melalui
susuanmu. Mudah-mudahan ia kelak mentauhidkan Allah dan menyembah Allah Azza
wajalla”
Kita membedakan diri kita dengan binatang saat
menyusui bayi kita dengan niat Karena Allah. Itulah kenapa sebenarnya masa
menyusui bayi secara langsung (bukan melalui botol susu) adalah masa emas ibu
dan bayinya. Karena kita bisa menyisipkan nilai-nilai keimanan, prinsip-prinsip
ideologis dan sekaligus ibadah kepada Allah.
Bahkan ada yang beberapa
wanita mukminah yang setiap menyusui bayinya ia memulainya dengan berwuduhu.
Masya Allah. Karena paham betul bahwa menyusui bayi adalah bagian dari ibadah
kepada Allah.
Bersabarnya Wanita Terhadap Pekerjaan RUmah Tangga
Pekerjaan ibu itu tidak
pernah selesai. Dari bangun tidur sampi mau tidur lagi. Jangan sampai lelah 24
jam itu tidak bernilai pahala di sisi Allah.
1.
Niat ikhlas
mencari ridha Allah
2.
Mulailah dengan
berwudhu. Bahkan saya memiliki seorang ustadzah yang setiap hari selalu mandi
besar di pagi hari. Lalu kemudian memulai harinya dengan qiyamul lail menjelang
subuh.
3.
Biasakan dengan
membaca dzikrul pagi dan petang
4.
Mulailah hari
dengan membaca qur’an. Waktu itu milik Allah. Maka mintalah keberkahan waktu
yang kita miliki kepada Allah. Semua orang memiliki waktu yang sama di bumi
yakni 24 jam. Tetapi cara mereka mengisinya ternyata berbeda-beda. Maka
mintalah kepada Allah agar waktu kita berkah dan kita mengisi waktu kita dengan
kebaikan.
Tidak ada komentar
Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.