“Hadza Masjid Nabawi” (itu masjid
Nabawi) ujar supir taksi yang kami tumpangi saat menara-menara masjid menyembul
dari kejauhan. Dan saya tersedu-sedu. Dari kali pertama saya melihat plang
bertuliskan ‘Madinah’ di jalan tadi dada saya sudah penuh sesak. Dan benar saat
saya melihat menara-menara masjid Nabawi saya langsung tersedu-sedu. Ya Allah,
akhirnya aku mengunjungi rumah nabi-Mu.
Promo Tiket 2,5 juta ke Jeddah
Akhir tahun 2017 kami mendapat
ujian. Dunia terasa sempit. Udara terasa habis. Sesak. Malam itu di penghujung bulan Desember setelah salat
malam saya membuka laptop. Awalnya ingin mengedit tulisan pesanan yang harus
saya posting besok hari. Tetapi saya berpikir untuk membuka website maskapai
penerbangan. Dan tara, ada promo tiket murah. Saya langsung mengetikkan kata ‘
Jeddah’ untuk kota tujuan yang ingin saya datangi. Hanya 2,5 juta untuk
penerbangan Jakarta-Jeddah. Sebuah harga yang murahnya kebangetan. Saya
bangunkan suami. Dan kami diskusi. Akhirnya tiket itu tak lama sudah dikirimkan
via email dengan nama kami. Alhamdulillah. Begitulah selanjutnya. Kepergian kami
untuk umroh ini memang kami rancang sendiri tanpa melalui travel umroh/haji. Semuanya
kami urus sendiri. Booking hotel dan pengurusan visa kami kerjakan secara
mandiri.
Dan sehari sebelum jadwal
keberangkatan terlaksana visa umroh kami baru dikeluarkan oleh kedubes Arab
Saudi. Bener-bener menguras emosi. Akhirnya setelah paginya mendapat kabar visa
keluar siangnya langsung mencari tiket kereta api menuju Jakarta. Malamnya selepas
maghrib kami berangkat ke Jakarta. Subuh sampai Bekasi mengambil visa dan
paspor yang dibawa seorang kawan lalu dengan naik bis menuju bandara
Soekarno-Hatta. Jam dua siang kami terbang ke Kuala Lumpur. Kami sempat transit
semalam di bandara KLIA Malaysia. Dan esok jam 5 pagi kami bertolak menuju
Jeddah. Penerbangan 9 jam itu terasa panjang. Tetapi karena berangkat mandiri
kami jadi berbaur dengan jamaah dari banyak negara. Saya duduk bersebelahan
dengan seorang muslimah asal Bangkok. Di depan saya jamaah asal Malaysia. Dan
kami ngobrol berjam-jam dengan bahasa Inggris. Dan ketika pilot mengumumkan
bahwa para jamaah sudah boleh mengambil niat umroh dari atas pesawat saya
langsung mbrambangi alias berkaca-kaca. Akhirnya saya sampai ke titik ini. Ya Allah
nikmat ini sangat luar biasa.
Jeddah
Di Jeddah kami menunggu agak lama di
imigrasi. Karena harus menunggu petugas handling alias petugas penjemputan.
Karena kita tidak akan bisa masuk wilayah Arab Saudi kecuali ada petugas
penjemput dari yang mengeluarkan visa kita saat di tanah air yang datang menjemput.
Dan tak lama seorang supir asal Pakistan mendatangi kami. Berkomunikasi menggunakan
bahasa Arab dan Inggris kami akhirnya tahu dialah petugas yang diminta
menjemput kami. Akhirnya kami diantar menuju Madinah. Kota nabi-Nya.
Jatuh Cinta Dengan Madinah
Kalau ada kota yang ingin saya diami untuk
menghabiskan masa tua maka jawabannya adalah Madinah. Madinah sama seperti
negeri-negeri gurun lainnya. Panas dan kering tetapi suasananya yang bikin
adem. Jalan kaki dari hotel menuju masjid setiap waktu salat. Salat jamaah di
masjid nabawi setiap waktu. Kemudian menyempatkan ziarah ke makam rasulullah. Dan
berdoa dengan khusyuk di Raudhah. Nikmat yang ga akan pernah tergantikan dengan
apapun.
Madinah itu cantik bukan karena
arsitekturnya indah tetapi sikap orang-orang penghuninya yang membuat Madinah
itu indah. Di waktu duha anak-anak kecil dan ke masjid untuk mulazamah dengan
para syaikh untuk belajar tentang islam dan quran. Suara lantunan kitab suci
merdu terdengar dari mana-mana. Jamaah putra dan putri dipisah. Berbeda dengan
Masjidil haram yang ternyata putra-putri berbaur.
Madinah itu indah karena bertaburnya
para ahlul ilmu. Setiap sore masjid itu penuh dengan para penuntut ilmu yang
duduk melingkar dengan seorang syeikh di tengah-tengah mereka untuk mengkaji
kitabullah. Nikmat mana lagi yang lebih indah dari ini? Ketika kamu mendapat
kesempatan mendulang lautan ilmu sebanyak mungkin langsung dari sumbernya. Bukankah
banyak hadist yang mengatakan bahwa para penuntut ilmu akan dinaungi
sayap-sayap malaikat saat mereka belajar.
Silaturahmi Dengan Muslimah Berbagai Negara
dengan rombongan muslimah asal China |
Di Madinah saya menyempatkan ziarah
ke banyak tempat. Mengunjungi bukit Uhud, makam Baqi, museum-museum tantang
quran dan kaligrafi. Bahkan mencoba naik bis keliling kota Madinah. Di lain
waktu saya mengobrol dengan jamaah-jamaah dari negara lain. Saya selalu
menyempatkan diri berfoto dengan muslimah dari banyak negara. Karena saya ga
berombongan sehingga seringnya bisa bersebelahan dengan jamaah negara lain.
Hari ini berbagi sajadah dengan jamaah asal Pakistan. Esoknya dengan muslimah
asal Turki. Esoknya dengan seorang bule asal Kanada. Siangnya berbagi roti
dengan jamaah asal Sudan dan Nigeria. Esoknya mengobrol dengan muslimah asal
Tunisia. Sorenya dengan rombongan muslimah asal Aljajair. Malamnya duduk
bersebelahan dengan muslimah asal London bahkan saling bertukar alamat sosmed. Hahahaha.
Kapan lagi kita bisa dapat kesempatan reuni dengan muslimah dari berbagai
penjuru dunia kalau bukan saat itu.
Seperti saat datang saat kami
meninggalkan Madinah airmata saya bercucuran lagi. Tak sampai hati say goodbye dengan
kota Madinah. Kami meninggalkan kota Madinah dan bertolak ke Mekkah dengan
menggunakan bis lokal. Tidak pernah saya naik bis seemosional saat itu. Antara seneng
karena akan bertemu Makkah dan sedih karena entah kapan lagi bisa kembali ke
Madinah. Naik bis serasa drama. Untungnya kami punya teman mengobrol karena
supir bis yang kami tumpangi asal Surabaya dan Cianjur. Jadilah sepanjang jalan
kami berbagi kisah tentang dunia bis tanah air dan si masnya berbagi kisah
tentang bekerja di negeri orang. Mungkin ini ga akan kami temui jika kami
berangkat melalui travel bukan?.
Finally Makkah
Malamnya kami tiba di Makkah. Saat memasuki
Makkah dari kejauhan kami sudah melihat ujung menara Al Bayt yang berbentuk
tanduk fenomenal itu. Setelah sampai tempat pemberhentian bis kami kemudian
menawar taksi untuk diantar ke penginapan di tempat seorang kawan yang bekerja
di Makkah. Dan kami diantar dengan selamat. Di apartemen kawan itu kami hanya
bersih-bersih sebentar kemudian melangkahkan kaki menuju Masjidil haram dengan
berjalan kaki. Sepanjang jalan saya mengucapkan kalimat talbiyah dengan rasa
haru yang tidak bisa saya ucapkan dengan kata-kata dengan bahasa manapun.
Masuk masjidil haram langsung menuju
Ka’bah. Dan mata saya kembali berkaca-kaca. Akhirnya saya di sini. Di depan
tempat kiblatnya kaum muslimin dari seluruh dunia. Saya yakin semua muslim yang
pertamakali melihat ka’bah pasti akan bersikap melankolis seperti saya. Saya menatap
benda hitam yang selalu dirubung penuh itu. Suami menggenggam tangan saya erat.
Kami thowaf mengelilingi ka’bah tujuh kali. Untungnya saat itu malam hari dan
Ramadhan belum tiba sehingga masih ada sela untuk berdekat-dekatan dengan ka’bah.
Meskipun saya tidak punya kesempatan untuk mendekati hajar aswad. Tetapi saya
sempat salat sunnah di Hijr Ismail. Dalam sujud terakhir saya meminta diampuni
segala dosa saya yang ga terhitung ini. Bahkan rasanya ga layak meminta ampun
tetapi jika bukan kepada Allah saya meminta kepada siapa lagi saya memohon?.
Setelah thowaf kami sai berjalan
bolak-balik sebanyak 7 kali antara bukit Shafa dan Marwah. Dan berakhir di
bukit Marwah. Saya dan suami menyempatkan diri selfie. Hahahaha. Selesai sudah
ibadah umroh kami hari itu. Saya kemudian meminta tolong seorang perempuan asal
negara lain untuk memotong sedikit rambut saya. Dan kemudian mengantar suami ke
luar dari area masjid menuju tempat mencukur rambut di lantai bawah sebuah
pusat perbelanjaan. Setelah suami selesai tahalul kami mencari makan malam. Waktu
sudah menunjukkan angka jam 12 malam waktu Arab Saudi. Kami mampir di sebuah
restoran Turki dan memesan makan malam. Dan suasana di mall itu semakin ramai. Menjelang
subuh kami baru pulang ke penginapan. Selesai sudah ritual umroh kami.
Esoknya kami membiasakan salat jamaah
di masjidil haram. Ziarah ke tempat-tempat suci di Makkah dan mencoba beragam
kuliner khas Timur Tengah.
Selama umroh saya sedikit mengambil foto dan selfie. Karena rasanya sayang banget kalau ibadah umroh ini hanya
diisi dengan foto-foto aja. Udah jauh-jauh ke sana sayang rasanya kalau
ibadahnya ga maksimal. Selain itu kendala paling utama adalah agak riweuh kalau
harus mengeluarkan kamera. Selain itu kita akan diperiksa petugas saat akan
memasuki masjid. Dan kamera ga boleh dibawa masuk. Jadi kamera hape sangat
diandalkan selama umroh.
Bahkan saat umroh kemarin ada cerita
sedih yang berkaitan dengan kamera. Karena kamera DSLR saya ga bisa nyala saat
dihidupkan. Karena saya ga menyertakan batrei BG-nya. Karena memang kami
berangkat dengan tiket promo yang ga dapat bagasi. Sehingga untuk meminimalkan
bagasi saya hanya membawa barang-barang penting saja. Dan ternyata kamera kami
ga bisa on dengan batrei biasa. Hiks.
Jadilah selama umroh kami hanya
mengandalkan kamera hape. Dan rasanya juga lebih tenang karena ga harus
kucing-kucingan dengan petugas. Karena memang hape diperbolehkan untuk dibawa
masuk ke masjidil haram dan masjid nabawi.
Pengen Hape Huawei Nova 3i
Nah, rencananya ramadhan tahun depan
saya dan suami mau umroh backpacker lagi nih. Jadi kepikiran buat punya hape
yang mumpuni untuk menemani kami umroh lagi. Berharap punya hape Huawei Nova 3i.
kenapa milih Huawei Nova 3i
1. Karena storage-nya 128 GB.
Pengalaman banget kalau bepergian itu
kita dikasih kesempatan mengambil gambar semua moment yang ga mungkin terulang
lagi. Kalau memori kita mefet duuuh sayang banget.
Saya kemarin saat umroh itu merelakan
banyak video untuk dihapus karena memory hape saya terbatas. Jadi sekiranya
yang video ‘gagal’ gitu terpaksa dihapus. Huhuhuhu. Dan saat di rumah nyesel
karena kehilangan banyak kenangan di hape. hiks
2. Desain irish purple yang bikin kece.
Desain irish purple ini asli cantik
banget. Warna gradasi ungu neon dan biru. Bayanginnya aja udah ngerasa secantik
apa warna itu
3. Kamera dengan teknologi AI.
Teknologi AI adalah
Artificial Intelligence yang artinya si kamera hape ini bakal memilihkan mode terbaik saat kita
memotret berdasarkan objeknya. Jadi kalau kita motret pemandangan kayak gunung
atau gurun otomatis kameranya pilihin mode panorama. Kalau motret orang
kameranya bakal milihin mode portrait dengan kasih efek beauty. Bahkan bisa
bedain mana wajah laki-laki atau wajah perempuan. Wah pinter bangetkan si
kamera hapenya ini. Mau banget punya kayak beginian.
Aku tuh capek kalau
setiap mau motret pake acara nyeting kamera dulu. Hahahahaha. Keburu momentnya
hilang. Bahkan saran saya sih bepergian untuk ibadah umroh/haji sebaiknya bawa
kamera dari hape saja. Karena kamera ga boleh masuk ke dalam masjid. Meskipun
kamera kita bisa lolos dengan diam-diam dari pengawasan petugas tetap aja
ibadah kita jadi ga nyaman. Ngapain sih pake acara nipu-nipu saat ibadah. Ga berkah
atuh ibadahnya. Sayang ibadahnya.
4. Dengan GPU Turbo
Buat penggemar gaming ini pasti bikin
klepek-klepek. Meskipun jarang ngegame saya punya pengalaman berkesan dengan
game saat berangkat umroh kemarin. Saat penerbangan dari Kuala Lumpur-Jeddah
itu menempuh waktu selama 9 jam lebih. Dan di jalan tuh berasa banget sepinya. Karena
saya naik maskpai LCC alias maskapai berbudget rendah. Sehingga fasilitasnya
minimalis banget. Ga ada layar untuk liat film atau sekedar mendengarkan music misalnya.
Andalan saya sih saat itu tidur, baca quran, ngobrol sama teman sebelah saya yang
berkebangsaan Thailand, ngedraft buat postingan di blog dan main game di hape. Tetapi
hape saya batrenya cepet banget habis. Hiks. Jadi saran saya sih kalau mau
traveling jauh mending bawa hape dengan performa maksimal deh. Biar bisa
maksimal juga yang bisa dilakukan selama di jalan yang biasanya butuh waktu
berjam-jam.
Nah mungkin itu sedikit curhat saya
saat kami umroh backpacker bulan Mei lalu. Ada banyak cerita yang ingin saya
sampaikan berkaitan dengan umroh kami kemarin. Tetapi rasanya sebaiknya ada
banyak cerita yang harusnya disimpan jadi kenangan kami saja. Harapan saya
meskipun dengan dana minim semoga ibadah umroh kami kemarin mabrur diterima Allah. Aamiin.
“ Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway blognya Jiwo” semoga ada sedikit manfaat buat teman-teman dari kisah
di blog ini.
Kalau sudah dipanggil ke Tanah Suci, memang selalu ada jalan ya, Mak. Hiks...
BalasHapusDari kalimat pertama udah mbrebes mili sambil baca. Doain aku bisa ke sana juga, Mak. Amin.
Aamiin, semoga dimudahkan ya mb Ayuun
HapusMasya Allah, gak bosan saya baca atau dengar cerita tentang umroh dan segala seluk beluknya. Makin berniat ingin kesana. Someday insya Allah. Btw, hp nya keren ya, moga dapet huawei nova 3i nya ya mak...moga menang. Aamiin
BalasHapusInsya Allah ada jalan mak Nung
HapusMembaca ceriita mba Irul tentang Madinah jadi inget kisah para sahabat yang muhajirin yang merasa tidak betah tinggal di Madinah karena cuaca, dll, lalu Rasulullah berdoa agar Madinah menjadi kota yang membuat betah untuk ditempati (lupa bacaan doanya, intinya seperti itu)
BalasHapusSubhanallah ikutan terharu membacanya Mak
BalasHapusNggak kebayang itu perjalanan super cepat saat sebelum keberangkatan ke Madinah waktu ambil Visanya, Akhirnya bisa tercapai ke Madinah-Makkah dengan selamat dan lancar
Semoga di tahun doanya utk bisa kembali backpackeran ke Jeddah lagi dengan membawa Smartphone Huawei Nova 3i dijabah oleh-Nya ya Mbak
Semangat selalu
Good Luck
Salam dari Bumi Jember ^_^
KAlau udah dapet Novanay nanti balik lagi ke Mekah ya mak Irul. Aamiin
BalasHapusMasyaa Allah mba, jadi rinduu lagi pengen kesana hiksss
BalasHapusSemoga jodoh hpnya mba dan jodoh juga kita akan kembali ke sana yahh.. Amiin...
Aku mbrambangi bacanya mak, mengikuti ceritamu dari awal, melu deg2an, Alhamdulillah Allah Maha Baik yaa :)
BalasHapusMak...kalau kesana lagi, titip namaku ya mak. Smeoga dilancarkan lagi proses umrohnya besok. trus anak anak kemarin sama siapa?
BalasHapusMasyaAllah mba, saya kangen banget bisa umroh lagi. mugi ada kesempatan. btw saya juga ngebet banget nih pengen punya huawei nova 3i, kece abiiis
BalasHapussubhanallah ya mba senang sekali bisa umroh. Semoga segala pinta dikabulkan-Nya
BalasHapusPerjalanan umroh yang sangat berkesan yaa, Mba. Semoga saya juga bisa menginjakkan kaki di tanah para nabi itu suatu hari nanti, amiin
BalasHapusandalan banget ya kamera hp, ikutan ah kayak mak irul.
BalasHapusinsha Allah mau nyusul jg kesana, doain ya makk
Ahh... aku jadi rindu madinah dan mekah lagi..hiks...masih terbayang bayang di mata..
BalasHapusKalu musim haji, baik maadinah maupun mekah penuh sekali. Jadi kegiatan belajar mengaji sdpertinya tidak ada. Eh..pas awal2 musim haji masih ada kajian oleh ustad firanda di masjid nabawi. Tapi cuma sehari ijinnya krn penuh banget
BalasHapusMasya Allah, semoga bisa ke Mekah juga saya sekeluarga. Pengalaman yang menginspirasi banget mba.
BalasHapusMbaaaaaaaaaaa Iruuuuuul. Aku juga kepingin ke Mekkah Madinah. Huhuu. Doakan yaa mbaa
BalasHapusSemoga kami pun segera sampai ke tanah suci.. Mak irul memicuku untuk membulatkan niat! Semoga menang ya mba.. pengen ikut jejakmu mengurus umroh mandiri deh mba
BalasHapusYa Allah aku juga akan memilih Madinah untuk jadi tempat aku menghabiskan waktu. Alhamdulillah bisa mendapat kenangan selama disana ya mbaa
BalasHapusAlhamdulillah akhirnya bisa umroh ya walaupun penuh perjuangan pada awalnya.
BalasHapusWah saya kalo lihat postingan orang ke umroh atau haji, sudah mengharu biru saja rasanya. Iya sih, dokumentasinya harus oke biar bisa dikenang selamanya ya Mbak.
BalasHapusWaaaah, pasti perjalanan yang mengesankan tak hanya mata namun juga hati ya Mbaaa.... Terharu aku melihat perjuangannya :)
BalasHapusTiap ke tanah suci penuh cerita apalagi backpacker gitu. Aku nunggu teman partner nih karena kalau kita bisa tata caranya, berangkat berdua juga bisa
BalasHapusMasyaallah mbak... selalu ada jalan untuk yang sudah berniat ya...
BalasHapusSemoga umroh yang akan datang diberi kemudahan dan kelancaran...
Akhirnya aku baca kisahmu umroh mba. Murah banget harga tiket ke Jeddah cuma 2,5juta. Semoga terwujud bisa umroh lagi ya mba
BalasHapusSetelah baca-baca malah pegen ke Mekah juga nih kak :) Semoga bisa segera menunaikan ibadah Umroh dengan segera.
BalasHapusSeru banget Makrul cerita umroh backpacker-nya! Beda banget sama umrohku yang ikut travel,hihihii.
BalasHapusMasyaAlloh mba semoga ku juga bisa ke Mekkah aamiin :) hp-nya kece y mba kujuga mau
BalasHapusSerunya bisa backpacker-an untuk umroh. Jadi kepengen juga. Lebih seru dan menantang ya daripada umroh yang biasa. :)
BalasHapusMasyaAllah mbak, barakallah mbak, bisa menyelenggarakan umroh mandiri. Pengalaman ini tentu saja berkesan sekali ya. Inspiratif banget mbak.
BalasHapusHoror juga ya mba, urusan visanya.
BalasHapusHanya jelang satu hari sebelum umroh.
Kenapa bisa begitu, mba, mepet banget?
Baidewei boleh tahu, kira-kira total habis berapa duit kalau umroh backpacker gini mba?
Pasti jauh lebih hemat ya?
Assalamualaykum.. mba, salam kenal. Saya via, ibu satu anak. InsyaAllah April tahun depan berencana umroh mandiri bertiga dg suami. Tiket sdh issued krn dapat murah. Tapi masih berjuang utk pengurusan visa. Kalau blh,mohon informasinya ttg pengurusan visa mba sekeluarga. Mohon doanya jg semoga Kami sekeluarga bs umroh.
BalasHapusAlhamdulillah mbak..... indahnya pengalamannya ya mba..... semoga saya bisa ngikutin jejak mbak.. kapan berankat lagi kasih tau ya mbak....
BalasHapus