Umroh Backpacker Yang Penuh Kenangan Di Tahun 2018




“Hadza Masjid Nabawi” (itu masjid Nabawi) ujar supir taksi yang kami tumpangi saat menara-menara masjid menyembul dari kejauhan. Dan saya tersedu-sedu. Dari kali pertama saya melihat plang bertuliskan ‘Madinah’ di jalan tadi dada saya sudah penuh sesak. Dan benar saat saya melihat menara-menara masjid Nabawi saya langsung tersedu-sedu. Ya Allah, akhirnya aku mengunjungi rumah nabi-Mu.


Promo Tiket 2,5 juta ke Jeddah

Akhir tahun 2017 kami mendapat ujian. Dunia terasa sempit. Udara terasa habis. Sesak. Malam itu di penghujung bulan Desember setelah salat malam saya membuka laptop. Awalnya ingin mengedit tulisan pesanan yang harus saya posting besok hari. Tetapi saya berpikir untuk membuka website maskapai penerbangan. Dan tara, ada promo tiket murah. Saya langsung mengetikkan kata ‘ Jeddah’ untuk kota tujuan yang ingin saya datangi. Hanya 2,5 juta untuk penerbangan Jakarta-Jeddah. Sebuah harga yang murahnya kebangetan. Saya bangunkan suami. Dan kami diskusi. Akhirnya tiket itu tak lama sudah dikirimkan via email dengan nama kami. Alhamdulillah. Begitulah selanjutnya. Kepergian kami untuk umroh ini memang kami rancang sendiri tanpa melalui travel umroh/haji. Semuanya kami urus sendiri. Booking hotel dan pengurusan visa kami kerjakan secara mandiri.
Dan sehari sebelum jadwal keberangkatan terlaksana visa umroh kami baru dikeluarkan oleh kedubes Arab Saudi. Bener-bener menguras emosi. Akhirnya setelah paginya mendapat kabar visa keluar siangnya langsung mencari tiket kereta api menuju Jakarta. Malamnya selepas maghrib kami berangkat ke Jakarta. Subuh sampai Bekasi mengambil visa dan paspor yang dibawa seorang kawan lalu dengan naik bis menuju bandara Soekarno-Hatta. Jam dua siang kami terbang ke Kuala Lumpur. Kami sempat transit semalam di bandara KLIA Malaysia. Dan esok jam 5 pagi kami bertolak menuju Jeddah. Penerbangan 9 jam itu terasa panjang. Tetapi karena berangkat mandiri kami jadi berbaur dengan jamaah dari banyak negara. Saya duduk bersebelahan dengan seorang muslimah asal Bangkok. Di depan saya jamaah asal Malaysia. Dan kami ngobrol berjam-jam dengan bahasa Inggris. Dan ketika pilot mengumumkan bahwa para jamaah sudah boleh mengambil niat umroh dari atas pesawat saya langsung mbrambangi alias berkaca-kaca. Akhirnya saya sampai ke titik ini. Ya Allah nikmat ini sangat luar biasa.
Jeddah

Di Jeddah kami menunggu agak lama di imigrasi. Karena harus menunggu petugas handling alias petugas penjemputan. Karena kita tidak akan bisa masuk wilayah Arab Saudi kecuali ada petugas penjemput dari yang mengeluarkan visa kita saat di tanah air yang datang menjemput. Dan tak lama seorang supir asal Pakistan mendatangi kami. Berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan Inggris kami akhirnya tahu dialah petugas yang diminta menjemput kami. Akhirnya kami diantar menuju Madinah. Kota nabi-Nya.
Jatuh Cinta Dengan Madinah

Kalau ada kota yang ingin saya diami untuk menghabiskan masa tua maka jawabannya adalah Madinah. Madinah sama seperti negeri-negeri gurun lainnya. Panas dan kering tetapi suasananya yang bikin adem. Jalan kaki dari hotel menuju masjid setiap waktu salat. Salat jamaah di masjid nabawi setiap waktu. Kemudian menyempatkan ziarah ke makam rasulullah. Dan berdoa dengan khusyuk di Raudhah. Nikmat yang ga akan pernah tergantikan dengan apapun.


Madinah itu cantik bukan karena arsitekturnya indah tetapi sikap orang-orang penghuninya yang membuat Madinah itu indah. Di waktu duha anak-anak kecil dan ke masjid untuk mulazamah dengan para syaikh untuk belajar tentang islam dan quran. Suara lantunan kitab suci merdu terdengar dari mana-mana. Jamaah putra dan putri dipisah. Berbeda dengan Masjidil haram yang ternyata putra-putri berbaur.
Madinah itu indah karena bertaburnya para ahlul ilmu. Setiap sore masjid itu penuh dengan para penuntut ilmu yang duduk melingkar dengan seorang syeikh di tengah-tengah mereka untuk mengkaji kitabullah. Nikmat mana lagi yang lebih indah dari ini? Ketika kamu mendapat kesempatan mendulang lautan ilmu sebanyak mungkin langsung dari sumbernya. Bukankah banyak hadist yang mengatakan bahwa para penuntut ilmu akan dinaungi sayap-sayap malaikat saat mereka belajar.

Silaturahmi Dengan Muslimah Berbagai Negara

dengan rombongan muslimah asal China

Di Madinah saya menyempatkan ziarah ke banyak tempat. Mengunjungi bukit Uhud, makam Baqi, museum-museum tantang quran dan kaligrafi. Bahkan mencoba naik bis keliling kota Madinah. Di lain waktu saya mengobrol dengan jamaah-jamaah dari negara lain. Saya selalu menyempatkan diri berfoto dengan muslimah dari banyak negara. Karena saya ga berombongan sehingga seringnya bisa bersebelahan dengan jamaah negara lain. Hari ini berbagi sajadah dengan jamaah asal Pakistan. Esoknya dengan muslimah asal Turki. Esoknya dengan seorang bule asal Kanada. Siangnya berbagi roti dengan jamaah asal Sudan dan Nigeria. Esoknya mengobrol dengan muslimah asal Tunisia. Sorenya dengan rombongan muslimah asal Aljajair. Malamnya duduk bersebelahan dengan muslimah asal London bahkan saling bertukar alamat sosmed. Hahahaha. Kapan lagi kita bisa dapat kesempatan reuni dengan muslimah dari berbagai penjuru dunia kalau bukan saat itu.

Seperti saat datang saat kami meninggalkan Madinah airmata saya bercucuran lagi. Tak sampai hati say goodbye dengan kota Madinah. Kami meninggalkan kota Madinah dan bertolak ke Mekkah dengan menggunakan bis lokal. Tidak pernah saya naik bis seemosional saat itu. Antara seneng karena akan bertemu Makkah dan sedih karena entah kapan lagi bisa kembali ke Madinah. Naik bis serasa drama. Untungnya kami punya teman mengobrol karena supir bis yang kami tumpangi asal Surabaya dan Cianjur. Jadilah sepanjang jalan kami berbagi kisah tentang dunia bis tanah air dan si masnya berbagi kisah tentang bekerja di negeri orang. Mungkin ini ga akan kami temui jika kami berangkat melalui travel bukan?.

Finally Makkah

Malamnya kami tiba di Makkah. Saat memasuki Makkah dari kejauhan kami sudah melihat ujung menara Al Bayt yang berbentuk tanduk fenomenal itu. Setelah sampai tempat pemberhentian bis kami kemudian menawar taksi untuk diantar ke penginapan di tempat seorang kawan yang bekerja di Makkah. Dan kami diantar dengan selamat. Di apartemen kawan itu kami hanya bersih-bersih sebentar kemudian melangkahkan kaki menuju Masjidil haram dengan berjalan kaki. Sepanjang jalan saya mengucapkan kalimat talbiyah dengan rasa haru yang tidak bisa saya ucapkan dengan kata-kata dengan bahasa manapun.
Masuk masjidil haram langsung menuju Ka’bah. Dan mata saya kembali berkaca-kaca. Akhirnya saya di sini. Di depan tempat kiblatnya kaum muslimin dari seluruh dunia. Saya yakin semua muslim yang pertamakali melihat ka’bah pasti akan bersikap melankolis seperti saya. Saya menatap benda hitam yang selalu dirubung penuh itu. Suami menggenggam tangan saya erat. Kami thowaf mengelilingi ka’bah tujuh kali. Untungnya saat itu malam hari dan Ramadhan belum tiba sehingga masih ada sela untuk berdekat-dekatan dengan ka’bah. Meskipun saya tidak punya kesempatan untuk mendekati hajar aswad. Tetapi saya sempat salat sunnah di Hijr Ismail. Dalam sujud terakhir saya meminta diampuni segala dosa saya yang ga terhitung ini. Bahkan rasanya ga layak meminta ampun tetapi jika bukan kepada Allah saya meminta kepada siapa lagi saya memohon?.

Setelah thowaf kami sai berjalan bolak-balik sebanyak 7 kali antara bukit Shafa dan Marwah. Dan berakhir di bukit Marwah. Saya dan suami menyempatkan diri selfie. Hahahaha. Selesai sudah ibadah umroh kami hari itu. Saya kemudian meminta tolong seorang perempuan asal negara lain untuk memotong sedikit rambut saya. Dan kemudian mengantar suami ke luar dari area masjid menuju tempat mencukur rambut di lantai bawah sebuah pusat perbelanjaan. Setelah suami selesai tahalul kami mencari makan malam. Waktu sudah menunjukkan angka jam 12 malam waktu Arab Saudi. Kami mampir di sebuah restoran Turki dan memesan makan malam. Dan suasana di mall itu semakin ramai. Menjelang subuh kami baru pulang ke penginapan. Selesai sudah ritual umroh kami.

Esoknya kami membiasakan salat jamaah di masjidil haram. Ziarah ke tempat-tempat suci di Makkah dan mencoba beragam kuliner khas Timur Tengah.
Selama umroh saya sedikit mengambil foto dan selfie. Karena rasanya sayang banget kalau ibadah umroh ini hanya diisi dengan foto-foto aja. Udah jauh-jauh ke sana sayang rasanya kalau ibadahnya ga maksimal. Selain itu kendala paling utama adalah agak riweuh kalau harus mengeluarkan kamera. Selain itu kita akan diperiksa petugas saat akan memasuki masjid. Dan kamera ga boleh dibawa masuk. Jadi kamera hape sangat diandalkan selama umroh.

Bahkan saat umroh kemarin ada cerita sedih yang berkaitan dengan kamera. Karena kamera DSLR saya ga bisa nyala saat dihidupkan. Karena saya ga menyertakan batrei BG-nya. Karena memang kami berangkat dengan tiket promo yang ga dapat bagasi. Sehingga untuk meminimalkan bagasi saya hanya membawa barang-barang penting saja. Dan ternyata kamera kami ga bisa on dengan batrei biasa. Hiks.

Jadilah selama umroh kami hanya mengandalkan kamera hape. Dan rasanya juga lebih tenang karena ga harus kucing-kucingan dengan petugas. Karena memang hape diperbolehkan untuk dibawa masuk ke masjidil haram dan masjid nabawi.

Pengen Hape Huawei Nova 3i
Nah, rencananya ramadhan tahun depan saya dan suami mau umroh backpacker lagi nih. Jadi kepikiran buat punya hape yang mumpuni untuk menemani kami umroh lagi. Berharap punya hape Huawei Nova 3i. kenapa milih Huawei Nova 3i


1.     Karena storage-nya 128 GB.
Pengalaman banget kalau bepergian itu kita dikasih kesempatan mengambil gambar semua moment yang ga mungkin terulang lagi. Kalau memori kita mefet duuuh sayang banget.
Saya kemarin saat umroh itu merelakan banyak video untuk dihapus karena memory hape saya terbatas. Jadi sekiranya yang video ‘gagal’ gitu terpaksa dihapus. Huhuhuhu. Dan saat di rumah nyesel karena kehilangan banyak kenangan di hape. hiks
2.     Desain irish purple yang bikin kece.
Desain irish purple ini asli cantik banget. Warna gradasi ungu neon dan biru. Bayanginnya aja udah ngerasa secantik apa warna itu
3.    Kamera dengan teknologi AI.
   Teknologi AI adalah Artificial Intelligence yang artinya si kamera hape ini  bakal memilihkan mode terbaik saat kita memotret berdasarkan objeknya. Jadi kalau kita motret pemandangan kayak gunung atau gurun otomatis kameranya pilihin mode panorama. Kalau motret orang kameranya bakal milihin mode portrait dengan kasih efek beauty. Bahkan bisa bedain mana wajah laki-laki atau wajah perempuan. Wah pinter bangetkan si kamera hapenya ini. Mau banget punya kayak beginian.
    Aku tuh capek kalau setiap mau motret pake acara nyeting kamera dulu. Hahahahaha. Keburu momentnya hilang. Bahkan saran saya sih bepergian untuk ibadah umroh/haji sebaiknya bawa kamera dari hape saja. Karena kamera ga boleh masuk ke dalam masjid. Meskipun kamera kita bisa lolos dengan diam-diam dari pengawasan petugas tetap aja ibadah kita jadi ga nyaman. Ngapain sih pake acara nipu-nipu saat ibadah. Ga berkah atuh ibadahnya. Sayang ibadahnya.

4.     Dengan GPU Turbo
Buat penggemar gaming ini pasti bikin klepek-klepek. Meskipun jarang ngegame saya punya pengalaman berkesan dengan game saat berangkat umroh kemarin. Saat penerbangan dari Kuala Lumpur-Jeddah itu menempuh waktu selama 9 jam lebih. Dan di jalan tuh berasa banget sepinya. Karena saya naik maskpai LCC alias maskapai berbudget rendah. Sehingga fasilitasnya minimalis banget. Ga ada layar untuk liat film atau sekedar mendengarkan music misalnya. Andalan saya sih saat itu tidur, baca quran, ngobrol sama teman sebelah saya yang berkebangsaan Thailand, ngedraft buat postingan di blog dan main game di hape. Tetapi hape saya batrenya cepet banget habis. Hiks. Jadi saran saya sih kalau mau traveling jauh mending bawa hape dengan performa maksimal deh. Biar bisa maksimal juga yang bisa dilakukan selama di jalan yang biasanya butuh waktu berjam-jam.

Nah mungkin itu sedikit curhat saya saat kami umroh backpacker bulan Mei lalu. Ada banyak cerita yang ingin saya sampaikan berkaitan dengan umroh kami kemarin. Tetapi rasanya sebaiknya ada banyak cerita yang harusnya disimpan jadi kenangan kami saja. Harapan saya meskipun dengan dana minim semoga ibadah umroh kami kemarin mabrur diterima Allah. Aamiin.

Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway blognya Jiwo” semoga ada sedikit manfaat buat teman-teman dari kisah di blog ini.

34 komentar

  1. Kalau sudah dipanggil ke Tanah Suci, memang selalu ada jalan ya, Mak. Hiks...
    Dari kalimat pertama udah mbrebes mili sambil baca. Doain aku bisa ke sana juga, Mak. Amin.

    BalasHapus
  2. Masya Allah, gak bosan saya baca atau dengar cerita tentang umroh dan segala seluk beluknya. Makin berniat ingin kesana. Someday insya Allah. Btw, hp nya keren ya, moga dapet huawei nova 3i nya ya mak...moga menang. Aamiin

    BalasHapus
  3. Membaca ceriita mba Irul tentang Madinah jadi inget kisah para sahabat yang muhajirin yang merasa tidak betah tinggal di Madinah karena cuaca, dll, lalu Rasulullah berdoa agar Madinah menjadi kota yang membuat betah untuk ditempati (lupa bacaan doanya, intinya seperti itu)

    BalasHapus
  4. Subhanallah ikutan terharu membacanya Mak
    Nggak kebayang itu perjalanan super cepat saat sebelum keberangkatan ke Madinah waktu ambil Visanya, Akhirnya bisa tercapai ke Madinah-Makkah dengan selamat dan lancar
    Semoga di tahun doanya utk bisa kembali backpackeran ke Jeddah lagi dengan membawa Smartphone Huawei Nova 3i dijabah oleh-Nya ya Mbak
    Semangat selalu
    Good Luck
    Salam dari Bumi Jember ^_^

    BalasHapus
  5. KAlau udah dapet Novanay nanti balik lagi ke Mekah ya mak Irul. Aamiin

    BalasHapus
  6. Masyaa Allah mba, jadi rinduu lagi pengen kesana hiksss

    Semoga jodoh hpnya mba dan jodoh juga kita akan kembali ke sana yahh.. Amiin...

    BalasHapus
  7. Aku mbrambangi bacanya mak, mengikuti ceritamu dari awal, melu deg2an, Alhamdulillah Allah Maha Baik yaa :)

    BalasHapus
  8. Mak...kalau kesana lagi, titip namaku ya mak. Smeoga dilancarkan lagi proses umrohnya besok. trus anak anak kemarin sama siapa?

    BalasHapus
  9. MasyaAllah mba, saya kangen banget bisa umroh lagi. mugi ada kesempatan. btw saya juga ngebet banget nih pengen punya huawei nova 3i, kece abiiis

    BalasHapus
  10. subhanallah ya mba senang sekali bisa umroh. Semoga segala pinta dikabulkan-Nya

    BalasHapus
  11. Perjalanan umroh yang sangat berkesan yaa, Mba. Semoga saya juga bisa menginjakkan kaki di tanah para nabi itu suatu hari nanti, amiin

    BalasHapus
  12. andalan banget ya kamera hp, ikutan ah kayak mak irul.
    insha Allah mau nyusul jg kesana, doain ya makk

    BalasHapus
  13. Ahh... aku jadi rindu madinah dan mekah lagi..hiks...masih terbayang bayang di mata..

    BalasHapus
  14. Kalu musim haji, baik maadinah maupun mekah penuh sekali. Jadi kegiatan belajar mengaji sdpertinya tidak ada. Eh..pas awal2 musim haji masih ada kajian oleh ustad firanda di masjid nabawi. Tapi cuma sehari ijinnya krn penuh banget

    BalasHapus
  15. Masya Allah, semoga bisa ke Mekah juga saya sekeluarga. Pengalaman yang menginspirasi banget mba.

    BalasHapus
  16. Mbaaaaaaaaaaa Iruuuuuul. Aku juga kepingin ke Mekkah Madinah. Huhuu. Doakan yaa mbaa

    BalasHapus
  17. Semoga kami pun segera sampai ke tanah suci.. Mak irul memicuku untuk membulatkan niat! Semoga menang ya mba.. pengen ikut jejakmu mengurus umroh mandiri deh mba

    BalasHapus
  18. Ya Allah aku juga akan memilih Madinah untuk jadi tempat aku menghabiskan waktu. Alhamdulillah bisa mendapat kenangan selama disana ya mbaa

    BalasHapus
  19. Alhamdulillah akhirnya bisa umroh ya walaupun penuh perjuangan pada awalnya.

    BalasHapus
  20. Wah saya kalo lihat postingan orang ke umroh atau haji, sudah mengharu biru saja rasanya. Iya sih, dokumentasinya harus oke biar bisa dikenang selamanya ya Mbak.

    BalasHapus
  21. Waaaah, pasti perjalanan yang mengesankan tak hanya mata namun juga hati ya Mbaaa.... Terharu aku melihat perjuangannya :)

    BalasHapus
  22. Tiap ke tanah suci penuh cerita apalagi backpacker gitu. Aku nunggu teman partner nih karena kalau kita bisa tata caranya, berangkat berdua juga bisa

    BalasHapus
  23. Masyaallah mbak... selalu ada jalan untuk yang sudah berniat ya...
    Semoga umroh yang akan datang diberi kemudahan dan kelancaran...

    BalasHapus
  24. Akhirnya aku baca kisahmu umroh mba. Murah banget harga tiket ke Jeddah cuma 2,5juta. Semoga terwujud bisa umroh lagi ya mba

    BalasHapus
  25. Setelah baca-baca malah pegen ke Mekah juga nih kak :) Semoga bisa segera menunaikan ibadah Umroh dengan segera.

    BalasHapus
  26. Seru banget Makrul cerita umroh backpacker-nya! Beda banget sama umrohku yang ikut travel,hihihii.

    BalasHapus
  27. MasyaAlloh mba semoga ku juga bisa ke Mekkah aamiin :) hp-nya kece y mba kujuga mau

    BalasHapus
  28. Serunya bisa backpacker-an untuk umroh. Jadi kepengen juga. Lebih seru dan menantang ya daripada umroh yang biasa. :)

    BalasHapus
  29. MasyaAllah mbak, barakallah mbak, bisa menyelenggarakan umroh mandiri. Pengalaman ini tentu saja berkesan sekali ya. Inspiratif banget mbak.

    BalasHapus
  30. Horor juga ya mba, urusan visanya.
    Hanya jelang satu hari sebelum umroh.
    Kenapa bisa begitu, mba, mepet banget?

    Baidewei boleh tahu, kira-kira total habis berapa duit kalau umroh backpacker gini mba?
    Pasti jauh lebih hemat ya?



    BalasHapus
  31. Assalamualaykum.. mba, salam kenal. Saya via, ibu satu anak. InsyaAllah April tahun depan berencana umroh mandiri bertiga dg suami. Tiket sdh issued krn dapat murah. Tapi masih berjuang utk pengurusan visa. Kalau blh,mohon informasinya ttg pengurusan visa mba sekeluarga. Mohon doanya jg semoga Kami sekeluarga bs umroh.

    BalasHapus
  32. Alhamdulillah mbak..... indahnya pengalamannya ya mba..... semoga saya bisa ngikutin jejak mbak.. kapan berankat lagi kasih tau ya mbak....

    BalasHapus

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.