Ini adalah sebuah acara Kompetisi Blogger ShopCoupons X MatahariMall. Yang diselenggarakan oleh ShopCoupons. voucher mataharimall dan hadiah disponsori oleh MatahariMall.

Tanggal Tua Saatnya Menyuburkan Sedekah
dan
Mengencangkan Ikat Pinggang
Bagi keluarga saya ada
perjanjian tak tertulis yang menjadi kesepakatan saya dan suami. Yakni tidak
menceritakan urusan dapur pada orang lain. Ada makanan atau tidak jangan sampai
terendus dunia luar. PAMALI!. Hahahaha. Biarpun di dapur tidak ada makanan,
tidak ada air setetes ataupun sejumput garampun di dapur haram bagi kami
menceritakannya pada orang lain. Bahkan seandainya di dapur ada badai sekalipun
kami tetap adem anyem saja.
Lalu bagaimana keadaan
kami di tanggal tua?. Biasa saja sebenarnya. Ga ribut maupun heboh. Ada makanan
dimakan tidak ada makanan ya diam saja. Saya dan suami juga membiasakan
anak-anak tidak ribut jika kekurangan. Kalau kata orang Jawa ‘ Ora Ilok’ kalau
ribut pas tidak punya makanan.
Saya beruntung memiliki
suami orang Jogja yang apa-apa ‘ngelmu BEJO’. Ketika musibah selalu
ujung-ujungnya bejo. Alias masih ada untungnya. Ketika habis lauk bilangnya ‘
Isih bejo isih nduwe beras’ ( Masih untung karena masih ada beras).
Meskipun ‘Ngelmu BEJO’
saya punya intrik khusus menghadapi masa-masa sulit.
1. Perbanyak sedekah
2. Kencangkan Ikat Pinggang
- Menyuburkan sedekah
![]() |
Kaleng khusus menyimpan uang kembalian belanja |
1. Kaleng Uang sisa belanja. Di rumah kami punya beberapa kaleng khusus untuk menampung
sisa-sisa uang belanja. Sehabis belanja saya biasanya punya beberapa uang kecil
yang langsung saya masukkan ke dalam kaleng. Kaleng ini diletakkan di dapur. Kadang-kadang
jika perhitungan saya tentang kebutuhan harian kami meleset saya terpaksa
merogoh kaleng ini untuk menambah biaya membeli garam atau bawang misalnya. Dan
setiap akhir bulan saya selalu menemukan uang lumayan dari kaleng ini. Saya anggap
uang ini sebagai pembersih rejeki keluarga kami. Biar rejeki kami berkah.
Karena arti ‘berkah’ sendiri adalah Bertambahnya Kebaikan. Kemana uang dalam
kaleng ini berakhir. Biasanya kami belikan beberapa kebutuhan pokok seperti
gula, minyak dan telur yang lalu diantarkan ke kerabat atau tetangga yang
kurang mampu. Demi Allah, uang kencleng ini menjadi saksi betapa di akhir bulan
kehidupan kami bisa normal-normal saja. Dari awal pernikahan saya dan suami
sepakat tentang uang di dalam kaleng digunakan untuk menyuburkan sedekah. Kami bukan
orang yang kaya. Tetapi bukan berarti kami kekurangan. Anak saya enam orang dan
semuanya butuh makan. Tetapi entah kenapa saya dan suami yakin sekali sedekah
yang membuat kehidupan kami normal.
2. Beras jimpitan. Tradisi jimpitan
adalah tradisi masyarakat Yogyakartayang sudah berlangsung puluhan tahun. Setiap
malam setiap keluarga memberi sejimpit beras yang diletakkan di wadah plastik
yang di gantungkan di depan rumah. Setiap malam ada petugas ronda yang
mengambil beras jimpitan ini. Nanti beras jimpitan dari seluruh warga ini
dikumpulkan jadi satu kemudian sebagian di bagikan untuk warga yang membutuhkan
sebagian lagi dijual untuk membiayai kebutuhan kampung. Misal, mau bikin
pengerasan jalan kampung, untuk memperbaiki saluran air kampung dan sebagainya.
Jadi ga heran banyak proyek warga Yogyakarta yang dibiayai sendiri oleh
masyarakat.
Tetapi kemudian untuk alasan kepraktisan jimpitan beras ini diganti dengan uang senilai 300-500 rupiah. Jadi bisa dibilang sekarang di Yogyakarta jimpitan beras berganti uang.
Tetapi kemudian untuk alasan kepraktisan jimpitan beras ini diganti dengan uang senilai 300-500 rupiah. Jadi bisa dibilang sekarang di Yogyakarta jimpitan beras berganti uang.
Nah sejak
beberapa tahun ini saya menyimpan sejimpit beras dari beras yang akan saya
masak setiap pagi. Jadi saat menakar beras yang akan dimasak saya ambil
sejimpit lalu saya masukkan ke dalam kaleng khusus beras. Kebiasaan ini saya
tiru dari seorang simbah tetangga saya. Beliau selalu mengambil sejimpit beras
dari beras yang akan dimasak. Dikumpulkan lalu setelah terkumpul diantar ke
tetangga lain yang membutuhkan. Nah beras jimpitan ini yang biasanya di tanggal
tua saya keluarkan dan saya antarkan ke tetangga atau kerabat yang membutuhkan.
Saya cuman mau bilang enath kenapa dengan sejimpit beras setiap hari ini saya
jarang membuang makanan sisa. Alhamdulillah masakan atau makanan yang sediakan
selalu habis. Eh itu mungkin karena anak saya banyak kali ya. Tapi beneran
sejak tradisi beras jimpitan setiap pagi ini jarang saya membuang makanan. Karena
jujur, saya benci banget kalau harus membuang makanan. Makanan sisa itu kadang
dilema banget. Dimakan kok ya anak-anak sudah ga doyan, di kasihkan ke orang
lain kok ya ga sopan eh giliran dibuang rasanya berdosa banget karena
buang-buang makanan.
Kencangkan Ikat pinggang
Jika menjelang tanggal tua tentu saja
kami mengalami masa-masa susah juga. Tetapi seperti tadi yang saya bilang di
awal kalau itu ‘ tabu’ untuk di buka. Yang paling memungkinkan adalah
kencangkan ikat pinggang.
1. Memilih jalan kaki atau bersepeda
jika bepergian yang tidak terlalu jauh. Misal ke pasar atau ke masjid. Selain sehat itu go
green juga kan ya. Hahahaha.
2. Kreatif mengolah bahan makanan sisa. Misalnya
nih bikin empek-empek nasi atau bikin kroket kentang dari sisa sayur sup. Atau bikin
nasi goreng dari nasi sisa kemarin. Banyaklah pokoknya ide kalau urusan memanfaatkan
sisa makanan.
![]() |
nasi goreng sisa nasi kemarin :D |
3. Ukuran lauk yang mengecil dan dari
daging ganti jadi tahu atau tempe. Dan yang paling top sih mendadar telur
setipis mungkin. Hahahaha.
4. Membalikkan wadah-wadah bahan makanan
semisal botol kecap, saos tomat dan sejenisnya. Ini berlaku juga buat botol
sampo, botol sabun cair dan odol.
1. Memanfaatkan tanaman di sekitar
rumah. Saya punya tabungan berupa beberapa batang pohon singkong, serumpun
kemangi, beberapa rumpun daun kenikir, beberapa pot bumbu dapur, dan sebuah
kolam ikan kecil berisi ikan mujair dan
ikan gurameh. Bisa dibayangkan jika tanggal tua tabungan inilah yang membantu
saya menyiapkan makanan di meja tetap tersedia ^^.
![]() |
beberapa tabungan saya ^^ |
5. Jangan mampir ke pusat perbelanjaan
semisal pasar atau mall. Tanggal tua sih sebaiknya di rumah saja. Kalau ada
kebutuhan yang harus dibeli mending beli online. Yang paling memungkinkan itu
adalah belanja di Matahari Mall dengan sisa-sisa uang di ATM.
Kenapa belanja di Matahari Mall?
1. Promo Belanja Super Untung di Tanggal Tua
2. Kebutuhan pokok biasanya mendapat harga promo.
Bisa beli beras, minyak goreng, gula dan kebutuhan pokok lain dengan harga
lebih murah dibanding harga di pasar.
3. Bisa bayar ditempat dan gratis ongkos
kirim. Kapan lagi bisa beli sembako murah dan diantar gratis sampai rumah dan
baru dibayar ketika barang sudah sampai rumah. Keren bangetkan. Jadi saya bisa
menghemat. Biasanya uang dari kaleng yang saya ceritakan di atas saya belanjakan
kebutuhan pokok. Praktiskan?
Begitulah cerita tentang tanggal tua
keluarga kami. Kalau kalian gimana tanggal tuanya? Baik-baik sajakan Insya
Allah. Aamiin.
saya pernah dengar ttg jimpitan ini, dan biasanya memang org jawa melakukan hal ini. Trik nya memang bagus ya.. :)
BalasHapusIya jimpitan masih ada sampai skrg mb :)
HapusWah, daku baru tau tuh soal beras jimpitan :o
BalasHapusMungkin bisa ditiru juga, lebih baik dikasih ke yang lebih membutuhkan daripada dibuang buang :D
Ini tradisi di Jogja mas, bisa ditiru :)
Hapuspangen niru jimpitannya mak.
BalasHapusEh matahari diskon tanggal tua ya..sayang do kotaku blm ada matahri..
wahahaha membalik botol kecap/tomat, samaaa! Aku juga gitu kok, lha eman2 ya kalo dibuang, padahal sebetulnya masih ada tuh isinya meski sedikit *ibu2 irit :D
BalasHapusAku sudah tak jungkirke gitu, eh pas ibuku datang masih kurang katanya. Yg bentuknya tube kyk odol gitu disuruh nggunting tengah, katanya masih ada walaupun sudah digulung. Duuuh.
BalasHapusHihihi, kok sama sih itu tiap sudah mau habis-habisan botol-botol pada dibalik supaya isinya tetap bisa keluar, hahaha. Keren, Pak. Kalau kita bisa memenuhi kebutuhan harian secara mandiri, nggak ada deh cerita tanggal tua :)
BalasHapus