Mengabadikan Kehidupan Para Pengungsi Perempuan Dalam Bingkai Kamera dan Pemukiman Layak Untuk Mereka
“Orang yang paling picik adalah orang yang merendahkan cita-citanya”
( Umar
Bin Khattab)
Jangan pernah bercita-cita rendah. Bermimpilah
setinggi langit. Karena jika kau jatuh kau akan jatuh diantara bintang-bintang.
Kata-kata ini sering menjadi penyemangat ketika saya sedang lelah dengan
impian-impian yang belum terwujud. Saya membuat daftar impian saya dan
memasukkannya ke sebuah kotak kaca. Saya menyebutnya Dream Box.
Ada satu impian saya yang dulu saya pikir terlalu muluk untuk seorang ibu Rumah tangga yang kariernya bisa di bilang mentok. Saya ibu beranak lima dan memilih metode Homeschooling untuk mengajari mereka. Hampir tak ada waktu untuk mengejar impian-impian aneh. Tapi saya yakin setiap doa-doa kita akan dikumpulkan oleh malaikat di langit dan menanti untuk dikabulkan satu persatu. Apa impian aneh saya itu. Saya ingin sekali mempunyai dokumentasi perjalanan – perjalanan ke tempat-tempat pengungsian dari negeri-negeri konflik. Ingin sekali menjadi videographer khusus pengungsi-pengungsi perempuan. Ingin sekali mengabadikan detil-detil wajah duka mereka dan menyampaikannya pada dunia. Pada perempuan-perempuan lain yang lebih beruntung.
Ini Dream Box saya ^_^ |
Ada satu impian saya yang dulu saya pikir terlalu muluk untuk seorang ibu Rumah tangga yang kariernya bisa di bilang mentok. Saya ibu beranak lima dan memilih metode Homeschooling untuk mengajari mereka. Hampir tak ada waktu untuk mengejar impian-impian aneh. Tapi saya yakin setiap doa-doa kita akan dikumpulkan oleh malaikat di langit dan menanti untuk dikabulkan satu persatu. Apa impian aneh saya itu. Saya ingin sekali mempunyai dokumentasi perjalanan – perjalanan ke tempat-tempat pengungsian dari negeri-negeri konflik. Ingin sekali menjadi videographer khusus pengungsi-pengungsi perempuan. Ingin sekali mengabadikan detil-detil wajah duka mereka dan menyampaikannya pada dunia. Pada perempuan-perempuan lain yang lebih beruntung.
Beberapa waktu lalu saya pernah terhubung
dengan beberapa perempuan pengunsi dari Rohingya. Dan itu membuat banyak mimpi
saya berubah. Selama ini hanya sedikit orang yang bersinggungan dengan
perempuan pengunsi dari negeri-negeri konflik. Bagaimana kehidupan mereka di
pengungsian dan bahkan duka mereka ketika menjalani peran ganda sebagai ibu dan
sebagai ayah di Negara-negara lain jauh dari tanah air mereka. Saya juga
menulis tentang pengungsi perempuan dari Suriah yang melarikan diri ke
Malaysia. Rasanya ingin sekali bercerita banyak tentang perempuan-perempuan
yang dilupakan ini pada dunia. Saya ingin membuat film dokumenter tentang
kehidupan pengungsi perempuan. Untuk mewujudkan mimpi ini saya sampai mengikuti
pelatihan pembuatan film dokumenter yang di isi oleh seorang videografer dari National
Geographic. Kemampuan fotografi saya yang terbatas juga saya asah dengan
mengikuti beberapa workshop fotografi. Diantaranya workshop Fotografi bersama National Geographic Indonesia dalam rangka " Jelajah Imaji Indonesia".
( http://news.liputan6.com/read/2054668/miris-perempuan-pengungsi-suriah-dijual-lewat-facebook).
Saya juga mengikuti seminar dan diskusi
tentang Rohingya bersama Greg Constantine seorang fotografer yang mengabadikan
pengungsi Rohingya selama 8 tahun. Saya sangat ingin menjadi bagian orang yang
terlibat langsung dengan orang-orang terpinggirkan seperti para perempuan
Rohingya. Saya yakin ada banyak kisah luar biasa di balik sikap diam dan pasrah
yang mereka tampakkan.
Di Libanon, tercatat ada sekitar 1 juta pengungsi
Suriah. Sebanyak 80 persennya adalah perempuan dan anak-anak. Mereka tinggal
berdesakan dalam apartemen murah, garasi dan bangunan yang belum selesai di
kota-kota di seluruh negeri itu. Para pengungsi termiskin hanya
mampu tinggal di tenda perkemahan tenda informal yang ada di pedesaan.
( http://international.sindonews.com/read/887498/43/pilu-wanita-suriah-jadi-psk-di-pengungsian).
Dalam krisis-krisis terkini, lagi-lagi wanita
dikorbankan. Para perempuan Suriah di kamp-kamp pengungsian bahkan dijual
melalui suatu laman Facebook, sebagaimana dilansir dari ANSAmed, 23 Mei 2014.
Hanya butuh beberapa
ribu euro untuk membeli wanita-wanita Suriah, termasuk bocah-bocah perempuan,
yang mengungsi dari negeri mereka dan hidup di kamp-kamp pengungsi, demikian
dikabarkan oleh kelompok-kelompok hak azasi manusia (HAM) Arab.
Kelompok-kelompok
HAM ini memberikan peringatan sehubungan dengan para wanita yang dijual melalui
Facebook.
Fenomena ini
bukanlah hal baru. Tahun lalu, terbit beberapa laporan yang menengarai adanya
para perempuan Suriah yang hidup di kamp-kamp pengungsian di Yordania, Turki,
dan Iran yang telah dijual kepada pria-pria dari negara-negara Arab, terutama
dari kawasan Teluk. Kelompok-kelompok HAM juga menyingkapkan kasus-kasus
kekerasan dan pelecehan seksual yang korbannya termasuk bocah-bocah berusia 12
atau 13 tahun.
anak-anak pengungsi Syria yang menjadi yatim Foto: dokumen pribadi |
Menurut Kementerian
Imigrasi, yang dikutip dari Thomson Reuters Foundation, ada sekitar 1,33 juta
pengungsi Rohingya di Bangladesh. Banyak dari mereka yang mengalami tindak
kekerasan dan penganiayaan. Mereka juga tidak bisa berpergian, menikah atau
bahkan sekadar untuk menerima layanan kesehatan tanpa izin pemerintah setempat. (http://www.bumisyam.com/tak-ada-hari-raya-bagi-pengungsi-rohingya.html/)
pengungsian Suriah di Turki |
images from: http://www.islampos.com |
Pengungsian warga Rohingya di Bangladesh images from: |
Dan Oktober ini saya berencana mengikuti
perjalanan Road For Peace Asia
mengunjungi
pengungsi masyarakat Rohingya di Asia. Semoga nanti perjalanan ini bisa
memberi manfaat bagi saya dan juga banyak perempuan. Dan saya berharap dari
setiap perjalanan itu nanti bisa memberi jalan untuk sebuah pemukiman layak bagi para
perempuan pengunsi ini dan anak-anak mereka. Rumah yang nyaman. Rumah tempat
mereka kembali dari lelahnya menjalani hidup. Rumah tempat mereka berkumpul
dengan keluarga dan orang-orang yang mereka cintai. Rumah tempat mereka
mendidik dan membesarkan anak-anak mereka. Rumah tempat mereka beribadah dengan nyaman. Rumah impian setiap perempuan normal. Rumah dengan air bersih yang
cukup. Rumah dengan jendela besar. Rumah dengan sedikit tanah kosong di samping rumah tempat
mereka berkebun di sore hari. Rumah dengan dapur nyaman tempat mereka memasak
makanan untuk orang-orang terkasih. Rumah impian yang menjadikan bahagia mereka
nyata.
peralatan 'perang' untuk pembuatan dokumentasi dan film dokumenter yang saya cicil dr hasil tabungan |
Mimpimu sangat mulia Mak Irul. Semoga beneran terkabul sehingga banyak yg bisa dilakukan untuk menolong sesama.
BalasHapusaamiin. nuwun mak uniek sdh mampir
Hapusmak irul aku terharu...kepedulian mak irul nih patut dicontoh..dan mimpinya semoga segera terwujud ya mak....aku tunggu ceritanya :)
BalasHapusnuwun mak gurcil...aamiin semoga terwujud :)
HapusIde Dream Box nya keren mak... Asal lihat box itu pasti jadi kepancing semangat ya... Semoga semua mimpi2 kita terwujud dengan manis ya mak... Amin.
BalasHapusSalam kenal
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamu'alaikum...Mak Irul, terkait foto janda Suriah di Malaysia, adakah memiliki artikel aslinya? Sebab bank data situs berita bumisyam.com sempat diretas dan hilang sebagian besar yang baru. Syukran jazakillah khoiron katsiron
BalasHapuswa'alaykumsalam mas Fajar. Saya pernah menulis tentang pengungsi janda Sria itu di postingan saya di blog ini. Tapi sekarang postingan itu sementara saya tarik karena sedang berniat mengumpulkan tulisan terkait pengungsi perempuan. kalau foto2 saya punya. Kalau mas Fajar berkenan artikel tersebut akan sy kirim via email. kontak saja di email saya. jazakallah Khair
Hapus