agak burem, njepretnya malem sih ....>.< |
“Begitu pula sekolah Burlian,
Pukat. Sama seperti menanam pohon…pohon masa depan kalian. Semakin banyak
ditanam, semakin baik dipelihara maka pohonnya akan semakin tinggi menjulang. Dia
akan menentukan seberapa baik kalian menghadapi kehidupan. Kalian tidak mau
seperti Bapak, bukan? Tidak sekolah, tidak berpendidikan, tidak punya pohon
raksasa yang dari pucuknya kalian bisa melihat betapa luasnya dunia. Menjadi seseorang
yang bermanfaat untuk orang banyak. Kau akan memiliki kesempatan itu Burlian,
karena kau berbeda. Sejak lahir kau memang sudah special. Juga Kau Pukat,
karena kau anak yang jenius”
Kalau
ditanya siapa penulis favorit saya. Jawabanya ada banyak #dasar ga punya
pendirian..tapi jujur saya punya banyak
bukunya bang Tere Liye..pake bang ya…soalnya dulu gue kira Tere Liye itu
perempuan. Makanya aku kalau ditanya pengarang bukunya ini siapa aku jawabnya
mbak Tere Liye #ampoon ya Bang tere…^^
Nah
buku yang mau saya resensi ini adalah satu dari empat seri dari serialnya
anak-anak mamak. Tiga bukunya sudah keluar nah yang terakhir Amelia katanya
keluar bulan Oktober ini. Kita tungguin aja bareng2 ya…#sambil elus2
dompet..^_^
Judul
buku : Burlian
Penulis :
tere Liye
Penerbit
: Penerbit Republika
Jumlah
halaman: 343 halaman
Cetakan
pertama : November 2009
Burlian
ini adalah nama anak kedua dari si mamak. Si Burlian ini punya julukan Spesial.
Si mamak dan bapak meskipun tinggalnya dipelosok di kaki bukit barisan sana
ngerti banget deh kayaknya tentang cara mendidik anak. Buktinya semua anaknya
punya julukan luar biasa. Si Burlian ini anaknya cuek tidak seperti abangnya
yang serius banget. Tapi orangnya outstanding deh. Setia kawan dan idenya
banyak. Dan juga nekat.
Ada
24 part dalam novel ini. Semuanya diceritakan dengan apik dan deskripsinya itu
loh. Apalagi bahasa ala Melayunya itu yang buat saya kesengsem sama tulisan
Bang Tere. Harap maklum saya #fansTereLiyeGarisKeraz..:)….
Kisah
si Burlian ini diceritakan dengan apik sama bang Tere. Tahulah gimana seorang
Tere Liye kalau menggambarkan sosok seseorang. Kita jadi kayak kenal banget
sama si Burlian ini. Apalagi dikisahkan si Burlian ini termasuk jenis anak yang
berani mencoba sesuatu dan kadang melanggar larangan…ada satu moment dimana si
Burlian ini terjebak di sebuah lubuk yang berisi buaya ganas. Waktu baca aja
saya sampai tahan nafas. Ga sabar membalik halaman mencari tahu apa yang
terjadi dengan si Burlian special ini…#gethok kepala Burlian.
Dibalik
moment yang bikin geli ada juga saat-saat yang membuat saya sampai menangis
sesenggukan dipojokan kamar. Iya beneran nangis. Ketika bapak bercerita pada
Burlian tentang ketulusan cinta mamak padanya. Pokoknya baca sendiri deh part
yang ini. Kalau ga nangis gue sumpahin yang baca di entup tawon…(hahaha).
Ada
juga cerita tentang mudahnya si Burlian ini kenal dengan banyak orang akhirnya
membawa keberuntungan buatnya. Dimana akhirnya si Burlian bisa keluar juga dari
kampong pelosok di kaki bukit Barisan itu dan mengecap pendidikan sampai ke
Tokyo. Disini di ceritakan tentang semangat, tentang impian tentang cita-cita
dan harapan. Tentang kasih sayang dan ketulusan.
Dari
kisah Burlian ini juga saya belajar bahwa menjadi seorang mamak atau ibu itu
tidak melulu lembut, halus dan menuruti semua permintaan buah hatinya. Ada saatnya
juga sosok ibu menunjukkan pada anak-anaknya bahwa mereka bisa marah juga pada
anak-anak. Bahwa cinta itu tidak melulu tentang mengerti pendidikan anak ala
buku-buku psikologi. Cinta itu berbicara tentang ketulusan. Tentang pengorbanan.
Tentang kasih sayang dan keikhlasan. Saya sampai kaget juga waktu baca gimana
sosok si mamak ini yang galak dan teguh pendirian. Hahaha ini mah gue banget
#caripendukungceritanya….>.<….
images from: flickr |
Eniwey….cerita
di novel ini benar-benar membuka mata tentang mendidik dengan tulus. Mencintai tanpa
pamrih dan berkorban dengan ilmu. Banyak twistnya juga yang ga terduga-duga. Rugi kalau ga baca.
Cuman
ga sregnya sama novel ini, sampulnya tipis. Jadi mudah ketekuk-tekuk…secara
saya ini ga setiti kalau punya barang. Apalagi pembaca dirumah saya ga cuman saya.
Si baby yang umurnya 13 bulan itu juga suka bongkar-bongkar rak buku. Jadi gitu
deh….
Mungkin
resensi ini ga begitu jelas. Untuk lebih jelasnya baca aja bukunya…harganya
murah koq..ga lebih mahal dari harga sepatu apa dompet…wkwkwkwk..selamat baca
buku aslinya yaaaa…..
Wow...menarik banget nih Mak
BalasHapusSaya juga suka buku2nya Bang Tere Liye
Sukses untuk #31hariberbagibacaan ya :)
Admin #31hariberbagibacaan
iya buku ini saya baca berulang2...
BalasHapusBener banet mba
Hapus#ni yg komen anaknya hehehe
Suka novel2nya Tere Liye juga ya? Saya punya beberapa tapi yg ini belum punya. :)
BalasHapussuka banget semua tulisan bang Tere..#kayak punya banyak aja...^^
BalasHapuskeren mbak reviewnya
BalasHapussaya juga suka baca tulisan2 bang Tere, tulisan2nya menarik, cara penyampaianya mengalir
hehe, rata2 kisah yang ditulis tere liye seputar keluarga ya, mak. kebayang itu jadi burlian digalakin mamaknya qiqiqi :D
BalasHapus