Gimana ibu-ibu kabarnya? Pembayaran uang sekolah baru anak-anak sudah lunas? Daftar ulang aman? Yang ambil raport juga aman kan bu nilainya? Sekiranya pencapaian anak belum sesuai harapan, jangan berkecil hati. Jalan mereka masih panjang. Masih banyak jalan untuk memperbaikinya. Insya Allah. Yang pasti tujuan pendidikan dan pengasuhan itu ga cuma dilihat dari hasilnya tetapi juga prosesnya. Bukankah setiap jejak langkah dan lelah para tholabul ‘ilmi itu dicatat di sisi Allah. Untuk setiap keringat dan uang yang kita keluarkan untuk pendidikan mereka insya allah dihitung jadi amal ibadah di sisi Allah. Besarnya dana yang kita keluarkan untuk anak-anak kita tholabul 'ilmi insya Allah dicatat sevagai kebaikan yang banyak di sisi Allah. Dan semoga rejeki kita menjadi berkah. Ziyadatul khair, bertambahnya kebaikan dalam rumah kita dan lingkungan kita.
Kebetulan, baru-baru ini dua anak
saya lulus dari sekolah tahfidz qur’an. Anak ke-2 baru saja menyelesaikan
pendidikannya di pondok Tahfidzul qur’an di Hamalatul qur’an Yogyakarta. Dan anak
ke-3 baru saja menyelesaikan Salafiyah wustho di Riyadhul qur’an Yogyakarta. Anak
ke-2 itu bersekolah selama tujuh tahun di Hamalatul Qur’an. Bukan waktu yang
sedikit untuk belajar. Sedangkan anak ke-3 menyelesaikan Pendidikan selama tiga
tahun. Bertahun-tahun berkutat dengan qur’an, ilmu dien, dan murajaah quran
setiap hari.
Masih relevan ga sih menyekolahkan
anak di sekolah tahfidzul qur’an? Kalau relevan atau tidak, menurut saya sangat
masih relevan. Pertama, kita bicara tentang keutamaan para penghafal qur’an. Para
penghafal quran adalah salah satu garda depan penjaga agama. Kedua, meskipun
nanti hasilnya ternyata belum sesuai harapan (hafalan tidak selesai 30 juz,
atau ternyata hasilnya biasa-biasa aja). Mereka tetap mendapat tarbiyah dari qur’an
dalam kehidupan sehari-hari. Mau sebentar ataupun lama baru mereka bisa
menyelesaikan hafalan qur’annya keduanya tetap baik. Setahun atau
bertahun-tahun berkutat dengan al-qur’an itu bukankah sangat indah?.
Kemarin anak saya menunjukkan
postingan milik kerabat yang inti statusnya sih begini: dia tidak akan menyuruh
anaknya menghafal qur’an jika kehidupannya tidak sesuai dengan tujuan qur’an. Dan
saya ketawa, saya bilang sama anak
“Ini yang bilang jelas orang-orang
yang ga berilmu. Setiap orang berilmu jelas berhati-hati dengan segala ucapannya.
Nanti Allah kabulkan perkataanya, sehingga tidak ada satupun keturunannya yang
menjadi penghafal qur’an”.
Kita tidak mungkin tahu hasilnya kalau
kita tidak memulai bukan? Selain itu hasil itu sesuatu yang masih rahasia di
sisi Allah. Taqdir itu adalah bagian bentuk kekuasaan Allah. Bahkan rukum Iman
dalam islam adalah percaya dengan qodho dan qodar atau hasil akhir yang ditentukan
oleh Allah. Yang pasti kehidupan anak-anak yang menghafal qur’an sudah tercatat
kebaikan di sisi Allah sedangkan hasilnya nanti biar Allah yang tentukan.
Penghafal qur’an keluarga kami |
Lagian, ini kerabat yang ngomong
bukanlah seorang penghafal qur’an. Ga belajar Bahasa Arab. Ga ikut kajian kitab
rutin. Bahkan sejenis kajian kitab hadist saja ga diikuti apalagi kajian kitab
khusus tentang qur’an. Berani-beraninya berbiocara seperti itu. Secara tampilan
fisik bisa kita menipu manusia dengan jenggot dan celana cingkrang tetapi ilmu
itu bercahaya dan akan menjaga pemiliknya dari ketergelinciran. Itulah kenapa,
kalau kita belajar banyak kitab dari para ulama kebanyakan mereka memulai
dengan bab “ Al-ilmu qobla qaul wal amal”. Ilmu itu sebelum perkataan dan
perbuatan.
Dan sebenarnya menghafal qur'an sebelum mempelajari qur'an lebih lanjut itu sangat relevan dengan Taksonomi bloom. Bahkan Taksonomi bloom yang sudah direvisi kita akan menemukan "remembering" pada urutan paling bawah segitiga Bloom Taxonomy.
Dan belajar qur'an itu sangat sulit jika kita tidak memulai dengan menghafalnya. belajar qur'an itu jadi lebih mudah jika kita juga memahami bahasa Arab. mau tidak mau itu dua paket. Belajar qur'an sekaligus belajar bahasa Arab. Belajar qur'an kita akan belajar tata bahasa Arab. Belajar tentang fonetik, tentang asal muasal bunyi suatu bahasa. Belajar tentang syair. Belajar tentang sejarah bangsa Arab, sejarah masyarakat dunia. Belajar tentang geo politik. Belajar tentang sains dan belajar tentang sosio humaniora. Masih banyak lagi. Belajar qur'an itu seru banget lo. Saya inget banget saat kuliah bahasa arab di mata kuliah tafsir qur'an. Profesor saya menjelaskan tentang 'Kenapa Qur'an surat Al-jin itu dari sisi penyebutan agak sulit di lidah kita para manusia" itu seru banget lo penjelasannya. Kalau kita tidak belajar kan kita tidak tahu hidden gems kayak gini. Hahaha. Atau ketika dosen ilmu hadist saya pernah menjelaskan tentang bagaimana arah kiblat itu merupakan salah satu perhitungan detail umat manusia yang diberi petunjuk oleh qur'an.
Jadi untuk para orangtua jangan
khawatir ya tetap teruskan niat untuk menjadikan anak-anak kita menjadi
penghafal qur’an dan penjaga garis depan kitabullah. Jangan khawatirkan masa depan
meereka. Tidak ada ceritanya penghafal qur’an itu hidupnya tidak mulia.
Dan saya mau bilang kepada dua anak saya mas Shuhaib dan kak Salma. Ayah dan Umi bangga sama kalian berdua. Bertahun-tahun menjadi bagian dari tradisi orang-orang berilmu, dengan menghafal qur’an. Barakallah fii ilmi ya dua anak sholih dan sholihah umi. I love you both to the moon and back.
Tidak ada komentar
Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.