Saat dia masih mau difoto |
Melihat riuhnya dunia pendidikan kita
hari ini, bikin deg-deg an ga sih? Bahkan saya sampai terkaget-kaget jika
membaca berita ada manusia yang terhitung masih anak dan remaja melakukan
tindakan criminal. Yang bahkan saya yang sudah umur segini aja masih mikir 1000
kali saat hendak menendang kucing yang yangsedang berkelahi, ga sampai hati
masalahnya. Dan melihat para remaja membully kawannya dengan ringannya. Duuh Nak.
Laa Haula wala Quwwata Illa Billah. Sambil ngelus-ngelus kucing di rumah.
Padahal hari ini sudah banyak banget
teori pendidikan. Perspektif pendidikan dengan berbagai metode baru yang
dianggap ramah anak dan ramah keluarga diajarkan kepada manusia. Tetapi kenapa
masih banyak ‘hasi;’ pengasuhan yang salah? Kenapa? Why? Wheee?.
Yang kalau dilihat-lihat semua
sekolah memberikan pelajaran agam dan budi pekerti. Apa masih kurang? Dimana
gitu salahnya? Kemarin saya buka-buka jurnal dan menemukan sedikit pencerahan. Krisis
relevansi dalam pendidikan Islam disebabkan karena adanya paradigma dikotomi epistemologik antara ilmu
agama dan ilmu umum, antara ilmu modern
Barat dan ilmu tradisional Islam.6 Berbeda dengan analisis sebagaian
cendikiawan yang menilai bahwa ajaran Islam memuat
semua sistem ilmu pengetahuan. Sejatinya,
pendidikan harus kembali pada misi profetik atau misi kenabian. Pendidikan ala
Rasulullah dan para Rasul. Misi profetik adalah pendidikan yang manusiawi.
Dalam terminologi Islam sering disebut sebagai insan kamil (manusia seutuhnya),
syumul (universal dan komprehensif), dan manusia takwa (nilai spiritual). Pendidikan
profetik sejatinya merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Ga perlu
nambahi jam pelajaran atau muatan pelajaran yang memberatkan anak. Tetapi sentuh jiwa mereka
untuk menghargai diri mereka dan menghargai ilmu pengetahuan sebagai bagian
untuk memberi manfaat terbaik kepada manusia.
Akhir-akhir
ini saya akui saya menyadari beberapa kesalahan yang saya lakukan ke anak-anak
saat mengasuh mereka. Astaghfirullah. Maafkan Ummi ya Nak. Harusnya sentuh dulu
jiwa mereka baru pengetahuan kita sampaikan kepada mereka. Karena mereka
manusia seperti kita bukan objek pendidikan semata. Hasbunallahu wani’mal
wakiil.
Bagaimana
implementasi pendidikan berbasih kenabian menjawab tantangan pengasuhan hari
ini saya lanjutkan di artikel berikutnya ya emak-emak. Atau mampir ke artikel
saya di sini ya.
Tidak ada komentar
Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.