Sudahkah saya mengasuh anak dengan baik

 


Miqdad dan abang-abangnya yang masih duduk di Sekolah Dasar saat ini sedang menjalani PAS. Atau ujian akhir semester. Begitu juga abang-abangnya yang di Boarding school. Yang bikin heboh adalah anak-anak yang di rumah ini. Meskipun anak homeschooling saat ujian begini mereka tetap excited. Hahaha.


Seperti obrolan Miqdad dan abangnya saat abangnya mengerjakan soal ujian Pendidikan Agama Islam. Soalnya adalah ‘mencari ayat tentang perintah agar manusia menjadi orang yang bertaqwa’. Saya bilang sama Zoe, ada banyak ayat tentang itu. Kata Zoe ini disuruh nyari QS. Al-Baqarah. Wah lumayan nih kata uminya ada ‘clue’nya. Tapi Miqdad kemudian nyeletuk

Waton wae, paling menko mung salah siji” (asal jawab aja, nanti cuma salah satu) dan abangnya langsung nyolot

Iya kalau cuma salah satu kalau salah semua gimana?” emaknya ketawa kepingkel-pingkel.

"Dad kamu kok nyerahan sih?” dan Miqdad ketawa. 

"Aku ga suka dikasih soal ujian kayak gitu mending disuruh ngerjain soal matematika aja". Duuh. 

Emaknya langsung berasa gagal menjadi fasilitator Ibu Penggerak-nya Kemndikbud RI spesifikasi Literasi Numerasi. Lah anaknya ga suka soal berbasis literasi kayak gini. Hahaha.

Kadang-kadang kalau malam atau pas lagi ‘selo’ dari deadline saya sering overthinking. Kalau kata Yura Yunita 'Gelombang kepala ini'. Udah bener belum ya saya mengajari dan mendampingi anak-anak?. Apakah anak-anak sudah mendapatkan pengasuhan yang seharusnya mereka dapatkan dari seorang ibu. Ujung-ujungnya saya merasa menjadi ibu yang buruk. Huhuhu. ‘perbincangan’ di kepala itu rasanya penuh. Terutama tentang membesarkan anak-anak. Rasanya masih begitu banyak kekurangan dan hal-hal penting yang belum saya ajarkan ke anak-anak. Makanya betul banget kata mb Ainun Chomsun (staff khususnya mendikbud) kalau untuk mendidik satu orang anak itu dibutuhkan orang satu kampung. Karena anak-anak dibesarkan tak hanya oleh orangtuanya tapi juga oleh lingkungannya.

Salah satu yang syukuri adalah tempat tinggal kami itu selemparan batu dari Rumah Belajar Modern atau perpustakaan sekaligus rumah belajar milik dinas pendidikan Bantul. RBM Bantul itu membantu banget untuk anak-anak di sekitarnya untuk mengembangkan diri. Hampir setiap hari Miqdad main ke sana untuk membaca buku dan bermain di playgroundnya. Itulah kenapa kalau saya ditanya “ Lebih penting mana nih saat ini mendirikan masjid megah atau tempat belajar?" saya jawabnya tentu saja 'tempat belajar’. Kecuali masjid bisa benar-benar kembali ke fitrahnya menjadi pusat segala aktivitas pendidikan sebagaimana di zaman Rasulullah dulu. Saat ini banyak masjid megah tapi tidak ada aktivitas anak-anak di dalamnya. Sehingga anak-anak dididik oleh lingkungan yang jauh dari masjid.

Tidak ada komentar

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.