Anak-anak
tahun 80-an pasti familiar nih dengan Lady Di. Yang paling ikonik saat beredar
foto Lady Di berjabat tangan dengan penderita kusta di Indonesia saat beliau
melakukan lawatan kenegaraan di Indonesia bertemu dengan Presiden Suharto dan
ibu Tien. Nah foto Lady Di dengan mantan penderita kusta itu kemudian menjadi
jawaban bahwa penyakit kusta itu bisa disembuhkan. Tetapi sayangnya kusta bisa
menyebabkan disabilitas alias kecacatan pada anggota tubuh. Duuh.
Bertepatan
pada tanggal 3 Desember lalu diperingati sebagai hari penyandang disabilitas
NLR Indonesia kemudian mengadakan webinar tentang kampanye pencegahan
disabilitas karena kusta. NLR sendiri adalah organisasi nirlaba yang berfokus
pada pencegahan kusta dan rehabilitasi kusta di Indonesia. Karena sebagai
informasi nih ya penyakit kusta itu masih ada di Indonesia lo. Sehingga
harapannya kampanye NLR Indonesia bisa mencegah tersebarnya kusta di masyarakat
dan membantu rehabilitasi mantan penderita kusta.
Kusta
sendiri adalah penyakit menular yang seringnya gejala awalnya tidak terdeteksi.
Selain itu stigma tentang kusta sendiri dianggap sebagai penyakit kutukan
sehingga banyak masyarakat awam tidak segera datang ke pusat medis untuk
memeriksakan penyakit kusta yang mereka derita.
Pentingnya Perawatan Pasca Pengobatn Kusta
Saat webinar
kemarin seorang mantan penderita kusta, bapak Dulamin, ketua Kelompok Perawatan
Diri (KKPD) kec. Astanajapura Cirebon berbagi kisah beliau. Tentang asal mula
penyakit kusta yang beliau derita. Hanya sebuah bercak di punggung yang
terlihat ketika beliau berusia 35 tahun. Barui setelah pemeriksaan mendalam
baru diketahui itu adalah penyakit kusta. Tetapi sudah terlambat, anggota tubuh
beliau akhirnya mengalami disabilitas. Saat ini pak Dulamin adalah salah satu
survisor penyakit kusta di Indonesia yang ikut serta mengkampanyekan perawatan
diri yang benar pada kelompok penderita kusta. Terutama untuk menjaga
kebersihan diri. Harapan pak Dulamin juga sederhana agar pemerintah aware
dengan penyakit kusta ini sehingga penyakit ini tidak tersebar di masyarakat.
Pengobatan Kusta
Untuk pengobatan
kusta sendiri sudah bisa dilakukan di Puskesmas dengan pemberian obat khusus
yang diminum rutin selama 12 bulan. Berdasarkan data di tahun 2017 ada 6,6
penderita kusta per 1juta penduduk.
DR.dr.Sri
Linuwih Susetyo, SpKK (K) yang menjadi ketua Kelompok Studi Morbus Hansen
(kusta) Indonesia PERDOSKI menjelaskan bahwa kusta menyerang saraf sehingga
sangat bisa menyebabkan disabilitas pada penderita. Biasanya dimulai dengan
mati rasa sampai kelumpuhan. Meskipun tidak semua penderita kusta mengalami
disabilitas.
Gejala dini Kusta
Gejala
pada penyakit kusta agak sulit dideteksi. Yang paling terlihat adalah: adanya
bercak putih atau merah yang bila disentuh tidak sakit, tidak gatal, tidak
sembuh-sembuh, mati rasa maka harus segera dibawa ke pusat perawatan medis
untuk dideteksi lebih lanjut. Karena pemeriksaan sejak dini bisa mencegah
kerusakan saraf yang lebih lanjut. Dan bisa mencegah disabilitas.
Yang pasti
selalu jaga kebersihan diri. Dan penyakit kusta itu menular sebaiknya jika ada
yang dicurigai memiliki gelaja seperti diatas segera berobat agar tidak
menulari ke orang sehat lainnya. Yuk cegah disabilitas penyakit kusta ini.
Tidak ada komentar
Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.