Ramadhan kemarin saya diminta mengisi
mentoring anak-anak yang sedang mengikuti pesantren kilat. Kebetulan tempatnya di Goa Selarong, Bantul. Dan materinya salah
satunya tentang perjuangan Pangeran Diponegoro dan istrinya yakni Raden Ayu
Retnaningsih. Yang banyak diulas oleh para pakar sejarah islam Jawa sebagai
salah satu istri pangeran Diponegoro yang turut berjuang dalam perjuangan
Pangeran Diponegoro di tanah Jawa. Mungkin dari nama ini juga asrama Mahasiswi
Universitas Gadjah Mada diambil. Yakni Asrama Mahsiswi UGM Retnaningsih. Tempat
saya kalau mau ngacir dari kost. Karena beberapa teman kuliah saya tinggal di
situ.
Diantara banyak pahlawan nasional
jujur saya suka dengan kisah Pangeran Diponegoro. Bayangkan seorang pangeran
terhormat, kaya raya, berstatus bangsawan Jawa tetapi memilih hidup sederhana
dan berjuang melawan penjajahan Belanda. Padahal kalau mau bekerjasama dengan
Belanda pastilah kedudukan Pangeran Diponegoro akan meningkat. Baik kekayaan
maupun statusnya. Tetapi beliau memilih menepi dari dunia dan berjuang melawan
penjajahan.
Ada banyak tipe orang. Dan Diponegoro
memilih melawan dan berjuang. Ada banyak kisah pangeran Diponegoro yang bisa kita
baca. Tetapi saya sendiri memilih selektif. Terutama jika sumbernya dari
jurnal-jurnal asing terutama Belanda saya memilih membatasi diri untuk tidak
membacanya. Salah satu buku yang say abaca tentang Diponegoro adalah ‘Api
Sejarah” karya Ahmad Mansur Suryanegara. Tulisannya bagus dan detail. Terlihat sekali
tulisan yang berisi ghirah perjuangan pangeran Diponegoro. Karena beliau memang
seorang pejuang, seorang mujahid maka layk ditulis dengan tinta emas.
Saya selalu bilang sama anak-anak. Kita
beruntung, karena tinggal di tempat yang menjadi saksi sejarah perjuangan
pangeran Diponegoro yakni di Yogyakarta. Harapannya, jejak perjuangannya bisa
tetap menginspirasi sepanjang masa. Agar jangan menyia-nyiakan masa muda. Tetap
berada dalam barisan pejuang agama dan kebenaran. Tetaplah berada dalam barisan
yang menghidupkan perlawanan terhadap kebathilan. Karena kitalah Diponegoro
selanjutnya.
Tidak ada komentar
Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.