Cerita Masa Kecil




Masa kecil saya dihabiskan di Kalimantan. Mulai dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Dan rata-rata tinggalnya bukan di kotanya. Tetapi di pelosok hutan sana. Bapak bekerja di sebuah perusahaan kayu milik asing. Kami tinggal di camp khusus pekerja. Menyebutnya camp. Tetapi fasilitasnya terhitung lengkap. Karena disediakan pusat kesehatan, pasar, perumahan pekerja, rumah ibadah dan sekolah.


Nah ketika mama sudah tidak bersama bapak kami tinggal di Kalimantan tengah. Masih di perusahaan kayu. Tetapi mama membuka warung makan sekaligus usaha catering. Saya dan dua saudara saya yang lain bersekolah di sekolah milik perusahaan tersebut. Bisa dibilang sekolahnya lebih maju dibandingkan sekolah milik masyarakat setempat. Bahkan sekolahnya jadi jujukan beberapa desa di sekitar perusahaan. Sewaktu SD dan SMP saya termasuk anak yang rajin. Mikirnya sih karena gam au merepotkan mama. Dari SD sampai SMP tuh saya selalu di peringkat pertama. Dan suka banget berorganisasi. Saat SMP saya terpilih menjadi ketua OSIS. Saat SD saja saya ikut sebuah lomba bahkan lolos sampai ke Jakarta. Ikut dokter kecil untuk perwakilan Kalteng, dll. Nah saat SMP itu saya aktif di pramuka. Dan terpilih mengikuti Jambore Nasional 1996 di Jakarta.
Bisa dibilang saya suka banget pramuka. Kemampuan saya terasah di kegiatan ini. Apalagi perusahaan tempat kami tinggal bekerja sama dengan yayasan pendidikannya mengadakan evet perkemahan tahunan yang diikuti oleh semua perwakilan pramuka se-DAS Katingan. Bisa dibayangkan kerennya acara ini. Perkemahan yang diikuti oleh Pramuka Penggalang seluruh kawasan Katingan. Pesertanya terhitung banyak.
Dan tentu saja saya menjadi peserta juga. Biasanya saya menjadi pimpinan regu atau wakil regu. Dan seringnya regu kami meraih juara umum. Ada satu hal yang saya ingat saat mengikuti perkemahan tersebut salah satu kegiatannya adalah tali temali. Lomba tali temali itu diikuti oleh semua regu pramuka yang hadir di perkemahan tersebut. Para peserta di beri beberapa tongkat kayu dan tali. Kemudian diminta membuat jembatan. Saat itu kami berdiskusi. Semua pendapat teman satu regu mengingankan membuat jembatan begini-begini. Sedangkan saya kok tidak melihat ada jembatan yang bisa dibangun dengan cara seperti itu. Kebetulan saat SMP itu saya suka banget baca kisahnya Winnetou dari DR. Karl May. Itu lo novel legendaris tentang kepala suku Indian dan kawannya yang bernama Old Shatterhand. Dari kisah itu saya kemudian terinspirasi membuat jembatan kayu untuk menyebrangi sungai. Dan saat jembatan semua hasil dari masing-masing regu dikumpulkan. Jembatan milik regu kamilah yang bisa berdiri tegak. Sedangkan jembatan lainnya ambruk ga karuan. Dan kelompok kami ditetapkan sebagai juara. Satu-satunya jembatan yang benar-benar bisa disebut sebagai kontruksi jembatan yang aman untuk disebrangi. Padahal saat itu lomba itu untuk seluruh regu baik perempuan maupun laki-laki. Rasanya terkejut aja. Kok bisa ide dari sebuah novel bisa menginspirasi. Hahahaha. Dari situ saya selalu menanamkan sama diri sendiri. Jangan Pernah Berhenti Membaca.

Tidak ada komentar

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.