Sudah beberapa tahun ini selama puasa
saya tidak mengambil pekerjaan liputan. Kecuali pekerjaan online yang bisa
dilakukan sambil menemani anak-anak. Dan juga jarang ikutan acara bukber.
Kecuali atas beberapa pertimbangan alasan silaturahmi dengan kerabat maupun
kawan-kawan. Saya dan keluarga lebih berusaha focus mengisi bulan ramadhan. Dan
pekerjaan paling utama sih mendampingi anak-anak yang baru belajar puasa penuh.
Tahun ini Mush’ab sudah berpuasa
secara full seharian. Dari pagi sampai maghrib. Meskipun beberapa kali dia
merengek minta puasa bedug tetapi dengan rayuan pulau kelapa, eh rayuan emaknya
akhirnya niatnya luruh juga. Hahahaha.
Yang jadi ujian di rumah buat
anak-anak yang berpuasa itu ya si Miqdad. Tiada lain tiada bukan. Miqdad ini
ekspresif banget hidupnya. Segala sesuatu diekspresikannya dengan sangat baik.
Jika dia minum air dari kulkas dia akan membaca basmallah dengan nyaring. Dan ucapan
rasa syukurnya diucapkan begitu nikmat. Membuat abang-abangnya yang kehausan di
tengah bulan puasa merasa sangat terintimidasi. Huahahaha.
Dan kalau udah gitu si abangnya, Mush’ab
jadi merengek ke saya minta diperbolehkan puasa setengah hari. Dan saya pun
mulai mencari strategi untuk menguatkan si abangnya ini. Di tengah hari yang
panasnya, Subhanallah, dan air kulkas yang begitu menggoda iman. Saya berkali-kali
menyemangati Mush’ab dengan keutamaan orang berpuasa. Mengingatkan dia betapa
nanti es sirup dengan telur kodok (biji selasi) begitu nikmat bagi orang yang
berpuasa. Dan tak lupa susu SGM Aktif dingin yang boleh dia minum setelah
berbuka. Tak sampai di situ. Saya kemudian mencari alternative lain agar
rengekannya tidak menyambung saat iqomah berkumandang. Biasanya saya seseli
(sisipkan duit 2 ribu) ke dalam kantong baju kokonya saat dia akan berangkat
salat dhuhur ke masjid. “ Ayo pejuang Ummi. Kuat sampai maghrib”. Begitu kira-kira
yel-yel yang saya teriakkan.
Alhamdulillahnya, puasa sudah hari
ke-16 ini Mush’ab hanya kehilangan 1 hari berpuasa. Karena sakit. Dan sekarang
dia sudah menemukan ritme berpuasa yang pas. Seusai sahur dia ikutan ayahnya salat
subuh ke masjid. Pulangnya keliling kampong dulu. Ke sawah, ke pasar buat beli
beberapa belanjaan pesanan emaknya, atau membeli bibit ikan di pasar. Sampai rumah
mandi, salat dhuha dan belajar sebentar sampai ayahnya berangkat ngantor. Terus
main sama temen-temennya. Dan setelah salat dhuhur tidur sampai ashar. Setelah salat
ashar langsung bersiap mandi dan berangkat TPA dan berbuka di masjid.
Saya yakin kenangan tentang hari-hari
selama berpuasa ini akan bersifat longtime. Akan menjadi kenangan yang lama
terjaga dalam ingatannya. Kenangan bahwa begitu beratnya menjaga keistiqomahan
dalam beribadah di usia kecil.
Sehat terus ya Nak. Semoga keshalihan
ini akan berlangsung lama sepanjang usiamu. Dan kelak engkau akan menjadi
penegak dan penyeru agam Allah. Aamiin.
Tidak ada komentar
Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.