Inilah Cantik Dari Hati Itu
Ada banyak versi cantik dari hati menurut setiap perempuan. Setiap kepala punya pendapat mereka
sendiri. Dan ini pendapat saya tentang cantik dari hati setelah saya membaca
kisah seorang sahabat perempuan Rasulullah, Rumaisha Binti Malhan.
Cantik Dari Hati Itu Adalah Saat Kita Taat Pada
Perintah-Perintah Allah
Adalah sebuah kisah agung
yang tercatat dalam sejarah. Saat seorang pemuda tampan dari kalangan bangsawan
Quraish mendatangi seorang janda di kalangan wanita terpandang Quraish. Pemuda
tersebut adalah Abu Thalhah. Berderak jendela-jendela kayu di kota Makkah jika
Abu Thalhah melewati jalan-jalan di Makkah. Para gadis yang dalam pingitan berebut
mengintip melalui jendela-jendela tinggi. Pemuda ini sangatlah tampan. Baunya harum
karena parfum khusus yang di beli di negeri Syam sana ribuan kilometer dari Makkah.
Kulitnya putih, rambutnya legam, hidungnya mancung dengan mata cemerlang. Jika ia
meminang putri raja sekalipun tidak akan pernah ditolak.
Pada hari itu Abu Thalhah
mendatangi rumah Rhumaisha’ binti Malhan alias Ummu Sulaim seorang janda di
kota Makkah. Ia bermaksud meminang janda tersebut untuk dirinya. Ia jatuh cinta
dengan janda cantik yang terkenal cerdas tersebut. Abu Thalhah sangat yakin
lamarannya diterima. Dan dunia seakan runtuh untuk Abu Thalhah saat Ummu Sulaim
menolak lamarannya. Tubuhnya lunglai seakan tidak percaya saat pinangannya di
tolak. Padahal ia menjanjikan mahar yang sangat mahal untuk wanita tersebut.
Oh tidak dunia serasa
kiamat untuk Abu Thalhah. Apa yang kurang dengan dirinya. Tampan iya sudahnya
gelar bangsawan dan harta melimpah ruah untuk delapan turunan saudara-saudara.
Tetapi Abu Thalhah tidak berputus asa. Hanya
sebentar ia merasa putus asa. Tolakan itu tidak membuatnya lemah. Ia langsung
mengumpulkan kembali amunisi semangat. Ia berjanji akan datang lagi di lain
waktu. Beberapa waktu kemudian Abu Thalhah datang lagi meminang Ummu Sulaim
dengan membawa mahar yang sangat banyak, sebutlah apa yang diimpikan kaum
wanita ada dalam daftar mas kawin Abu Thalhah, celeguk. Ini kenapa saya yang
mupeng. Duh Ummu Sulaim ayo dong terima sajalah lamaran Abu Thalhah ini. Kurang
apalagi seeeh? Hahahaha. Ini kalau saya ada di barisannya Ummu Sulaim sudah deh
jadi kompor nomor wahid biar abang Abu Thalhah di terima.
Dan lagi-lagi abang Abu
Thalhah nan tampan rupawan ini ditolak oleh Ummu Sulaim. Huhuhuhu. Sampai tiga
kali (dalam riwayat disebutkan sampai tiga kali ia melamar) Abu Thalhah ini
melamar Ummu Sulaim tiga kali pula ia ditolak dengan sempurna. Ditolak oleh Janda pula, Perfect!. Fufufufu.
Banting Onta! Hahahaha. Abang lelah Hayati. Jawaban Ummu Sulaim tetap sama. Jadi penasaran apa sih
jawaban wanita hebat ini. Sampai-sampai emas berlian intan mutu manikam lewat
begitu aja.
“ Ya Abu Thalhah, sungguh
Engkau adalah pemuda tampan yang tidak layak untuk di tolak” whueeee, preambulenya manis banget.
“ Akan tetapi saya
seorang muslimah dan tidak patut bagi saya menikah dengan seseorang yang
menyembah patung-patung buatan keluarga fulan? Bukankah patung-patung itu
sangat lemah yang jika Kau sulut dengan api, pastilah ia habis terbakar”
“ Lihatlah maharku
Rumaisha’!” perintah Abu Thalhah.
“Apa Maharmu wahai Abu
Thalhah?” tanya Ummu Sulaim hanya sekedar bertanya, bukan penasaran dengan
maharnya, bukaaaan.
“ Emas dan perak dan
perhiasan” Jawab Abu Thalhah bangga
“ Duhai Abu Thalhah,
sungguh aku tidak butuh emas, perak dan perhiasan. Aku tidak butuh dunia dan
seisinya Abu Thalhah. Cukuplah maharku hanya engkau saja dalam keadaan menjadi
seorang muslim. Cukup itu saja Abu Thalhah” duuuuh jadi mewek Hayati bang. Huhuhu.
Ini kenapa kisah ini membuat saya ingin menangis.
Jawaban ini kemudian yang
mengguncang hati dan pikiran Abu Thalhah. Ia kemudian memutuskan memeluk Islam.
Rumaisha alias Ummu Sulaim mampu menaklukkan hati Abu Thalhah dengan kecantikan
hatinya yang berselaput keimanan yang tinggi pada Yang Maha Kuasa. Bagi Abu
Thalhah itulah wanita tercantik yang pantas menjadi istri dan ibu dari
anak-anaknya kelak. Masya Allah. Terharu.
Dan saya belajar taat
pada perintah Allah itulah sebenar-benarnya cantik.
Cantik Dari Hati Itu Mau Berbagi di Kala Lapang Maupun Sempit
Di
lain waktu setelah mereka menikah pada masa itu Makkah diguncang paceklik. Kebun-kebun
kurma tidak menghasilkan buah yang memadai. Kemudian datang seorang miskin yang
meminta makanan kepada Rasulullah. Tetapi apalah daya sang Nabi Mulia pun tidak
memiliki makanan juga. Ya Allah, nabiku kelaparan. Nabipun meminta kepada para
sahabatnya untuk menjamu sang tamu ini. Kemudian Abu Thalhah mengangkat tangan
bersedia menyediakan makan malam. Di bawalah sang tamu ke rumah mereka. Ummu
Sulaim berbisik pada sang suami “ Duhai Kanda, makanan yang tersedia di rumah
kita hanyalah untuk si kecil. Mereka bisa menangis kelaparan” ucapnya lirih.
“ Buatlah anak-anak tertidur segera,
dan matikan lampu dan hidangkan makanan untuk tamu kita. Biarlah malam ini kita
melipat perut kita” sahut Abu Thalhah pada istrinya tercinta. Dan Ummu Sulaim
taat dengan perintah suaminya. Dan apa yang dilakukan suami istri ini kemudian
di catat oleh sejarah dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr: 9 “ ..Dan mereka
(orang-orang Anshar ) mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka
sendiri. Sekalipun mereka sangat memerlukan (apa yang mereka berikan itu)”. Padahal dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa Ummu Sulaim ini termasuk wanita cantik dan kaya. Ia pandai berhias dan suka mengenakan perhiasan bahkan saat perangpun ia masih memakai gelang kaki sebagai perhiasannya. Tetapi hartanya banyak di sedekahkan untuk orang-orang tak mampu disekelilingnya.
Dan kisah ini menambah keyakinan
dalam diri saya bahwa cantik dari hati itu adalah saat kita mau berbagi.
Cantik Dari Hati Itu Bersabar Atas Ujian dan Merasa Cukup
Atas Pemberian Allah
Suatu saat Ummu Sulaim
dan Abu Thalhah mendapat ujian dari Allah. Putra mereka yang masih kecil
terkena sakit parah. Sampai kemudian saat Abu Thalhah sedang melakukan
perjalanan putra mereka meninggal dunia. Ummu Sulaim pun memberitahu para kerabatnya
untuk tidak menyampaikan berita duka itu pada Abu Thalhah. Setelah putra mereka
dikebumikan Abu Thalhah tiba di rumah. Rumaisha berdandan dengan cantik. Ia berhias
untuk suaminya tercinta. Ia melayani sang suami dengan sepenuh hati. Kemudian malamnya
setelah melayani Abu Thalhah ia bertanya “ Wahai Abu Thalhah seandainya ada
seseorang meminjamkan sesuatu lalu beberapa waktu kemudian ia mengambil
pinjamannya. Apakah akan Kamu tolak?”
“ Tentu saja tidak” Jawab
Abu Thalhah dengan yakin.
“ Kalau begitu
bersabarlah. Putra kita telah diambil kembali oleh pemiliknya” sahut Ummu
Sulaim. Masya Allah.
Pagi harinya Abu Thalhah
mengadukan itu kepada Rasulullah. Dan beliau bersabda “ Allah memberkahi apa
yang telah kalian lakukan kemarin”. Seorang sahabat dari kaum Anshar berkata
Ummu Sulaim dan Abu Thalhah dikaruniai 9 anak dan semuanya hafal Qur’an. Dan
yang membuat merinding adalah saat Rasulullah menjalani peristiwa Isra’ dan Mi’raj
beliau melihat Ummu Sulaim di Surga. Duuuuuh ngiri. “ Aku diperlihatkan surga.
Aku melihat istri Abu Thalhah. Dan aku juga mendengar suara sandal di depanku
ternyata itu sandal Bilal bin Rabbah” {HR. Muslim(2457) Ahmad (6/389-390) Abu
Ya’la (6/51)}. Duhai para wanita kecantikan seperti apalagi yang kita butuhkan
dibandingkan dengan kemuliaan dijamin
masuk Jannah?. Dimana tempat yang tak
adalagi gundah gulana, resah dan musibah. Tempat yang mengalir sungai-sungai
dari madu dan susu. Tempat dengan buah-buahan matang yang selalu tersedia. Dan tempat
dimana kita bisa berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai dan mereka
mencintai kita karena Allah.
Akhirnya perjuangan Abu Thalhah berbuah manis ya :)
BalasHapusIya, duh ikut seneng u Abu Thalhah hahaha
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusIya, duh ikut seneng u Abu Thalhah hahaha
HapusCantik itu..kamu..wkwkwkwk..*gombal mode on.
BalasHapuskisahnya menyentuh dan inspiratif
BalasHapusCantik itu emang sebagoan dari rasa iman dan percaya sama Tuhan ya mbak. Inspirig ceritanya TFS
BalasHapus