Tips Melihat Minat Dan Bakat Anak

 


Beberapa orangtua bertanya pada saya bagaimana untuk mengetahui bakat dan minat anak?. Sejujurnya ini yang paling tahu ya orang terdekat dan para ahli yang mempunya sertifikasi untuk melakukan assessment untuk minat dan bakat anak. Meskipun ada beberapa orangtua yang beneran buta tentang minat dan bakat anaknya. Atau malah menutup mata dengan minat dan bakat anak karena dianggap tidak prestigious, haduh. Atau karena memang biasanya minat anak terhadap sesuatu berubah seiring tumbuh kembang dan juga stimulasi lingkungan. Catat ya ‘stimulasi lingkungan’.



Mau gam au memang selain bakat dari pemberian Allah ada juga minat anak yang bertumbuh seiring dengan semakin luasnya pergaulan anak dengan dunia luar. Ada anak yang biasanya sudah tahu kesukaannya pada suatu hal sejak usia masih belia. Tapi ada juga yang masih gonta-ganti cita-cita sampai kuliah, hehehe. Tapi satu hal, belajar hal baru dan bertemu banyak orang berpengaruh lo terhadap minat anak terhadap suatu hal.

Berikut saya beri sedikit tips untuk mengamati minat dan bakat anak untuk membantu anak memilih studi atau jurusan yang tepat untuknya.

1.

     Amati kecenderungan anak. Ini paling mudah dan murah sebenarnya. Kecenderungan anak pada suatu hal ini bisa diamati oleh orangtua dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak yang berbakat di olahraga akan terlihat sangat kinestetik atau lincah. Mudah menangkap bola atau menendang bola lebih tepat ke gawang, misalnya. Refleknya bagus saat menghindari benda atau sesuatu yang menimpa tubuhnya.anak-anak yang menyukai music juga mudah terlihat akan kecenderungannya terhadap nada dan sesuatu yang ritmik. Ini bukan sekedar menyukai music ya. Karena untuk menyukai mendengarkan music itu ada istilah sendiri.

2.     Lihat saja histori youtube atau pencarian pada googlenya. History pencarian ini sebenarnya harta karun bagi para orangtua dalam mengawasi anak lo. Kecuali anak yang sudah paham untuk menghapus histroi, ini tidak berlaku. Hahaha.

3.     Mengikutkan anak pada test-test untuk bakat dan assesmen yang biasanya disediakan oleh lembaga tumbuh kembang anak. Anak sulung saya dulu pernah mengikuti test sidik jari. Meskipun itu masih banyak mendapat perdebatan di kalangan ahli. Ada test psikologi, dan test lainnya. Dan ini memang harus ke ahlinya.

4.     Ajak anak berbicara dua arah dengan orangtua. Tanya apa yang mereka inginkan. Beri pandangan kita terhadap suatu hal dan dengarkan pendapat mereka terhadap suatu hal. Ini paling solutif menurut saya. Anak adalah invidu merdeka mereka punya hak untuk mengeluarkan pendapat. Tetapi sebagai anak yang usianya masih minor mereka butuh panduan dan arahan orang dewasa. Inilah tugas kita sebagai orang dewasa memberikan dia pandangan-pandangan sebagai orang yang lebih berpengalaman dari mereka. Orangtua belajar untuk menghargai pendapat anak dan anak belajar menghormati orang yang lebih dewasa. Insya Allah ini lebih berkah.

 

Tidak ada komentar

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.