Inner Child Dan Kesempatan Memperbaiki Diri

 


Issu Inner child ini beberapa kali naik di temlen sosmed. Bahkan beberapa diantaranya malah jadi blunder. Pernah komunitas kami mengadakan kajian tentang inner child ini kemudian mengundang seorang psikolog. Kebetulan yang jadi pesertanya adalah akhwat-akhwat kampus. Dan ujung-ujungnya pada menyalahkan masa lalu. Dan komunitas itu kemudian mendapat teguran keras dari seorang psikolog dan penulis buku-buku parenting ternama di Jogja. Ga perlu ya saya sebutkan siapa psikolog yang mengkritik tersebut. Karena saya sendiri sangat menyukai buku-buku yang beliau tulis. Dan saya berada di pihak beliau dalam kasus tersebut.


Sejujurnya saya agak terkaget-kaget juga saya menemukan beberapa remaja yang kemudian menyalahkan orangtua mereka atas keadaan yang mereka terima hari ini. Dan dengan mudah mencaci maki orangtua mereka di sosmed. Astaghfirullah. Meskipun memang banyak kasus inner child ini tetapi menurut saya (kebetulan latar belakang pendidikan saya saat ini adalah pendidikan islam konsentrasi pendidikan islam berbasis keluarga) setiap muslim sudah seharusnya belajar untuk menerima masa lalu mereka dan memperbaiki hidup mereka hari ini. Ini prinsip sebagai seorang muslim. Bahkan dalam islam saja disebutkan bahwa Allah mengampuni segala dosamu ketika kamu bertaubat kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Tak hanya itu bahkan catatan paling riil tentang ini adalah firman Allah Bahwa Allah mengampuni segala dosa di masa lalu seseorang ketika mereka kembali kepada Islam. Ini benar-benar hadiah luar biasa dari Allah untuk orang-orang yang bertaubat.

Memaafkan Yang Sudah Berlaluparenting

Saya sendiri berangkat dari keluarga yang tidak utuh. Ibu saya single parents. Dulu saat masih remaja dan belum bertemu dengan nikmatnya islam saya sering menyalahkan ibu saya kenapa tidak bisa memilih jodoh yang terbaik. Hahaha. Dikira milih jodoh itu kayak beli kacang apa, dasar pikiran anak abege labil. Tetapi ketika saya mulai belajar islam dengan insentif dan mengkaji kitab-kitab saya menemukan jawaban pentingnya kita memaafkan kesalahan orangtua di masa lalu dan kewajiban kita berbakti pada mereka menjadi jalan surga bagi kita. Harus saya akui cara mendidik orangtua saya ga ideal sama sekali menurut saya. Tetapi kemudian saya mempelajari parenting islam dengan lebih intens. Bahkan mengambil S2 di pendidikan islam. Saya ingin anak-anak saya tidak mengalami apa yang saya alami dahulu.

Selain itu saya lebih banyak melakukan dialog dengan anak-anak. Dan meminta maaf secara terbuka kepada mereka. Baik antar anak dan saya atau saat mereka berkumpul di rumah. Saya haturkan permohonan maaf saya secara tulus karena belum menjadi orangtua terbaik bagi mereka. Saya katakan bahwa “ Kita tidak bisa memilih orangtua dan keluarga tetapi kita bisa memilih teman” maka saya meminta mereka mencari teman yang shalih sebanyak mungkin sebagai penambal sulam atas yang kurang lengkap dalam keluarga.

Alhamdulillah saya sendiri merasa kelegaan luar biasa atas tuntunan islam dalam meneladani orang-orang shalih menghadapi inner child. Yang pasti semua orang berpotensi melakukan kesalahan baik dia orangtua maupun anak. Tetapi kepastian bahwa kesalahan bisa diampuni dan memperbaiki diri hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok daripada hari ini.

Tidak ada komentar

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.