Ramadhan Kali Ini

 

Masjid Jamek KL (April, 2019)




Ramadhan kali terasa sekali bedanya. Mau gimana lagi taqdir berjalan seperti ini. Kata Lara Jane “ Kehidupan itu tidak pernah berjalan seperti yang kita rencanakan”. Ya namanya juga hidup. Bayangkan kita ini tinggal di bumi yang literally adalah wahana luar angkasa. Bumi itu selain berputar pada porosnya ia juga berputar mengelilingi matahari yang matahari juga berputar dan menjelajahi jagat raya. Makanya ga heran kehidupan kita di bumi ini jumpalitan tanpa kita sadari. Jangan sombong dengan satu keadaan yang baik. karena kita tidak pernah bisa menetapkan keadaan akan tetap baik-baik saja bahkan dalam hitungan detik ke depan. Masa depan benar-benar rahasia Allah. Dah-lah, ini preambule panjang bener.


Tadinya sebelum negara api menyerang, halagh, saya sudah menyiapkan modul tentang melek finasial untuk anak-anak abege yang kalau ramadhan pada kumpul di rumah. Sudah saya rencanakan dengan detail materi yang akan saya sampaikan ke mereka tentang kedudukan harta bagi seorang muslim. Karena mereka nanti setelah lebaran balik ke pondok. Jadi saya rasa tepat banget ngasih materi tentang kekayaan, aset, finasial, dll, ke para abege itu. Tetapi, rencana tinggal rencana. Sampai puasa hari ke-13 ini materi itu belum ta sampaikan ke mereka. Saya sendiri mengganti hampir semua rencana yang tadinya saya susun untuk ramadhan ini. Tuh-kan mudah banget bagi Allah mengubah seluruh rencana hidup kita hanya dalam kedipan mata. Laa Haula Wala Quwwata Illa Billah.

masjid Perak, Kota Gedhe


Meskipun banyak rencana berganti tetapi ada beberapa kebiasaan yang tetap berjalan selama Ramadhan ini.

1.     Gantian menyiapkan sahur. Iya, di rumah kami yang menyiapkan sahur ga Cuma saya. Tapi gantian. Mulai dari saya, kemudian ayahnya dan anak-anak abege. Karena anak abege kalau puasa itu jadi 3 orang. Berarti gantian 5 orang yang menyiapkan sahur. Tapi ramadhan tahun ini jadi empat orang yang menyiapkan sahur. Lumayanlah buat saya sebagai emaknya, bangun-bangun tinggal makan.

2.     Mengejar khatam 30 jus dalam sebulan. Ini tradisi tahunan. Sayang aja kalau ga ngejar pahala memperbanyak membaca Al-Quran di bulan suci ini.

3.     Membaca lebih banyak buku. Tadinya saya biasanya mengulang membaca kitab-kita sirah nabawiyyah yang ada di rumah. Dan juga buku-buku tarikh Islam. Tetapi dari sebelum puasa saya sudah minjem banyak buku dari perpus pascasarjana. Jadi mau ga mau kudu baca buku-buku literatur untuk tesis. Lumayanlah bisa namatin sekelas kitab “ Ulumul Hadist, Sejarah pendidikan Islam, Kelengkapan Tarikh Muhammad, dan beberapa buku lain.

4.     Ga ada bukber. Iya, saya membatasi banget acara selama ramadhan kecuali urusan urgen. Bahkan sejak beberapa tahun terakhir saya tidak mengambil kerjaan apapun selama ramadhan terutama pekerjaan offline. Ingin fokus kumpul sama keluarga aja sih. Berbuka bareng anak-anak.

5.     Biasanya waktu masih ada sibapak kalau dia ga tugas ke luar kota kami safari salat tarawih dari masjid ke masjid. Apalagi masjid-masjid di Jogja itu vibes-nya beda. Syahdu dan kebanyakan masjid-masjid tua. Sayangnya sejak pandemi tahun lalu kami ga bisa safari salat tarawih lagi. Biasanya yang ga pernah ketinggalan itu salat tarawih di Masjid Kampus UGM, Masjid Jogokariyan.

Alhamdulillah ramadhan tahun ini kami diberikan kesehatan. Doa yang saya lantunkan kepada Allah adalah agar kami sekeluarga diampuni segala dosa dan kesalahan kami oleh Allah, dilimpahi kesehatan, keselamatan, perlindungan dari marabahaya dan tipu daya manusia, ditetapkan dalam kesabaran, dikuatkan ketaatan dalam iman, dikumpulkan dengan orang-orang shalih, anak-anak menjadi anak-anak shalih-shalihah menjadi perhiasan mata ayah-ibunya, diberikan limpahan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat dan dijadikan bagian dari kejayaan kaum muslimin. Aamiin.

Tidak ada komentar

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.